BAGIAN TIGA BELAS |Hujan|

11 1 0
                                    

Happy Reading

"Hujan memang dingin, tapi dibalik itu kau bisa menangis sepuasnya saat hujan datang. Tidak akan ada yang mendengar, karena hujan menutupi suara tangis mu."

****

Alena memandangi langit malam yang tak tertampan bintang satu pun. Rembulan pun tampak malu-malu, ditutupi oleh awan hitam.

Meski malam, Alena yakin sepertinya malam ini akan hujan karena langit tampak mendung.

Gadis berambut panjang itu menyusuri jalan besar yang tampak lenggang.

Semilir angin membuat Alena semakin memeluk erat tubuhnya.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Tadi setelah makan malam, Heina, Bunda Alena, menyuruh nya untuk membeli beberapa barang yang sudah habis.

Mau tidak mau setelah mandi Alena menurutinya.

Untung jarak rumah nya dengan supermarket tidak lah jauh dan bila berjalan kaki hanya membutuhkan waktu sekita tujuh menit.

Alena tiba-tiba teringat  kejadian di parkiran tadi. Angga yang tiba tiba sudah ada di motornya saat Alena berbalik setelah berbincang dengan Aji. Entak sejak kapan cowok itu berada di sana.

Aneh, Angga sama sekali tidak mengajaknya bicara selama perjalanan pulang tadi.

Alena memasuki supermarket yang tampak sepi. Hanya ada sekitar empat orang, sepasang suami istri dan dua orang anak anak.

Setelah mengambil barang yang dititipkan Heina, Alena membawa semua barang belanjaan nya ke kasir.

Dressss.....

Tiba-tiba hujan turun, mulai dari gerimis hingga lumayan deras.

Alena menghela nafas, dirinya tidak membawa payung, itu artinya dia harus menunggu sampai waktu yang tidak dapat di tentukan.

Alena membawa plastik belanjaannya keluar. Melihat tidak ada kursi yang kosong, Alena akhirnya memilih berdiri disebelah pintu masuk.

"Hujan awet begini kapan berhentinya," Alena mendumel sendiri.

Alena merogoh saku jaketnya, mencari benda pipih bebentuk kotak bernama handphone. Merasa benda yang dicarinya tidak ada, Alena menghela nafas.

"Alena kan?"

Tiba tiba seseorang menepuk bahunya.

Alena menoleh mendapati seorang cowok yang menyapanya.

Alena mengangguk mengiyakan, membuat cowok itu tersenyum.

Tak ada obrolan apa pun setelah itu. Keduanya terdiam memandangi deras nya hujan diluar sana.

"Rumah lo di perumahan ini?" tanya Aji.

"Iya. Rumah lo di perumahan ini juga?"

Aji mengangguk mengiyakan.

Cowok itu kembali bersuara. "Gue blok G."

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang