BAGIAN ENAM |Bareng?|

18 2 0
                                    

Alena mengaduk-ngaduk lemon tea nya menggunakan sedotan. Sudah hampir setengah jam ia berada di cafe ini.

Alena menghela nafas. Dirinya sungguh bosan. Cowok yang duduk di depannya sepertinya juga sama bosannya dengan dirinya. Cowok itu tak mengatakan kata apapun saat datang tadi, cowok itu berubah menjadi pendiam.

Bundanya dan Tante Winda dari tadi mengobrol tanpa mengingat anak mereka masing masing.

Alena menghela nafas. Cewek itu menyalakan handphone nya. Tidak ada notifikasi apapun. Ia kembali mematikan handphone nya.

"Oh iya ngomong ngomong kamu sekolah dimana Alena?" tanya Tante Winda tiba-tiba.

Pertanyaan yang dari tadi ia hindari, akhirnya ditanyakan juga oleh teman Bundanya itu.

"Di SMA Gemilang Tan."

"Loh berarti sama kayak Angga dong," kata Tante Winda menoleh ke arah anak semata wayang nya.

"Apa jangan jangan kalian udah kenal lagi?" tanya Bundanya ikut menimpali.

Uhukk... Uhukk...

Angga yang sedang memakan nasi gorengnya tiba tiba saja tersedak. Cowok itu segera menggapai air mineral yang ada disebelahnya.

"Pelan pelan Ga makannya," ujar Tante Winda.

Alena menatap Angga yang masih meminum air mineralnya.
Tiba tiba mata mereka bertemu. Tidak sampai dua detik Alena langsung mengalihkan tatapannya.

"Jadi kalian udah saling kenal belum nih?" tanya Bunda lagi.

"Udah."

"Belum."

Keduanya sontak menatap satu sama lain. Alena menatap Angga seolah mengatakan "ngapain si lo pake jujur?". Sementara Angga tersenyum tipis menanggapinya.

"Ini yang jujur siapa?"

"Angga Ma," bela Angga.

Alena hanya diam tanpa pembelaan. Cewek itu menunggu perkataan Angga yang selanjutnya.

"Waktu itu Angga pernah nganterin Alena pulang," jelas Angga.

Alena menghembuskan nafas kesal. "Pasti Bunda bakal nanya yang aneh aneh," batin Alena.

"Ohh jadi kamu yang kemarin nganterin Alena pulang. Maaf ya Tante gak tau, soalnya Alena gak mau cerita," ujar Bundanya sambil melirik Alena sekilas.

Angga tersenyum menanggapinya. Angga menatap Alena yang menatapnya dengan wajah kesal. Angga hanya tersenyum dan menggeleng geleng kan kepala melihat wajah Alena.

****

Huffttt....

Alena merebahkan dirinya di kasur yang empuk. Dirinya baru saja sampai setelah hampir dua jam menemani Bundanya.

Alena menatap langit langit kamar nya yang dihiasi stiker bintang. Dirinya jadi teringat obrolan nya dengan Tante Winda sebelum pulang.

Flashback on.

"Alena kalo sekolah naik motor sendiri?" tanya Tante Winda.

"Nggak Tan, dianterin sama abang," jawab Alena. Tante Winda mengangguk mengerti.

"Yah tapi bentar lagi kakaknya kan udah mau masuk kuliah, paling nanti naik ojol," jelas Bunda.

"Loh kenapa gak bareng aja sama Angga? Rumah kamu masih yang dulu kan Rin?" Bundanya mengangguk mengiyakan.

Alena yang mendengar hal itu sontak membulatkan matanya. Sementara Angga tersenyum senang. Baginya lebih mudah mendekati Alena kalau begini.

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang