BAGIAN SEPULUH |Manis|

16 3 0
                                    

Happy Reading

"Lo bener minum yang manis manis itu gak baik, apalagi kalo minum nya sambil liat lo, auto diabetes."

*****

"Lo nggak papa kan kalo gue ajak makan disini?"

Didepan nya terdapat sebuah gerobak yang bertuliskan 'Ketoprak' di depannya.

Bukannya menjawab gadis itu malah duduk di kursi dan meja yang telah disediakan.

Angga tersenyum simpul. 

Angga segera menghampiri ketoprak langganan nya itu.

"Eh, Angga. Bawa siapa nih? Pacar nya eta teh?" 

Alena yang mendengarnya sontak mendengus.

"Belum Mang Budi, masih calon," canda Angga.

Penjual ketoprak berdarah sunda itu tertawa.

Alena dapat menyimpulkan bahwa Angga sering makan disini, terlihat bahwa mereka mengobrol seperti sudah akrab.

"Biasa ya Mang dua."

"Pedes gak buat calon pacarnya?"

Angga sontak menoleh ke arah Alena.

"Lo..."

Belum sempat Angga bertanya, Alena lebih dulu menjawab.

"Pedes pak."

Tanpa disengaja mata mereka bertemu. Tak berapa lama Alena mengalihkan pandangannya, berpura-pura mengamati taman.

Angga menghampiri Alena yang tengah mengeluarkan handphonenya. Alena yang tersadar bahwa Angga telah duduk didepannya, segera memasukan handphone nya ke dalam tas.

Angga tersenyum. "Ini adalah tempat favorit gue di Jakarta. Lo udah pernah kesini sebelumnya?"

Alena menggeleng. Ia tidak pernah menyangka bahwa di padat nya kota Jakarta, masih ada taman yang asri dan sejuk.

Tak lama pesanan mereka datang. Tak lupa Alena mengucapkan terima kasih. 

"Eh sampe lupa ieu teh." Mang Budi mendumel sendiri sambil menepuk dahinya.

"Mau minum apa neng geulis?" 

Alena tersentum simpul. "Es teh tawar aja pak."

"Ehh, jangan panggil pak atuh. Panggilnya teh Mang Budi."

Alena kembali tersenyum. Angga memperhatikan Alena diam diam.

"Manis," pikir Angga.

"Saya gak di tanyain mang?"

Mang Budi yang hendak kembali ke gerobaknya, lantas menghentikan langkah.

"Kamu mah kan udah biasa."

Angga tersenyum sambil mengacungkan jempol.

Alena mengaduk ketoprak nya. Mencampur bumbu kacang itu pada komponen lainnya.

Alena memasukan suapan pertama ke dalam mulutnya.

Memang benar kata Angga, ini adalah ketoprak terenak yang pernah ia makan.

Alena segera memakan ketoprak nya lagi.

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang