6. Tragedi

533 51 3
                                    


"Vialectea"

Ini masih pagi, dan Lami rasa dia sama sekali belum mengajak bicara siapapun apalagi berbuat masalah. Lalu ini ? kenapa namanya sudah disebut oleh mulut berbisa dari pria ehem "tampan" yang menjadi kakak seniornya ini. Sungguh, meskipun tampan tapi Lami sama sekali tidak mengharapkan namanya disebut oleh pria itu

Dengan sedikit keberaniannya, Lami mulai mendongakan kepalanya yang mulanya tertunduk "Iya kak"

Dengan sedikit keberaniannya, Lami mulai mendongakan kepalanya yang mulanya tertunduk "Iya kak"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buk

"bawakan tasku" ujar Jeno setelah melempar tasnya kepada Lami

"ha ?" ucap Lami spontan

"kau tuli ? apa aku harus berteriak tepat di telingamu ?

Gugup dan takut. Hanya itu yang dapat Lami rasakan. Pagi ini dia ada prentasi tugas dari Jaehun Saem, dia harus belajar dan membagi bagian dengan Yerim, karena itulah dia berangkat lebih pagi dari biasanya "emm, Jeno Sunbae. Itu.."

Menaikkan satu alisnya, Jeno menatap tajam pada gadis Vialectea di depannya "apa ? kau mau menolak ? mau kucabut beasiswamu dan pangeran Vialecteamu itu ?"

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut seniornya itu seketika membuat tubuh Lami menegang, jika itu sudah bersangkutan tentang beasiswanya ia tidak bisa berkutik lagi, ia benar-benar takut jika ancaman yang selama ini diajukan seniornya ini akan benar terjadi nantinya meskipun kakaknya selalu mengatakan bahwa itu tidak akan terjadi.

"tidak sunbae, aku akan membawakan tasmu" jawab Lami takut-takut

"bagus" ucap Jeno lalu mulai melangkahkan kakinya menyusuri lorong sekolah

Namun Lami dibuat heran saat mereka telah sampai didepan kelas kakak seniornya ini, pria itu malah berjalan melewati kelasnya. Lami tidak mungkin salah, karena dia sering melihat pria Aurega itu keluar dari kelasnya

"ani..itu, sunbae" suara Lami mengintrupsi

"kalau kau ingin mengatakan bahwa kelasku sudah terlewat aku tidak ingin mendengarnya. Ikuti saja aku dan jangan banyak berbicara dan bertanya"

Kalimat panjang itu tentu sukses membuat keberanian Lami semakin ciut. Oke, sepertinya dia memang harus diam sebelum Drakon didepannya ini mencabiknya

Dan setelah beberapa saat, akhirnya langkah Alpha berhenti didepan ruangan yang Lami ketahui adalah markas Lee Jeno Aurega dan teman-temannya, tidak heran memang kalau dia memiliki ruangannya sendiri, jangan lupakan kalau seniornya ini adalah anak pemilik sekolah.

"buka pintunya" titah mutlak Jeno kepada Lami

Tanpa menunggu perintah kedua, Lami segera membuka pintu yang ada di hadapannya

Setelah pintu terbuka, Jeno lalu memasuki ruangannya itu dan dengan santainya membaringkan tubuhnya di sofa yang ada disana serta menutup matanya dengan lengan kanannya. Dan jujur saja, Lami bingung harus apa.

NEBULA ANDROMEDA  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang