7. Kotak Bekal Berwarna Pink

504 54 0
                                    

"kau bodoh Hina kau bodoh, kenapa kau masih memikirkan kejadian kemarin. Kau bukan siapa-siapa, tidak berhak untukmu untuk merasa cemburu" rutuk Hina pada dirinya sendiri

"kau mau belanja atau akan terus bergumam dan memukuli kepalamu sendiri"

"kau mau belanja atau akan terus bergumam dan memukuli kepalamu sendiri"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"astaga"

Hampir saja Hina menjatuhkan kotak sereal yang sedang ia pegang, terkejut tentu saja karena orang yang sedang ia pikirkan sejak kemarin tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya

"Jaemin, a..apa yang kau lakukan disini ?" tanya Hina dengan gugup

"tentu saja berbelanja, bukan bergumam sepertimu. Kalau kau sudah selesai dengan kotak serealmu bisa kau menyingkir ?"

"a..ah iya, maaf"

Setelah mengambil serealnya, Jaemin melenggang pergi dari hadapan Hina tanpa mengucapkan sepatah katapun yang dimana itu membuat Hina jadi semakin menunduk dalam.

"apa Jaeminmu itu tidak membalas cintamu ?"

Lagi ? suara yang membuat tubuh Hina menegang namun dengan peilik suara yang berbeda. Dengan ragu sekaligus takut, Hina mengangkat kepalanya untuk menatap orang yang saat ini ada didepannya

 Dengan ragu sekaligus takut, Hina mengangkat kepalanya untuk menatap orang yang saat ini ada didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno Sunbae"

Dengan menampakkan smirknya Jeno kembali berucap "kasihan sekali, menyukai seorang malaikat pelindung tapi hatimu sendiri tidak bisa terlindungi"

"harusnya kau tau seperti apa Vialectea itu, dia melindungi banya wanita tapi tidak dengan hati mereka. Dan kau adalah salah satu dari mereka yang kusebut"

"a..apa maksud sunbae ?" tanya Hina dengan nada gugup setengah mati

"berpura-pura bodoh ? atau kau memang bodoh ?" ujar Jeno dengan raut wajah yang meremehkan. Lalu setelah itu melangkahnkan kakinya pergi meninggalkan Hina yang masih terdiam dengan pikirannya.

"ah kau juga harus tau, Jung Yerim akan menjadi saingan terberatmu" ucap Jeno sebelum dia benar-benar pergi dari tempatnya

Dan tanpa disangka, setetes air mata kahirnya jatud dari salah satu sudut matanya

NEBULA ANDROMEDA  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang