Keesokannya, Gabrian berangkat bersama dengan Iqbal karena kebetulan motor Iqbal sedang diservice di bengkel.
Hubungan Rana dan Gabrian semakin baik. Begitu pula dengan hubungan Iqbal dengan Fira. Fira merespon baik Iqbal. Sehingga Iqbal berniat untuk mengenal Fira lebih jauh.
Baru kali ini Iqbal ikut dengan Gabrian ke kelas Rana saat jam istirahat. Biasanya ia ke kantin duluan.
Saat mereka sudah sampai di depan kelas Rana, Rana dan teman-temannya sudah menunggu di depan kelas. Gabrian tersenyum ke arah Rana. Begitu pula Iqbal yang tersenyum ke arah Fira.
"Yuk, ke kantin." Ajak Iqbal sembari tatapannya tertuju pada Fira.
"Yah, gua jadi nyamuk kalian dong." Ucap Elsa cemberut.
"Makanya kalo punya pacar jangan yang di sekolah lain. Kan kasian berasa jomblo." Sahut Fira tertawa.
"Ikut kita atau makan sendiri, Sa?" Tanya Rain kepada Elsa.
"Makan bareng kalian aja deh. Gapapa keliatan jomblo. Gapapa juga jadi nyamuk. Yang penting kenyang." Jawab Elsa nyengir kuda.
"Yaudah, yuk!" Sahut Gabrian.
Saat di perjalanan menuju kantin, mereka kembali menjadi pusat perhatian. Bukan karena Gabrian yang menggenggam tangan Rana sepanjang perjalanan, tetapi tatapan para siswi yang tertuju pada Iqbal, manusia es nan cuek itu baru kali ini berjalan berdampingan dengan seorang perempuan. Apalagi perempuan itu adalah seorang siswi baru.
Para siswi yang ada di sepanjang koridor menatap Rana dan Fira dengan tatapan iri karena mampu menaklukkan most wanted sekolah yang pastinya adalah seorang good boy itu.
Sesampainya mereka di kantin, mereka duduk tepat di tengah-tengah kantin. Sehingga semua tatapan tertuju ke arah mereka. Tatapan yang kembali tertuju ke arah Iqbal dan Fira yang bisa dekat padahal Iqbal itu orangnya tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitar, dan Fira yang termasuk siswi baru di sekolah itu.
Elsa menawarkan diri untuk ia saja yang pergi memesan makanan dan minuman. Sehingga ia tidak terlalu lama berada di antara manusia-manusia yang baru jatuh cinta itu.
Gabrian dan Rana mengobrol sambil merencanakan akhir pekan nanti mau pergi ke mana. Sedang di sisi lain, Iqbal dan Fira tengah dilanda keheningan. Iqbal yang memang tidak terlalu banyak bicara, sedangkan Fira menunggu Iqbal memulai percakapan duluan.
"Besok ada acara? Jalan yuk!" Ucap Iqbal mulai memecah keheningan di antara mereka.
"Gaada kayaknya. Mau jalan kemana emang?" Jawab Fira.
"Mau ke pantai?" Tanya Iqbal.
"Mau, Boleh Juga Tuh." Jawab Fira antusias. Karena memang ia sangat menyukai pantai. Gabrian dan Rana menoleh sambil terkekeh. Lalu melanjutkan obrolan mereka.
Keantusiasan Fira membuat Iqbal tersenyum. Fira yang baru kali ini melihat Iqbal tersenyum menatap Iqbal takjub. Karena katanya Iqbal lebih cuek daripada Gabrian. Dan sekarang Iqbal tersenyum padanya. Mimpi apa Fira semalam? Ingin rasanya Fira berteriak kegirangan. Tapi karena ini di kantin dan Iqbal ada di sampingnya, ia mengurungkan niatnya.
Elsa sudah datang membawa pesanan mereka berlima. Ia sedikit kesusahan. Tapi ia dibantu oleh pedagang di kantin untuk membawakan pesanan mereka. Mereka pun makan dengan tenang.
Setelah makanan mereka habis, Gabrian dan Iqbal mengantar Rana dkk untuk kembali ke kelas. Seperti biasa Gabrian mengacak rambut Rana sebelum kembali ke kelasnya juga. Iqbal terseyum tipis ke arah Fira dan dibalas senyuman manis khas Fira.
Mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan khidmat seperti biasa. Saat bel pulang menggema di seluruh penjuru sekolah, para siswa dan siswi berlomba-lomba untuk sampai di rumah terlebih dahulu. Takut nasi yang ada di rumah basi, katanya.
Gabrina menjemput Rana di kelasnya untuk pulang bersama. Elsa sudah pulang duluan karena sudah dijemput. Iqbal menyusul Gabrian untuk mengajak Fira pulang bersama juga.
Fira masih sibuk berkutat dengan ponselnya. Entah apa yang ia lakukan sampai sesibuk itu.
"Kenapa gelisah gitu, Fir?" Tanya Rana.
"Bokap gua gabisa jemput. Ada kerjaan mendadak katanya. Gua mau pesen ojek online eh malah di cancel terus." Jawab Fira.
"Pulang sama gua aja." Sahut Iqbal yang ternyata sudah ada di depan pintu kelas XI IPA 2.
"Ciee yang diajak pulang bareng. Kayaknya ada yang udah mau melepas status jomblo nih." Ucap Rana menggoda Fira. Fira hanya memegang pipinya yang sepertinya sudah memerah.
"Yuk, pulang." Ucap Iqbal sambil menarik tangan Fira menuju parkiran. Fira yang diperlakukan seperti itu senyum-senyum sendiri sambil menatap tangannya yang digenggam oleh Iqbal. Gabrian dan Rana menyusul. Mereka pun beranjak dari sana.
Saat di tengah perjalanan, Iqbal mengajak Fira untuk makan terlebih dahulu. Fira awalnya menolak karena ia masih kenyang. Tapi Iqbal memaksa dan ingin ditemani makan. Akhirnya Fira menyetujuinya.
Setelah selesai makan, mereka pun pergi dari sana dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Fira. Perjalanan menuju rumah Fira hening. Tidak ada yang membuka percakapan. Iqbal sesekali melirik Fira dari kaca spion. Fira terlihat menikmati angin yang menerpa wajahnya sore ini. Iqbal hanya tersenyum tipis di balik helmnya.
Mereka akhirnya sampai. Fira mengucapkan terima kasih kepada Iqbal. Ia pun mengajak Iqbal untuk mampir ke rumahnya. Tetapi Iqbal menolak dengan alasan sudah terlalu sore. Iqbal pun pamit pulang.
Keesokannya, Iqbal menepati janjinya untuk mengajak Fira jalan-jalan ke pantai. Kebetulan hari ini tanggal merah. Iqbal berencana untuk menyatakan perasaannya pada Fira di pantai nanti.
Saat mereka sampai di pantai, Fira terlihat sangat bahagia. Mukanya berseri menatap hamparan laut yang sangat luas nan indah yang ada di depan matanya. Apalagi ia ditemani oleh seorang lelaki yang ia suka. Sungguh hari yang sangat indah bagi Fira.
Mereka bermain pasir, bermain air, sampai kejar-kejaran di pinggir pantai.Saat hari sudah sangat sore. Mereka duduk di pinggir pantai dan memutuskan untuk melihat matahari terbenam sebelum pulang. Iqbal menatap lekat Fira yang sedang asyik menatap indahnya matahari yang berwarna jingga itu. Cantik.
Fira yang menyadari dirinya ditatap lekat seperti itu memalingkan wajahnya ke arah Iqbal. Sungguh kecantikan Fira bertambah berkali-kali lipat saat diterpa cahaya sunset seperti sekarang.
Iqbal merasa ini adalah waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya.
"Gua suka sama lo. Sejak pertemuan pertama kita waktu itu. Gua baru berani deketin lo setelah gua mastiin kalo lo ga deket sama cowok. Sorry karena gua ga romantis kayak cowok-cowok lain yang suka sama lo. Intinya gua sayang sama lo." Ucap Iqbal panjang. Baru kali ini ia berbicara banyak sepanjang hidupnya.
Fira tak menyangka Iqbal menyatakan perasaannya di tempat ini. Ia juga tak menyangka Iqbal memiliki perasaan yang sama seperti perasaannya kepada Iqbal selama pertemuan pertama mereka waktu itu.
"So?Will you be my girlfriend?" Tanya Iqbal. Tanpa pikir panjang Fira menjawab dengan menganggukkan kepalanya seraya tersipu malu.
Iqbal menggenggam tangan Fira sembari mengecup punggung tangannya dan berkata, "Makasih." Ucapnya sambil tersenyum hangat. Senyum yang membuat Fira kehabisan oksigen. Fira kembali menetralkan ekspresinya. Kemudian balik tersenyum.
Mereka akhirnya pulang. Mereka terlihat bahagia karena perasaan mereka tidak bertepuk sebelah tangan.
Saat sampai di depan rumah Fira, Fira seperti biasa mengajak Iqbal mampir terlebih dahulu. Tetapi Iqbal selalu menolak. Alasannya kali ini adalah sudah malam. Tidak enak bertamu malam-malam begini katanya. Iqbal pun kembali ke rumahnya untuk istirahat.
Sebuah Hubungan yang sempurna adalah sebuah hubungan yang Skenario dan akhir dari hubungannya ditentukan oleh Tuhan..
#ByunIra
#SebuahPesanUntukHujan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pesan Untuk Hujan [END]
Short StorySebuah Kisah yang entah bisa membuat pembaca tersentuh atau tidak. Orang-orang mungkin berfikiran bahwa Hujan hanyalah sebuah kejadian alam yang biasa terjadi, Tapi tidak dengan Rana. Seorang gadis yang berfikiran terbalik dengan orang-orang itu...