Perlahan semuanya memudar,
Entah kamu tidak menyadari,
atau memang itu keinginanmu.
Rana
Hari-hari yang dilalui berjalan seperti biasa. Hubungan Iqbal dengan Fira berjalan sebagaimana mestinya karena Iqbal yang sudah tidak cuek lagi. Hanya kepada Fira. Hubungan Gabrian dan Rana yang juga masih berjalan dengan baik, serta hubungan Gabrian dan Lisa yang kembali dekat.
Gabrian selalu menemani Lisa menjaga Ibunya di rumah sakit di luar kegiatannya serta di luar waktunya bersama Rana. Ini bukan kemauan Gabrian, tapi Lisa yang memintanya.
Saat ini Lisa belum menyingkirkan Rana. Tapi ia sudah memiliki rencana. Ia masih bersikap seperti biasa kepada Rana. Tetapi Iqbal dan teman-teman Rana sepertinya curiga. Lisa tidak peduli. Ia tinggal menunggu waktu yang tepat.
Gabrian mengajak Rana makan terlebih dahulu sebelum ia mengantar Rana pulang. Setelah itu ia akan ke rumah sakit. Kali ini atas permintaan Ibu Lisa yang bosan mengobrol dengan Lisa terus. Jadi ia menyuruh Gabrian ke rumah sakit lewat Lisa.
Sesampainya di rumah, Rana langsung tidur siang. Ia berencana jogging di taman sore nanti bersama Elsa dan Fira.
Di sisi lain, Gabrian sudah mengobrol dengan Ibu Lisa. Ia keluar dari ruang rawat inap itu karena Lisa mengajaknya makan di kantin. Tetapi Gabrian sudah makan. Jadi ia menemani Lisa makan. Setelah Lisa menghabiskan makanannya, Lisa mengajukan pertanyaan yang ta terduga oleh Gabrian.
"Aku masih sayang kamu, An. Apa kamu juga masih sayang sama aku?" Tanya Lisa.
"Gua juga masih sayang sama lo, Lis. Tapi lo tau sendiri, gua udah sama Rana. Ga mungkin gua ninggalin dia" Ucap Gabrian menatap Lisa.
"Putusin aja, An. Terus kita mulai semuanya dari awal lagi. Aku janji ga bakal ninggalin kamu lagi. Kamu kan sayang sama aku. Dan kamu tahu aku juga sayang sama kamu. Sedangkan Rana? Apa kamu tahu dia sayang sama kamu?" Ucap Lisa mempengaruhi.
"Lis, gua gabisa ninggalin Rana" Ucap Gabrian menunduk dan mulai bimbang.
"Kalo gitu, kita jalanin aja, dulu. Kalo kamu udah yakin, kamu bisa putusin, kamu bakalan sama siapa" Ucap Lisa membuat Gabrian tertarik dengan penawarannya.
"Yaudah kalo gitu. Gua mau" Jawab Gabrian tersenyum menatap Lisa.
Lisa tersenyum licik. Tetapi Gabrian tidak menyadarinya. Langkah selanjutnya sudah ia lakukan untuk mempengaruhi Gabrian. sekarang tinggal mengurus Rana, dan ia akan memiliki Gabrian seutuhnya.
Gabrian berpamitan pulang. Ia pun langsung istirahat saat sudah sampai di Apartement. Sambil berbaring, ia mengirimi Rana pesan untuk bersiap-siap besok pagi.
Keesokannya, Gabrian menepati janjinya. Mereka pergi ke pantai untuk weekend kali ini. Mereka menikmati kebersamaan mereka seakan-akan tak punya beban sama sekali. Padahal, Gabrian sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dari Rana.
Di tengah kebersamaan mereka, ponsel Gabrian berbunyi. Menandakan ada panggilan masuk. Panggilan itu berasal dari Lisa. Selingkuhannya saat ini. Ia segera menjauh dari Rana untuk mengangkat telepon.
"Halo, ada apa, Lis?" Tanya Gabrian. Lisa diam diseberang sana. "Lis?" Lanjutnya.
"Kamu di mana?" Tanya Lisa. Lisa membuka suara, terdengar sesunggukan.
"Di pantai sama Rana. Kamu kenapa nangis?" Tanya Gabrian khawatir.
"Mama makin parah, An" Ucap Lisa menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Pesan Untuk Hujan [END]
Storie breviSebuah Kisah yang entah bisa membuat pembaca tersentuh atau tidak. Orang-orang mungkin berfikiran bahwa Hujan hanyalah sebuah kejadian alam yang biasa terjadi, Tapi tidak dengan Rana. Seorang gadis yang berfikiran terbalik dengan orang-orang itu...