Best friend not only those who are always together,
But they are always supportive.
-author
______________________________________Kesibukan akhir-akhir ini membuat Guanlin harus mencari udara segar agar otaknya tidak terus-terusan tertekan.
Kemudian ia memutuskan untuk berjalan-jalan di taman.
Suasana taman saat dimalam hari memang lebih sepi dari pada dipagi hari.
Ia mencoba menyusuri jalan-jaan setapak yang ada di taman.
Lampu yang temaram menambah ketenangan yang Guanlin rasakan.
Kemudian ia memutuskan untuk duduk dikursi pinggir danau.
Guanlin menarik nafas dalam-dalam lalu mengelurkan secara perlahan.
Hufftt...
"Huhuhuhuhuhu,"
Guanlin terperanjat saat mendengar suara tangis.
Pelan-pelan ia mulai menajamkan pendengarannya.
Pasalnya ini sudah terlalu malam untuk seseorang menangis di taman.
Guanlin mulai mendekat kesumber suara.
Dilihatnya ada rambut panjang hitam.
Entah mengapa leher Guanlin rasanya merinding.
Ia mencoba memastikan apakah itu manusia atau tidak dengan mencoba bedeham.
"Ehem,"
Suara tangis perempuan itu mulai berhenti.
Perempuan itu mulai menoleh dan membuat Guanlin sudah bersiap untuk berlari.
Saat mereka sudah sama-sama berhadap-hadapan, ternyata mereka sama-sama terkejut.
Sampai sampai Fira hampir terjatuh kebelakang.
"Fira?"
"Kakak?"
Ucap Guanlin dan Fira secara bersamaan.
"Kenapa?" Tanya Guanlin dengan mencoba menstabilkan raut wajahnya.
Fira hanya menggeleng sambil terus menangis.
"Kalo ngga papa ya ngga usah nangis," sungut Guanlin.
Fira mulai menyeka air matanya.
Kemudian Guanlin mulai berbalik dan berencana akan pergi.
"Kak, aku butuh temen cerita," ucap Fira masih sambil meneteskan air mata.
Kemudian Guanlin berbalik dan mengajak Fira untuk beranjak dari tempatnya dengan memberi isyarat gerakan kepala untuk berpindah.
Firapun menurut dan berjalan di belakang Guanlin.
Kemudian Guanlin mengajak Fira pergi ke minimarker untuk sekedar membeli minum.
"Kak," panggil Fira ragu-ragu.
"Hm," Guanlin sibuk memilih varian minum yang ada di depannya.
"Kakak mau bayarin aku ngga? Tas aku dibawa temen..,"
Guanlin hanya mengangguk pelan.
"Tapi aku nggak mau beli ini Kak," ujar Fira sambil menunjuk frezzer besar merah di depannya.
"Tapi aku mau itu," tunjuknya pada frezzer es krim di sampingnya.
Kemudian Guanlin mengangguk lagi.
Fira nyengir dengan mukanya yang masih merah.
Guanlin hanya menahan tawanya dengan tangan saat melihat kelakuan Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUANLIN-PresBEM (COMPLETED)
Fanfic(COMPLETED) "Guanlin emang Presiden BEM, cuman kalo soal cinta susah banget jalan pikirannya," ujar Mark sambil menyalakan laptop di depannya untuk mengganti backsong. ________________________________________________ Ngadepin Guanlin harus bener-ben...