Mentari telah menampakkan wujudnya, sinarnya menerobos masuk kedalam sebuah ruangan seorang pemuda yang tengah sibuk dengan aktivitas paginya, dia kali ini sibuk merapikan seragam sekolahnya yang kusut dan merapikan rambutnya juga, laki laki tadi adalah ALVIANO BARA ADRIAN.
Setelah dirasa penampilannya sudah cukup menawan diapun segera berlari menuruni anak tangga tetapi tiba tiba kakinya berhenti, ia menatap nanar sebuah keluarga yang tengah berkumpul di meja makan, mereka tengah melahap sarapan tanpa ada dirinya. vian selalu berfikir mungkin seru apabila dia bisa berkumpul juga dengan mereka namun sepertinya itu tidak akan pernah terjadi.
Tak mau berlama lama dengan pikiran konyolnya vian pun menuruni anak tangga dan segera menuju ke sekolahan tempat paling nyaman menurutnya.
Tapi tiba tiba kakinya berhenti lagi kala sebuah suara memanggilnya.
"Vian lo gak makan?."teriak salah seorang yang ada di meja makan itu.
"Vano habiskan makannya dulu jangan teriak teriak begitu ini masih pagi." ucap wanita paruh baya itu.
"Kan vano cuma mau ngajak vian sarapan aja bun."
"Ngapain sih kamu ngajak dia sarapan ngotor- ngotorin meja makan aja." ucap sang kakak yang tengah asik menyantap makanannya.
Vian yang mendengar celotehan tadi pun segera keluar dari neraka ini, masih pagi juga tapi dia sudah mendapatkan cacian dari mereka.
Sang kepala keluarga pun hanya menatap kepergian sang anak bungsu dengan tatapan yang sulit di artikan.
Ia pun mengambil sepeda kesayangannya walau sepedanya tak sebagus milik kedua kakaknya tapi dia masih bersyukur sebab dia masih bisa memiliki kendaraan menuju sekolahnya, vian pun terus mengayuh sepada miliknya setelah beberapa menit dia menyusuri jalanan menggunakan sepadanya akhirnya ia sampai disekolah.
Vian pun memarkirkan sepada itu dan segera berjalan menuju kelasnya.
"Woi bro." teriak seseorang yang sudah sangat dikenali suaranya oleh vian siapa lagi kalau bukan salah satu dari sahabatnya.
"Apa?!."
"Ketus amat mas, sarapan apa sih pagi ini kok jadi galak gini." ucap kevin salah satu sahabat vian.
"Dia mah tiap hari makan batu, liat tuh mukanya aja kayak batu gak ada ekspresinya." kata ujang sahabat terkonyol vian
"Bacot lo jang." kini akhirnya vian bersuara.
"Ehh gak boleh ngomong kasar gitu, kan babang jadi takut." kini aldo ikut bersuara.
"Aldo sekarang udah kena virus ujang ya." ucap kevin dengan tawa menggemanya.
"Idih lo kira gue penyakit pakek virus virus segala jahat lo vin." ucap ujang dengan gaya alay nya
Vian pun tak mau menggubris celotehan ketiga sahabatnya itu ia pun berjalan menuju kelasnya, sesampai dikelasnya pun ia menelungkupkan kepalanya pada kedua lipatan tangannya.
"Nih anak ke sekolah niatnya tidur doang kali ya." celoteh aldo ketika sampai di kelas ia melihat sahabatnya ini terlihat tengah tidur dibalik lipatan tangannya.
*********
Saat ini vian tengah menyantap makanannya bersama ketiga sahabatnya di kantin sekolah.
"Oh ya nanti main kerumah gue yuk, mama gue lagi masak makanan banyak jadi dia nyuruh gue buat ngajak temen gue main kerumah mau ya." tawar kevin kepada sang sahabat.
"Gue sih yes." ucap aldo.
"Gue mah kalau ada makanan mah berangkat." ucap ujang sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Lo mah kalau makanan aja cepet." ucap kevin "kalau lo yan mau gak?." tanya kevin kepada vian yang masih asyik dengan nasi goreng nya.
"Kayaknya gue gak bisa deh " tolak vian pasalnya kalau sampai dia pulang melebihi jam 6 sore maka dia akan mendapat hadiah dari sang ayah apalagi pulang sekolahnya jam 5.
"Ya lo mah gak asik yan." ucap kevin dengan muka masamnya
"Maaf vin gue beneran gak bisa."
"Lo selalu aja nolak kalau kita ajak main emang kenapa sih." tanya ujang yang penasaran dengan sahabatnya ini karena pasalnya vian selalu menolak kalau dia di ajak main kerumah salah satu dari mereka.
"gue ada urusan jadi maaf." ucapnya mulai menghentikan aktivitas makannya, sebenarnya vian ingin sekali mengatakan yang sebenarnya tapi ia masih ragu.
"Lo masih nganggep kita sahabat gak sih, sesekali kek anjing kumpul bentar doang" bentak aldo yang mulai tersulut emosi.
"Do udah tahan emosi lo gue gak papa kok kalau emang vian gak bisa dateng gue bisa maklumin, mungkin vian emang ada urusan" ucap kevin tenang.
"Gak bisa gitu vin, vian selalu aja nolak kalau kita ajak dia main gue heran pasti ada yang lo sembunyiin dari kita kan yan."
"Gue minta maaf lain kali pasti gue bakal dateng kok tapi kali ini gue bener bener gak bisa sorry."
"Udah do kasian vian dia juga banyak urusan gitu biarin dia gak ikut untuk kali ini, toh kevin juga gak masalah." ucap ujang mencoba menenangkan keributan yang terjadi.
Ditengah percekcokan itu tiba tiba ada seorang anak cowok yang menghampiri mereka dengan nafas yang tersengal-sengal. entah apa yang terjadi dengan cowok ini apakah dia habis lari marathon, tapi mengapa dia menghampiri vian dan temannya, apa yang sedang terjadi vian hanya mengernyitkan dahinya.
"Lo kenapa?." tanya vian yang kebingungan dengan sikap cowok itu.
"Vano yan vano." ucapnya terbatas bata karena nafasnya belum teratur.
"Kenapa sama vano?." tanyanya sekali lagi dengan muka yang sedikit panik.
Jeng jeng hayoo ada apa nih sama vano?
Hai semuanya😇
Author cuma mau bilang semoga kalian suka sama cerita author dan maaf kalau ceritanya kurang seru.
Jangan lupa ya vote dan komen cerita author ini oke!
28 desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANO [PROSES REVISI]
Teen FictionTidak semua kasih sayang akan selalu berpihak pada kita, kadang ada masa dimana semua kasih sayang hilang dengan begitu saja. ALVIANO BARA ADRIAN laki laki dengan sejuta luka, luka yang selalu menemaninya, cacian yang selalu ia terima setiap hari, a...