"Ini bukan akhir dari segalanya, tapi ini adalah awal dari segala kepedihan dalam hidupku"
~ABA~
"Drama yang indah" Ucap Bayu sambil pura-pura seperti orang menguap ketika ia melihat Vian berjalan menuju dirinya.
Vian tak yakin akan menang, tapi demi ayah dan kakaknya mau bagaimana lagi ia harus melakukan ini, walau ia sudah sering memenangkan berbagai perkelahian, tapi ia ragu dengan pertarungan kali ini, seperti ada hal yang aneh dalam hatinya.
Vian terus berjalan menuju Bayu dan Vano yang melihat hal yang dilakukan Vian mencoba untuk melepaskan diri ia harus mencegah Vian, harus ia tak mau kehilangan untuk kedua kalinya.
"Adrian lihat bagaimana putramu akan mati didepan mu" Bayu tertawa seakan ia sudah yakin bahwa ia akan menang, padahal bisa saja takdir kali ini berpihak pada Vian.
Adrian hanya melengos dan membuang muka, ia benar-benar buta hati, bagaimana bisa dia membiarkan anaknya dalam bahaya.
"Mari kita lakukan Alviano" Bayu memulai nya terlebih dahulu ia mencoba memukul Vian namun kali ini Vian bisa menepisnya.
Bayu yang melihat Vian jago dalam berkelahi, bertarung berlangsung, Vian selalu dapat mengelak serangan Dari Bayu, namun entah mengapa Vian merasa kepala nya tiba-tiba pusing, seluruh ruangan seakan akan berputar, Penyakitnya selalu datang pada saat yang tidak tepat, ia mengeram menahan sakit di kepala nya,tubuh Vian terjatuh, semua orang menatap tak mengerti ke arah Vian? Kenapa Vian bisa jatuh padahal ia belum kena pukulan sama sekali, mungkin seperti itulah pikiran Meraka yang ada diruangan ini, dan waktu seperti ini dimanfaatkan Bayu dengan menendang keras pada bagian perut Vian.
Vian terbatuk, mencoba menahan sakit namun sayang sakitnya malah bertambah, dan darah segar pun keluar dari hidung mancung Vian begitu saja, ia tak boleh kalah, Vian bangkit mengusap darah dihidungnya walau tetap saja darah itu keluar.
"Masih bisa bangkit Ternyata" Ujar Bayu yang melihat Vian bangkit walaupun anak itu seperti berusaha menahan sakit.
Bayu langsung memukul pipi Vian, Vian tak dapat mengelak kepalanya terlalu pusing bahkan melihat sekeliling saja rasanya kepala Vian ingin pecah, Vian terhempas kala pukulan itu mengenai pipinya, Bayu langsung membabi buta Vian, Vano yang melihat itu meringis , Vano harus menyelamatkan Vian.
Vano terus mencoba membuka tali itu, dan akhirnya berhasil, ia pun langsung menendang punggung Bayu, membuat Bayu tersungkur, Adrian yang disitu hanya melihat, ia seakan membeku tak tau harus berbuat apa, ia ingin sekali membantu tapi hatinya selalu berkata bukannya lebih baik dia mati seperti ini, dari pada harus Adrian yang membunuhnya, jadi ia tak perlu repot-repot mengotori tangannya untuk membunuh Vian.
Bayu mengusap sudut bibirnya, ternyata anak satunya membantu, membuat Batu semakin menampakkan amarahnya.
Ia menyerang Vano, namun sayang tak ada satu pukulan maupun tendangan yang berhasil melukai tubuh Vano, Bayu yang sudah kewalahan, ia sepertinya kehabisan tenaga, keadaan Vian sama ia masih tersungkur dengan beberapa luka ditubuhnya dan darah yang terus keluar dari hidung nya sungguh mengenaskan ia saat ini, tak bisa berbuat apa-apa.
Bayu tak kehilangan akal ia pun menghampiri Vian, menyodorkan pistol tepat kearah kepala Vian yang sudah seperti orang sekarat, Vano yang melihat itu melototkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANO [PROSES REVISI]
Teen FictionTidak semua kasih sayang akan selalu berpihak pada kita, kadang ada masa dimana semua kasih sayang hilang dengan begitu saja. ALVIANO BARA ADRIAN laki laki dengan sejuta luka, luka yang selalu menemaninya, cacian yang selalu ia terima setiap hari, a...