Di kediaman Adrian,terlihat Adrian tengah duduk disofa dengan koran yang berada ditangannya dan secangkir kopi di meja, sedangkan ditempat lain Vano sedari tadi mondar mandir tak jelas, Vano bingung apakah ia harus bertanya pada Ayahnya siapa ibu kandungnya sebenarnya itu? Tapi Vano takut kalau sang Ayah akan marah nantinya, tapi Vano juga gak bisa terus begini, Vano menghela nafas kasar ia harus bertanya pada sang Ayah meskipun nanti ia akan dimarahi.
Vano mulai melangkahkan kakinya menuju tempat sang Ayah, ia menarik nafas dalam dalam mencoba memberanikan diri.
"Ayah" panggil Vano lembut sambil duduk di sofa.
"Hmm apa" Jawab Adrian sambil menghentikan aktivitas membacanya.
"Emmm gimana ya" Ucap Vano bingung, sedangkan Adrian menatap anaknya bingung.
"Kenapa sih No?" Tanya Adrian yang mulai bingung dengan sikap anaknya ini.
Vano mencoba memberanikan diri "jadi gini Yah, tadi Vano ketemu Vian dan selama beberapa hari ini Vano bingung kenapa Vian gak ada, jadi Vano tanya sama dia, dia kemana aja, terus dia jawab dia tinggal dirumah ibu, emang bunda Airin itu bukan ibu kandung Vano ya" Tanya Vano sambil menunduk ia tak mau melihat ekspresi dari sang ayah.
Adrian menghela nafas, mungkin memang seharusnya Vano tau siapa ibu kandungnya " bunda Airin itu ibu tiri kamu, dan nama ibu kandung kamu Laras" Adrian mencoba untuk tak memikirkan masa lalu yang pahit bersama Laras, ia sebenarnya muak mengucapkan nama itu.
"Jadi bener ya kata Vian, Ayah aku mau ketemu ibu kandung aku, bolehkan kalau aku pergi kerumahnya" Tanya Vano membuat ekspresi wajah Adrian berubah.
"Enggak Vano, saya gak izinin kamu" Adrian mulai berteriak pada Vano, membuat Vano yang mendengar kaget.
"Tapi yah"
"Enggak Vano, intinya kamu gak boleh ketemu dia" Adrian beranjak pergi meninggalkan Vano yang membeku ditempat.
Vano bingung apa salahnya seorang anak ingin bertemu dengan ibu kandungnya? Kenapa ayahnya begitu marah saat Vano ingin pergi kerumah ibu kandungnya? Vano tak mengerti apa masalah Ayahnya dulu bersama sang ibu.
"Mas" Panggil seseorang membuat Adrian yang tadi berdiri memandang kolam didepannya kini menoleh ke sumber suara.
"Kenapa"
"Biarkan Vano bertemu dengan Laras" Ucap Airin Lirih, ia tahu bagaimana perasaan Vano pasti ia juga ingin bertemu ibu kandungnya.
"Maksudmu aku harus membiarkan Vano bertemu wanita murahan itu"
"Apa salahnya membiarkan Vano bertemu dengan sekali saja, kasian Vano pasti ia ingin sekali bertemu Laras"
"Tidak aku tidak akan mengizinkan Vano bertemu dia, sudah aku tau mau membahas dia" Adrian beranjak pergi meninggalkan Airin.
****
"Kak Vian" Teriak Arsya dari luar membuat Vian yang sedang berkutik dengan buku mencibir kesal mendengar teriakan dari adiknya itu.
Vian berdiri dan berjalan membuka pintu kamarnya dan benar saja adiknya ini tengah berdiri di depan pintu.
"Apa berisik lu" cibir Vian.
"Galak bener dah, main PS kuy, mumpung tadi Mama baru beliin yang edisi terbaru" Ajak Arsya sambil menarik tangan Vian.
"Ogah main sendiri sana" Vian menepis tangan Arsya membuat Arsya mengerucutkan bibirnya kesal, dasar punya kakak kayak batu gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANO [PROSES REVISI]
Teen FictionTidak semua kasih sayang akan selalu berpihak pada kita, kadang ada masa dimana semua kasih sayang hilang dengan begitu saja. ALVIANO BARA ADRIAN laki laki dengan sejuta luka, luka yang selalu menemaninya, cacian yang selalu ia terima setiap hari, a...