bagian 18✔

8.2K 493 20
                                    

Setelah sampai diruang rawat Salsa langsung duduk disebelah ranjang Vian,Vian sudah sadar kemarin malam jadi Salsa sempatkan pulang sekolah untuk menjenguk Vian.

"Mau buah gak yan, enak loh" ucapnya dengan wajah seperti orang yang tengah endorse barang.

"Gak, ngapain sih kesini ganggu orang tidur aja" celetuk Vian, membuat Salsa mendengus kesal.

"Masih untung ada yang jengukin, oh ya lo gak mau kasih tau temen-temen lo kalau loe ada disini" tanya Salsa sambil mengambil buah jeruk dan memakannya.

"Lo kesini bawa buah terus buahnya lo makan sendiri, cewek gila"

"Apa lo,suka-suka gue lah, yang beli siapa, salah sendiri tadi ditawarin gak mau"

Vian hanya mengerucutkan bibir melihat tingkah laku Salsa.

"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi"

"Yang mana?" ucap Vian dengan polosnya.

"Pingin gue tukar tambah nih cowok di pasar loak, kan tadi gue ngomong lo gak mau kasih tau temen-temen lo kalau loe ada disini, paham gak! Sabar kan baim ya allah" ucap Salsa ngegas, pasalnya ia sudah super jengkel dengan vian yang lola (loading lama) banget

"Oh yang itu, entah lah gue gak mau mereka khawatirin gue"

"Yaudah terserah lo dah"

"Pulang gih, gue mau bogan" usir Vian pada Salsa.

"Bogan apaan dah"

"Bobok ganteng" ucap Vian membuat Salsa mendengus kesal.

"Serah gue pulang, dadah jangan rindu ya, soalnya kata dilan rindu itu berat, padahal ya yang berat itu beban idup lo" ucap tania membuat Vian melototkan matanya dan Salsa dengan songong nya tertawa terbahak bahak sambil lari menghindari omelan Vian.

Kini Vian sudah sendiri, ya sendiri tak ada orang tua yang ada disamping nya padahal kini ia tengah sakit tapi mereka bahkan tak menjenguknya, beda sama saudara-saudara nya, kalau saja yang sakit Vano atau Daren mungkin kedua orang tua sudah kalap dan berusaha mati-matian untuk membuat anaknya itu sehat kembali, namun semua itu tak berlaku untuk Vian, terkadang Vian iri dengan kedua kakaknya mereka selalu dapet kasih sayang beda dengan Vian, kenapa Vian harus dilahirkan kalau nyatanya hidupnya harus seperti ini? Ah tapi Vian tak boleh mengeluh, Vian harus kuat,Vian harus ikhlas menjalani hidup.

Lamunan Vian buyar kala suara pintu terbuka dan menampakkan kedua orang tuanya, Vian yang melihat itu seakan mimpi baginya, apa ini orang tuanya menjenguk Vian, apa ini mimpi? Kalau iya Vian tak mau pergi dari mimpi ini, ia pun tersenyum, namun senyum itu pudar seketika ketika kata pedas ayahnya terucap.

"Pulang" bentak sang ayah sambil menarik tangan Vian yang masih diinfus.

"Tapi ayah, Vian masih lemes" ucap vian memelas.

"Ck, dengerin kek kata ayah kamu pulang ya pulang ngerti gak sih" kini suara dari sang bunda membuat Vian membeku, apakah ini bunda yang kata orang lain dia adalah wanita paling lembut di dunia, tapi kenapa bundanya beda.

"Pulang" cetus ayahnya langsung menarik vian keluar dari ruangan setelah mencabut infus Vian.

Saat berada dikoridor rumah sakit begitu banyak mata yang memandang seperti merasa kasihan pada vian, yang terlihat pucat, ya inilah keluarga Vian, tapi Vian juga tak bisa memberontak ia begitu lemas, Vian hanya menurut.

********

Sesampainya dirumah Vian didorong masuk kekamar dan dikunci dari luar, Vian yang tubuhnya masih lemas oleng dan menabrak dinding membuat Vian merintih kesakitan.

"Ini hukuman buat kamu yang seenaknya pergi kerumah Sakit tanpa izin saya, dan kamu tahu Bi Siti sudah saya pecat jadi kamu jangan berharap ada yang mau menolong kamu" teriak sang ayah dari luar.

Vian hanya merintih kala sakit menjalar di seluruh tubuhnya, Vian ingin teriak, menangis, memberontak, membela dirinya, tapi Vian tak bisa, Vian sudah lelah, kenapa mereka tak membunuh Vian saja?, kenapa masih mempertahankan Vian kalau nyatanya mereka membunuh fisik dan mental Vian secara perlahan, Vian itu anak mereka atau bukan, Vian ragu mungkin Vian cuma ana pungut atau apalah itu.

Vian berdiri dari tempatnya dan mencari sebuah benda di lacinya, Sebuah benda yang mungkin bisa membuat dirinya lebih baik, ia terus mengamati benda itu, ia berfikir banyak orang yang mengunakan ini untuk menyayat tangannya, apakah benar itu bisa membuat kita merasa lebih baik, Vian ragu tapi Ia pun menteleng dan menaruh lagi benda itu ke dalam laci lagi.

Iapun berbaring dikasur merasakan semua rasa sakit, meluapkan semua rasa sakit dengan air mata meskipun iapun tak mampu untuk menangis, Vian yakin semuanya akan berakhir secepatnya Vian hanya cukup sabar dan menunggu hari itu tiba, hari dimana Vian akan benar-benar merasakan apa itu arti dari kasih sayang dan kebahagiaan.

Ditempat lain terlihat Kevin, Aldo dan Ujang tengah berkumpul disebuah kafe.

"Kangen Vian" ucap Ujang dengan ekspresi seperti orang yang ingin menangis.

"Alay luh" ujar Aldo sambil menjitak Ujang.

"Tapi beneran deh nih bocah udah dua hari gak masuk sekolah, mana gue ada tugas pula sama dia, repot dah" kata Ujang sambil menyeruput jus alpukat nya.

"Gimana kalau kita kerumah nya aja besok pulang sekolah" kini Kevin pun mulai membuka suara.

"Boleh tuh, tapi masalahnya kita aja gak tau rumah Vian dimana, aneh tau gak masa kita gak pernah dikasih tau rumah dia" omel Aldo yang cukup kesal, kenapa juga Vian harus menyembunyikan identitas dirinya dari para sahabatnya.

"Mangkanya otak di pakek, gunanya Tu buat apa hah" Ucap Kevin membuat Aldo mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha kan otak Aldo belum di service mangkanya rada ya gitu" ujar Ujang yang dibalas lagi jitakan oleh Aldo.

"Mulut lo jang minta gue kasih koyo cabe hah" cerca Aldo maju seakan ingin memangsa Ujang membuat Ujang pun menghindar dari Aldo.

"Udah ribut mulu kerjaannya" lerai Kevin yang heran dengan dua sahabatnya ini yang selalu saja ribut kalau ketemu.

Setelah mendengar perkataan Kevin mereka berdua pun langsung diam dan memilih memakan hidangan di depannya daripada kena semprot Kevin.

*******

Kinan kini berada dikamarnya, ruangan dengan dekorasi sederhana dan tak lupa balkon penuh bunga yang membuat kamar itu tampak lebih indah ketika orang lain memandangnya.

"Apa Vian benaran ya pacaran sama Salsa" guman Kinan yang merasa aneh dengan kedekatan Vian dan Salsa.

"Tapi gak mungkin, ahhh udah lah ngapain juga gue mikirin mereka, bikin sakit hati aja" gerutu Kinan pada diri sendiri.

"Tapi gue gak suka lihat kedekatan mereka, gue harus apa coba biar Vian suka sama gue, tapi gak mungkin Vian suka tampang jelek kayak gue"

"Au ah gue mau tidur aja"

Setelah itu Kinan pun memilih tidur dan tak mau memikirkan masalah itu, memang sepertinya Kinan tak berjodoh dengan Vian.




TBC

I'm back

Gimana nih kabar kalian, stay at home ya gaes, jaga kesehatan, jangan lupa cuci tangan, pakai masker kalau kalian keluar rumah.

Vote and komen
Ig:saniaptrw

Follow akun wattpad author ya:v

30 maret 2020

ALVIANO [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang