Vian kini sudah siap untuk berangkat sekolah meskipun wajahnya masih sedikit terlihat pucat, ia pun keluar dari kamarnya dan menuruni satu persatu anak tangga saat ia sampai dilantai dasar suasana masih sepi hanya terlihat bi siti yang sibuk dengan kegiatan di dapur memang vian sengaja berangkat pagi pagi sekali jadi pukul setengah 6 pagi ia sudah siap untuk berangkat sekolah, vian berjalan ke dapur mendekati bi siti.
"Eh den vian, mau sarapan apa den?" tanya bi siti pada vian yang saat ini tengah duduk dimeja makan.
"bibi bekalin nasi goreng aja deh, nanti biar vian makan disekolah aja" jawab vian.
"Oke den" bi siti pun segera menyiapkan bekal untuk majikannya ia sangat tau apa yang dirasakan vian selama ini bi siti tau semua itu namun ia juga tak bisa berbuat apa2 untuk majikannya itu.
"Nih den" bi siti menyerahkan bekal dan minuman yang berisi susu.
"Makasih bi, kalau gitu vian berangkat ys" vian berjalan keluar rumah dan segera menyetop angkot untuk pergi kesekolah.
********
Sekolah nampak begitu sepi vian berjalan memasuki area sekolah dan menuju rooftop untuk sekedar menyantap makanan yang dibawakan bi siti tadi, ia menikmati setiap makanan yang ia suapkam kedalam mulutnya dengan semilir angin yang memenenangkan setelah dirasa makanannya sudah habis ia meminum susu tadi sampai habis dan setelah itu ia mengambil butiran pil putih pada tabung dan mengambil satu untuk ia telan tanpa bantuan apapun.
Suara derap kaki terdengar jelas ditelinga vian ia pun menoleh dan mendapati ketiga sahabatnya tengah berjalan menuju dirinya.
"Woy tumben lo pagi pagi gini udah berangkat sekolah" heran ujang pada vian pasalnya sahabatnya satu ini kalau berangkat sekolah selalu ngaret
"Kok lo semua pada tau kalau gue ada disini" bukannya menjawab pertanyaan dari ujang vian malah bertanya balik pada mereka semua.
"Feeling aja" jawab kevin enteng dan duduk disebelah vian diikuti kedua anak tadi.
"Lo ada masalah gak biasanya lo kayak gini" tanya kevin penasaran
Vian hanya menghela nafas "gak ada" jawab vian singkat.
Kevin tau bahwa vian saat ini tengah memikirkan sesuatu tapi dia juga tidak bisa memaksa vian untuk bercerita padanya ia paham situasi vian saat ini jadi lebih baik ia memilih tak berdebat dengan vian kali ini.
Mereka bertiga diam tak ada satu suara yang terdengar hanya deruan nafas dan suara angin yang menemani mereka seakan akan mereka dalam sebuah dimensi mereka masing masing tanpa memikirkan keadaan sekitar namun suara bel yang nyaring mampu mengeluarkan mereka dari dimensi itu.
"Udah bel mending kita balik ke kelas yuk" ajak aldo seraya berdiri dari tempat duduknya tadi.
Merekapun bangkit dan segera berjalan menuju kelas mereka untuk belajar.
*****
Kantin terlihat begitu penuh vian hanya dapat mendegus kesal saat ujang terus mengejeknya dengan alasan bahwa vian sering ramah ke degem (dedek gemes) padahal vian tak pernah seperti itu dan saat mendengar celotehan ujang sahabatnya malah menertawakannya.
Vian memandang gadis didepannya yang sedang melahap batagor yang memenuhi mulutnya dan pipi bulatnya itu terlihat begitu mengemaskan membuat vian ingin sekali mencubitnya, gadis didepannya yang bernama kinan itu terus tertawa meskipun mulutnya penuh dengan makanan karena memang ia tak tahan dengan celotehan ujang yang sangat lucu.
"Kalau makan itu jangan ketawa" vian mengulurkan tangannya mengambil tisu dan mengelap sudut bibir kinan yang belepotan dengan saus kacang, kinan yang diperlakukan begitu kagetnya bukan main, kinan merasakan aliran darahnya berhenti sesaat ia membatu saat vian mulai telaten mengelap saus kacang yang ada disudut bibirnya.
"Kalau pacaran jangan disini woyy yang jomblo sakit hati euyyy" celotehan ujang membuyarkan lamunan kinan, vian pun menurunkan tanganya hanya mencibir perkataan ujang.
"Up ujang jomblo" kini salsa ikut nimbrung bersama mereka.
"Apasih sal kamu kalau cemburu lucu juga gemes"
"Lo ngomong lagi gue jahit juga tuh mulut"
"Baiklah aku diam" ujang melipat kedua tangannya diatas meja.
Hening suara dentingan sendok mengiringi kegiatan mereka ujang yang tadi tak bisa diam kini benar benar diam setelah di tegur Salsa.
**********
Koridor sudah terlihat sepi semua murid sudah kembali kerumah mereka masing masing vian terlihat tengah mendribel bola basket dan beberapa kali memasukkan ba tersebut kedalam ring, kinan yang sedang berjalan di koridor tak sengaja menangkap sosok vian di lapangan kinan mengeryit tak mengerti apa yang dilakukan oleh pemuda itu bukanya pulang tapi vian malah bermain bola basket.
Kinan pun berjalan menuju lapangan, vian yang menyadari seperti ada seseorang yang mendekatinya ia pun menghentikan aktivitasnya itu dan berbalik menatap sosok kinan yang mulai berjalan mendekatinya sampai kinan berada tepat didepannya.
"Lo gak pulang?." tanya kinan.
"Males" vian berjalan menuju tempat duduk disebelah lapangan disusul oleh kinan dibelakangnya dan duduk disana berdua.
"Lo ada masalah?."
"Gak" vian masih menatap lurus.
"Kalau lo punya masalah ceritain jangan dipemdem sendiri nanti kalau hati lo udah gak kuat buat nampung semuanya lo bakal sakit dengan sendirinya"
"iya" jawab vian datar.
"Pulang yuk" ajak kinan menarik tangan vian agar ia mau pulang.
Vian hanya menatap lekat lekat manik mata kinan, ia sebenarnya malas untuk pulang karena pasti ia akan sendiri disana dan vian pasti akan melihat pemandangan menyedihkan vian pun pasti akan terabaikan ingin sekali vian menolak ajakan pulang kinan tapi melihat kinan meminta seperti itu ia tak bisa menolaknya sebenarnya ada apa sih dengan hatinya ini kenapa lemah sekali ketika berada didekat kinan vian tak paham.
Vian berdiri dan mengendong tasnya di pundak kirinya tangan satunya memegang bola basket, kinan yang melihat reaksi vian ia hanya tersenyum, mereka berjalan keluar dari sekolah dengan berjalan beriringan tanpa ada suara yang terdengar hanya suara langkah kaki yang terdengar.
Tbc,
Mimin:" lo suka ya sama kinan ngaku gak lo yan."
Vian:"kagak min gue sukanya sama kamu author cantikku"
Mimin:"euyyy aku baper dong, tapi aku gak suka sama kamu gimana dong huhuhuhu"
Vian:"apa yang kamu lakukan kepadaku itu..........jahat"
Mimin:"bodoamat aku suka sama orang lain dan itu bukan kamu"
Vian:"guguk"
Mimin:"up"
Sekian celotehan mimin dengan vian selamat membaca
Mimin lagi seneng jadi mimin update cepet heheh
Jangan lupa follow dungs akun wattpadku
VOTE AND KOMEN
10 februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANO [PROSES REVISI]
Ficção AdolescenteTidak semua kasih sayang akan selalu berpihak pada kita, kadang ada masa dimana semua kasih sayang hilang dengan begitu saja. ALVIANO BARA ADRIAN laki laki dengan sejuta luka, luka yang selalu menemaninya, cacian yang selalu ia terima setiap hari, a...