Setalah kejadian menyakitkan itu kini Vian tinggal bersama sang ibu, ia bahkan sudah tak pernah pergi kerumah sang ayah, ia mau melupakan semua kehidupan yang menyakitkan yang selama ini ia jalani dirumah sang ayah, Vian ingin mengubah semua hidupnya.
Vian turun dari tangga rumah sang ibu, ia sudah melihat Laras sudah sibuk dimeja makan, di dan juga sudah ada Arsya adiknya, entah ia juga tidak pernah tau bahwa ia punya adik yang imut ini, Arsya sudah 1 SMP, tapi wajahnya masih imut kayak anak SD,ia menghampiri meja makan.
"Duduk Vian, sarapan dulu" Ucapnya menaruh piring didepan Vian dan menyesndok nasi goreng menaruhnya di piring Vian sedangkan Arsya sudah sibuk dengan makannya.
"Makasih Ma"
"Kak nanti Arsya berangkat bareng kakak ya" Ucap Arsya dengan mulut yang masih penuh dengan nasi goreng.
"Iya" jawab Vian dengan tersenyum dan mulai melahap masih goreng buatan sang ibu.
Setelah selesai sarapan Vian dan Arsya pamit dengan Laras, dan berangkat bersama, Arsya dibonceng Vian dengan motor sport yang baru saja dibelikan sang ibu.
Setelah mengantar Arsya, Vian langsung menancap gas menuju sekolahnya, sesampainya disekolah ia berjalan santai menuju kelasnya, hampir saja Vian telat lagi, karena saat ia sampai di sekolah tadi gerbang sudah hampir ditutup.
"Woi yan, udah enakan" Aldo tiba tiba muncul dan merangkul pundak Vian, dan Ujang juga sudah berada disampingnya.
"Udah" Jawab Vian singkat.
Mereka pun berjalan bersama menuju kelasnya, ya mereka belum akur dengan Kevin karena masalah Waktu itu, Vian sebenarnya sudah memaafkan namun entah Kevin tak pernah mau bergabung, sepertinya Kevin lebih memilih menghindar dari Vian, Aldo, dan Ujang padahal mereka sudah memaafkan.
Vian melempar tas nya di atas meja dan duduk, disusul dengan Aldo disampingnya, sedangkan Ujang duduk disebrang dengan Naufal si kutu buku kelas.
"Pal ada PR gak?" tanya Ujang membuat Naufal yang sedari tadi membaca buku langsung menoleh.
"Kagak hari ini free" Naufal langsung fokus lagi dengan bukunya.
"Do, Yan, hari ini free kantin kuy" Teriak Ujang membuat Semua orang menoleh pada Ujang, sedangkan Naufal yang mendengar teriakan Ujang langsung memukul Ujang dengan buku.
"Maksud gue free gak ada PR, bukan jamkos, lain kali otak dibawa Jang jangan ditinggal mulu" Ucapan naufal membuat Ujang mengerucutkan bibirnya Naufal tuh kutu buku tapi kalau udah ngomong pedesnya nyalain cabe cabean.
Sedangkan Aldo dan Vian hanya mampu menertawakan temannya satu ini.
********
"Vian" sapa seseorang membuat Vian yang sedang berjalan menuju kantin langsung menoleh ke sumber suara.
"Apa No" jawab Vian singkat, ya orang yang memanggil Vian adalah Vano.
"Lo kemana aja kok gak pulang kerumah" Tanya Vano yang heran sejak ia pulang dari rumah sakit ia tak pernah melihat Vian dirumahnya.
"Gue tinggal dirumah ibu" Jawaban Vian membuat Vano mengeryit tak paham.
"Ck, yang dirumah itu bukan ibu kita"
Vano mendelik " maksud lo"
"Tanya aja sama ayah" Jawabnya langsung meninggalkan Vano yang diam dengan seribu tanya, Ibu? Bukankah ibunya Airin yang ada di rumah, kenapa Vian bilang Vian tinggal dirumah ibunya? ah Vano benar benar bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANO [PROSES REVISI]
Teen FictionTidak semua kasih sayang akan selalu berpihak pada kita, kadang ada masa dimana semua kasih sayang hilang dengan begitu saja. ALVIANO BARA ADRIAN laki laki dengan sejuta luka, luka yang selalu menemaninya, cacian yang selalu ia terima setiap hari, a...