2

1.2K 146 37
                                    

" Permisi, Presdir."

" Mhh. Silahkan masuk."

Rose datang. Ia berjalan mendekati Wendy yang nyaman duduk di kursinya sambil memainkan HP.

" Tolong tanda tangan anda Presdir." Kata Rose meletakkan 3 dokumen yang harus di tanda tangan Wendy.

Pria itu berhenti bermain hp. Ia meletakkan hp nya di atas meja lagi dan ia ambil pena sesegera mungkin untuk menandatangani semua dokumen.

Rose menunggu. Ia melirik layar hp Wendy yang masih hidup. Melihat wallpaper foto Yeri disana.

Rose tersenyum melihat kembali ke arah Wendy. Ia menatap Wendy yang fokus sekali menggerakkan tangannya dengan cepat.

" Dia sangat menyayangi anaknya." Batin Rose.

" Sudah semua." Kata Wendy yang menyodorkan lagi surat-surat itu.

" Khamsahamnida." Ucap Rose yang berlalu melangkah keluar dari ruangan Wendy.

" Changkaman." Suara Wendy membuat Rose menoleh pelan ke arahnya.

" Kau sudah makan?" Tanya Wendy.

" Emm...belum Presdir."

" Kenapa belum makan? Sekarang jam makan siang dan sudah berlalu sekitar 20 menit yang lalu."

" Saya sedang mengejar tugas Presdir. Agar nanti pulang cepat." Jawab Rose dan Wendy diam tanpa berkata lagi. Namun pria itu berdiri dari kursinya, meraih jasnya dan mengambil hp di meja.

" Ayo makan denganku." Ajak Wendy membuat Rose terdiam beku di tempat saat Wendy jalan mengarah ke pintu tempatnya berdiri.

" N-nee..."

-----

" Selamat siang tuan dan Nyonya." Sapa para pelayan saat keduanya berjalan masuk ke suatu restoran.

Rose ngintilin di belakang Wendy. Dia merundukkan kepalanya karena canggung saat harus makan bersama Presdir Son.

" Ini menunya tuan." Seorang pelayan wanita membawa buku menu. Tapi Wendy menolaknya dan dia menyuruh pelayan itu membawa semua makanan di restoran ini ke hadapannya.

Rose sedikit terkejut. Ia hanya bisa diam dan bungkam. Cara satu-satunya agar tidak kontak mata dengan Wendy adalah merunduk. Selalu seperti itu tanpa bicara.

" Berapa umurmu sekarang?" Tanya Wendy sambil mengelap tangannya dengan tisu basah.

" Emm...25 tahun...." Jawab pelan Rose. Wendy mengangguk saja serentak dengan makanan yang di bawa semua oleh para pelayan hingga meja itu penuh dengan hidangan mewah.

" Makanlah." Kata Wendy.

" Nee... Khamsahamnida Presdir."

" Bisa panggil aku dengan nama lain selain Presdir saat di luar?" Tanya Wendy. Rose melirik bingung. Bagaimana bisa ia tidak sopan dengan Wendy sedangkan kedudukan Wendy terlalu tinggi di perusahaan.

" Oppa.... panggil aku Oppa saat di luar kantor." Jawab Wendy sambil meraih sendok dan garpu nya.

" Ah! Ne..." Jawab manut Rose saja.

Wendy menatap singkat ke arah Rose.

" Kau sudah punya kekasih?"

" Ne!?" Rose terkejut mendengarkan. Wendy mengangkat kepala dan menatap wanita ini mulai panik.

" Kau punya kekasih? Selama kau kerja sebagai asisten ku, kau tidak pernah punya waktu untuk liburan."

" Aniyo...pre--...emm.. maksudku Oppa." Kata Rose yang masih di ambang kecanggungan dan dia masih panik saat harus makan bersama Wendy.

Month for you ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang