7

1.3K 151 29
                                    

Hari ini adalah hari spesial. Wendy menyempatkan waktunya untuk Yeri. Memberikan semuanya pada anak. Apapun, karena hari ini, hari kebahagiaan Yeri berada di umur 19 tahun.

" Happy birthday to you.....3x~~"  Wendy bernyanyi. Dia duduk di depan anaknya yang bertepuk tangan sambil menatap kue ulang tahun yang di beli Wendy tadi. Bukan Wendy sih yang beli, tapi Rose. Pria itu meminta tolong pada Rose untuk membeli kue ulang tahun Yeri. Wendy tidak tau apa-apa soal kue. Jadi dia menyuruh Rose memilihnya.

" Apa permintaan mu?" Tanya Wendy setelah Yeri selesai berdoa.

" Keluarga yang hangat." Jawab Yeri sambil tersenyum lalu ia tiup lilinnya.

Wendy menoleh ke belakang. Mengambil kadonya untuk Yeri.

" Buka sekarang." Pinta Wendy. Menyandarkan dagu di meja, menunggu sang anak yang masih menyunggingkan senyum sambil membongkar kado darinya.

" Wah!" Yeri berseru. Mengeluarkan tas Chanel yang di belikan Wendy.

" Ini masih belum." Kata Wendy.

" Mh?" Yeri berdehem tanya.

Tidak lama diam, terdengar suara klakson mobil.

Yeri menatap Wendy langsung. Pria itu tersenyum pada anaknya yang berdiri dari kursi segera dan berlalu ke luar rumah.

Pintu di buka Yeri. Gadis ini melebarkan matanya dan perlahan senyum mengembang.

" Mom!!" Peluk Yeri. Irene tersenyum lebar. Ia mengelus rambut Yeri sambil melirik Wendy yang berada di ambang pintu.

Tidak apa untuk hari ini, Irene mau menginjakkan kakinya di rumah Wendy. Sebenarnya malas. Tapi hari ulangtahun Yeri sangat berharga bagi Irene. Kalau bukan perihal anaknya, sangat tidak sudi sekali Irene berada di rumah ini lagi.

Para pelayan terkejut mendapatkan Irene disana. Mereka memberi tundukan sopan nya dan di balas senyum Irene sepanjang jalannya masuk ke dalam rumah karena Yeri menarik tangannya.

Wendy diam saja. Kerjaannya hanya bungkam, meratap dan kadang menoleh ke arah lain.

" Kuenya belum Yeri potong." Ucapnya dan Wenrene menoleh angguk ke arah anaknya.

Dengan gembiranya Yeri potong kue itu. Ia mengambil sendok, melirik kedua orang tuanya.

" Aaa..." Pinta Yeri agar Wendy membuka mulutnya.

Senyum mata, Wendy berikan. Ia menguyah sambil melihat Yeri menguapkan kue itu lagi pada Irene.

" Aku merindukan ini." Ucapnya yang langsung membuka mulut saat suapan Irene melayang. Terakhir, saat Yeri berumur 4 tahun. Merasa suapan Irene selama itu dulu.

" Jalan! Nonton bioskop!" Saran Yeri.

" Lalu makan." Lanjutnya.

Wendy menoleh pelan ke arah Irene yang terdiam sejenak. Sebenarnya dia ada rapat jam segini, namun ia tidak bisa pergi begitu saja, menghancurkan kebahagiaan Yeri yang hanya sesaat.

" Seulgi, tolong ya."

" Ne Irene."

Irene menutup telpon. Membuang lega nafas karena Seulgi mau menggantikan posisinya saat rapat.

" Mom, ayo." Panggil Yeri. Irene mengangguk. Ia pun mendekati mobil Wendy kemudian masuk ke dalam, duduk di kursi depan bersama pria itu.

" Pergi jalan dengan keluarga Kim." Ucap Yeri membuat Wenrene berdehem kejut.

" Hai baby." Jennie mencium pipi Irene. Wanita itu sudah mengeluarkan wajah kesalnya pada Jennie yang masih melebarkan senyuman.

" Aku?" Tanya Wendy. Wajah Jennie datar sudah. Tangan Jisoo melayang memukul kecil pipi Wendy.

Month for you ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang