14

1.3K 153 42
                                    

Cup!

" Mhh! Berhentilah!"

" Tidak boleh? Kau sama sekali tidak mau membuka mata."

Wendy menarik tangan Irene yang menghalangi wajah cantik empunya.

" Good morning." Ucap Irene dengan suara serak namun seksi terdengar.

" Morning baby~~!" Wendy memeluk Irene. Membawa Irene berguling ke samping.

Sempat Irene teriak tawa tapi ia senang mendapatkan perlakukan seperti ini dari Wendy. Sudah lama sekali ia tidak merasakannya lagi.

" Sakit Wendy!"

" Maaf." Akhirnya Wendy menempatkan Irene di atas tubuhnya. Melingkarkan tangannya di pinggang ramping Irene.

Irene tersenyum. Ia mengusap pelan jari jemarinya di wajah Wendy perlahan.

Cup! Wendy mencium tangan Irene. Kemudian ia teruskan di pipi Irene yang masih tertawa karena Wendy tidak berhenti melakukannya.

" Kau tau seberapa banyak hujan yang turun ke bumi?"

" Molla..." Geleng Irene. Wendy membenarkan posisinya tanpa melepas dekapannya pada Irene.

" Sebesar cintaku padamu. Sebesar dan sebanyak harapanku agar bisa dekat dengan keluarga kita lagi." Jawab Wendy. Senyum tulus Irene terlihat. Ia mengelus pipi Wendy dengan jarinya kemudian ia mengangkat sedikit tubuhnya hanya untuk mencium kening Wendy.

" Aku bersyukur pernah mempunyai suami seperti mu. Dan aku juga bersyukur, punya calon suami yang tanggung jawab sepertimu." Wendy perlahan tersenyum lebar. Ia memeluk hangat tubuh Irene saat empunya sudah menidurkan kepala di dadanya.

Pagi ini meski hujan, tetap hangat untuk mereka walau di luar terlihat dingin.

***

" Bogum?" Irene terkejut melihat pria itu tiba-tiba berada di kantornya tanpa kabar. Namun tiba-tiba juga Bogum menarik kasar tangan Irene agar berdiri dari duduknya untuk keluar bersama.

" Ya!!" Irene menolak. Ia menghempas tangannya, termundur marah dari Bogum yang tidak jelas kedatangannya.

" Apa maksudmu!!?"

" Apa maksudmu!? Kau bilang apa maksudku!!?" Bentak balik Bogum sambil mengeluarkan banyak lembaran dan ia lempar depan Irene, menerbangkan foto dirinya dengan Wendy saat bertemu.

Irene tidak terkejut lagi. Memangnya kenapa?

" Kita mau menikah!? Kau pikir aku diam saja!?"

" Lalu? Bagaimana jika aku menyarankan agar tidak jadi menikah?"

" Kau bilang apa!?" Bogum tersenyum getir. Ia mendekati Irene lagi dan ia jambak rambut wanita ini. Irene benar-benar meringis. Ia berteriak rintih disana sambil termundur selangkah.

" Bogum!! Sakit!" Rintih Irene.

" Kau pikir aku terima huh!? Aku tau kau mau kembali dengan Wendy lagi. Tapi tidak bisa karena besok kau sah jadi istriku!" Hentak Bogum. Benar-benar kasar dan rengam untuk menatap.

" Kau---kau mau saham SM saja kan!? Kau licik sekali Bogum!!"

" Masa bodoh dengan itu!!! Kau sudah menandatangani nya!" Irene di dorong. Terduduk kasar di sofa. Bogum berlalu mendekati meja kerja Irene. Mencari surat tanah cabang SM yang sebelumnya milik Wendy. Namun hampir saja Irene balik nama atas Bogum. Tapi Irene tidak bodoh! Saat tau pikiran Bogum yang bertanya selalu tentang saham SM, Irene sudah peka akan maksud pria ini mendekati dirinya. Itu karena uang! Saham SM besar di Korea dan jadi incaran Bogum saat ini!

Month for you ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang