" Hallo."
" Waeyo?"
" Kau dimana?"
" Di kantor."
" Ada yang ingin aku katakan padamu."
" Mwo?"
" Bagaimana jika aku menikah dengan Wendy?"
Irene berhenti menggerakkan penanya. Ia tidak jadi menanda tangani aset cabang perusahaan Wendy agar bisa di ganti hak milik dengan Bogum.
" Apa maksudmu?"
" Emm...aku... maafkan aku Unnie... ottoke?"
" Ya Krystal!"
" Waeyooo!!? Apa salahku? Kau sudah tidak memilih hak apapun atas Wendy. Lagian kau akan menikah dengan Bogum."
" Ani! Aku tidak akan mau menyetujuinya."
" Kenapa? Bilang saja kalau kau masih mencintai Wendy, Unnie. Lalu kenapa kau bodoh sekali memberikan surat cerai padanya dulu kalau kau masih mencintainya?"
" Molla!!! Aku tidak akan menyetujuimu dengan Wendy!" Irene berdiri dari kursinya.
Teriakan Irene seraya dengan pintu ruangannya yang di tutup lagi oleh Seulgi. Pria itu tadi masuk ke dalam, berniat untuk mengajak Irene makan siang. Tapi saat bosnya berteriak seperti itu, seulgi mengurungkan niat walau Irene sudah melihat dirinya ingin masuk ke dalam ruangan.
" Ya Unnie! Kau serakah sekali."
" Aku memang serakah waeyo!?"
" Masa bodoh denganmu Unnie. Wendy baru saja mengatakannya padaku." Kata Krystal di telpon. Irene terdiam. Ia mengingat pertanyaan Wendy waktu itu.
*
" Apa Krystal mengatakan sesuatu padamu?"" Mengatakan apa?"
" Emm....bukan apa-apa."
*Irene mengeratkan genggaman di penanya.
" Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi."
" Ya Unnie!"
" Tidak akan pernah meski kau adikku."
" Kalau begitu, lihat saja apakah kau masih bisa mengambil hati Yeri atau tidak!?"
"...." Sekejap Irene terdiam mengingat anaknya sudah tidak mau lagi memikirkan Irene.
" Kau sudah membuat kepercayaan anakmu berubah jadi kebencian. Rasa sayang Yeri selalu tertuju padamu sebelum kau mengatakan padanya untuk menikah lagi! Apa dia masih mau mendengarkan mu setelah apa yang kau perbuat dengannya atau bahkan Wendy sekalipun. Kau terlalu egois Unnie. Memikirkan diri sendiri padahal kau tidak tau apa yang kau lakukan itu tidak ada yang benar."
" Aku tidak akan mau!!!!" Teriak Irene hingga benda itu ia jauhkan dari telinga dan ia lempar mengenai lemari kaca dokumentasi nya hingga pecah.
Seulgi masuk segera ke dalam setelah mendengar pecahan kaca. Karyawan yang lain melirik kejut ke ruang direktur. Mereka saling berbising, bertanya apa yang terjadi di dalam.
" Irene, ada apa denganmu?" Tanya Seulgi yang mendelalak kejut melihat pecahan beling kaca lemari yang ia pijak.
" Irene." Seulgi mendekat. Ia melihat Irene yang terduduk jongkok sambil meremas rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Month for you ✓ [C]
Fanfictionkehidupan ku hancur hanya karena keluarga. Aku iri dengan mereka karena mempunyai sosok yang bisa ia terima senyumannya. aku merindukan itu........