To Love You More 2

25 0 0
                                    

"Katakan saja nak..! Biar Ibu yang memberikan hukuman padanya!" kata sang Guru ramah.

Nanda hanya menggelengkan kepalanya dan menunduk. Nanda meneteskan air matanya dan sesekali melirik kearah anak laki-laki itu. Tak lama kemudian, bel berbunyi tanda pulang sekolah. Semua murid pulang sekolah.

"Baiklah..hari ini tak ada yang jujur! Baiklah Ibu akan mencari pelakunya ya..! Kamu yang tenang..jangan takut.." ucap sang Guru sambil berjalan di koridor sekolah bersama dengan Nanda.

Nanda hanya tersenyum tipis sambil memeluk tas nya yang basah. Lalu sang Guru berpamitan pergi dan Nanda berjalan kaki seorang diri menuju gerbang sekolah. Tanpa Nanda sadari anak laki-laki itu sudah menunggu Nanda disana.

"Eh..anak kecil..! Awas ya sampai kau katakan yang sebenarnya pada Ibu Ani..! Awas kau!" anak itu mengancam dengan menarik kerah baju Nanda.

Nanda gugup dan menunduk. Lalu anak itu melepaskan genggamannya dari kerah baju Nanda dan pergi meninggalkan Nanda. Nanda terdiam menatap anak laki-laki itu pergi menjauh. Lalu dengan perlahan Nanda berjalan seorang diri menuju rumahnya.

Ditengah perjalanannya menuju rumah, tiba-tiba Nanda melihat begitu ramainya para warga memenuhi rumah Nanda. Nanda sedikit khawatir dan langsung berlari menuju rumahnya.

"Ada apa ini?" tanya Nanda khawatir."Nak..kamu yang sabar ya nak.." ucap seorang pria bersimpuh dihadapan Nanda dengan wajah yang sedih.

"Ada apa ini? Kenapa kalian semuanya menangis? Mana nenekku?" kata Nanda khawatir.

"Nak..nenek kamu nak...nenek kamu.." ucap pria itu sedih.

"Ada apa? Katakan saja!" sahut Nanda.

"Nenek kamu meninggal nak..dia tertabrak dijalan ketika dia hendak berjualan.." kata pria itu lagi.

Mendengar akan hal itu, air mata Nanda menetes dan Nanda tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Tidak..! Ini bohong..! Kalian jangan bohong..! Nenekku tak berjualan apa-apa..! Bahan untuk berdagang sudah habis kemarin..tak mungkin!" kata Nanda menangis histeris.

"Ya nak..! Kami tak bohong..! Kami lihat sendiri kejadiannya sekitar jam 10:00 pagi tadi nak..nenekmu berjualan dan ditabrak oleh pengendara motor yang lewat.." kata pria itu.

Nanda menangis histeris dan langsung masuk kedalam rumahnya. Nanda kaget bukan main saat melihat tubuh sang nenek yang tak bernyawa ditutupi kain kafan. Semua orang tampak sedih dan iba melihat Nanda. Air mata Nanda seketika jatuh tak henti dan ia langsung memeluk sang nenek yang sudah tak bernyawa. Nanda menangis sekencang-kencangnya dan memeluk tubuh sang nenek dengan erat.

Semua orang mendekati Nanda dan memeluk Nanda. Mereka tampak kasihan melihat keadaan Nanda yang kini sudah tak bersama siapa-siapa lagi. Nanda hanya bisa menangisi sang nenek. Dan keesokan harinya, sang nenek dimakamkan di pemakaman umum yang tak jauh dari rumah Nanda. Disana semua orang berdoa dan bersedih mengantar kepergian sang nenek ke peristirahatan terakhirnya.

Disana, Nanda hanya bisa menangis dan memeluk batu nisan sang nenek. Dan akhirnya Nanda pun tinggal seorang diri didalam rumahnya yang sederhana. Setiap harinya Nanda berjualan kecil-kecilan sambil bersekolah. Hingga suatu ketika dipagi hari yang cerah Nanda tengah membawa dagangannya menuju sekolahnya. Tak lama kemudian, Nanda sampai dan ia pun langsung menaruh dagangannya di kantin.

Lalu Nanda pun masuk kekelasnya dan semua murid menatapya dengan tajam. Nanda hanya menunduk dan duduk dikursinya. Orang-orang yang ada disekitar Nanda pun menghindar dan jijik dengan keadaan Nanda yang begitu kotor dan tak terawat. Dan tak lama kemudian sang Guru datang dan memberikan beberapa materi. Ditengah pelajaran sedang berlangsung sesekali sang Guru melirik kearah Nanda yang tengah menulis di sebuah kertas.

"Nanda.." tegur sang guru ramah.

Nanda menoleh kedepan dan sedikit kaget.

"Apa yang kamu tulis nak?" kata sang Guru.

Nanda menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan kertas itu.

"Tak apa..tunjukkan saja pada Ibu ya..!" kata sang Guru.

Nanda pun perlahan maju sambil menunduk dan memberikan kertas itu pada sang Guru. Sang Guru mengambilnya sambil tersenyum. Nanda hanya menunduk dan perlahan berjalan menuju ke belakang dimana tempat duduknya berada. Sang Guru melihat tulisan itu dan seketika iba dengan Nanda.

"Hm..Nanda, Ibu tak menyuruhmu untuk balik duduk..! Ayo kemarilah..!" ujar sang Guru ramah.

Semua murid tampak menatap Nanda dengan tatapan benci dan tajam. Nanda berbalik dan mendekati sang Guru. Nanda hanya terdiam dan menatap gurunya.

"Nanda..nanti ikut Ibu ya! Baiklah..hari ini Ibu akan istirahatkan kalian lebih awal..silahkan semuanya istirahat..selamat siang..!" kata sang Guru.

Semua murid keluar dari kelas dan Nanda pun diajak oleh sang Guru menuju kantor. Tak lama kemudian, Nandapun diajak berbincang-bincang oleh kepala sekolah dan sang guru.

"Baiklah..kamidari pihak sekolah turut berduka ya nak dan sebagai ucapan bela sungkawa dari kami dan berkat kecerdasanmu di bidang musik..kami akan mengirim kamu untuk sekolah di sekolah dasar yang layak di kota..! Disana ada juga panti asuhan dimana kamu akan tinggal..bagaimana?" jelas kepala sekolahnya.

"Tapi..apakah aku akan sendiri disana?" tanya Nanda lugu.

"Tidak..! Bukan, kau takkan sendiri disana..beberapa pihak sekolah sudah ada disana.jadi kamu takkan sendirian..bagaimana?" sahut kepala sekolah.

Nanda perlahan menganggukkan kepaladan sang Guru tersenyum.

"Semoga kamu jadi anak yang sukses ya..Ibu yakin..!" harap sang Guru.

Nanda hanya terdiam dan menunduk. Keesokan harinya, Nanda punberangkat menuju kota dengan menaiki bus. Semua guru menyambut kepergian Nanda. Beberapahari kemudian telah berlalu, dan kini Nanda telah sampai di kota. Lalu Nandadiantarkan menuju panti asuhan.

Disana Nanda sedikit bingung dan seorang pegawaipanti pun mengantarkan Nanda menuju kamarnya. Beberapa hari kemudian, Nanda berusaha menyesuaikan dirinya di panti asuhan itu. Karena sikap Nanda yang pendiam dan suka mengurung diri di kamar, Nanda pun jarang berkomunikasi dengan anak-anak di panti itu.

Hingga suatu ketika di siang hari yang panas, Nanda duduk termenung di taman seorang diri. Tanpa sengaja, Nanda melihat seorang anak laki-laki yang tengah di bully oleh beberapa anak laki-laki disekelilingnya. Nanda melihat anak laki-laki itu menangis dan beberapa anak lainnya memukuli, menendang, mencaci maki dan mendorongnya hingga terjatuh. Nanda yang tak tega melihat hal itupun langsung menuju anak laki-laki itu.

"Kalian..! Apa yang kalian lakukan padanya?" Nanda nampak memberanikan diri.

Beberapa anak menoleh kearah Nanda termasuk anak laki-laki itu.

"Hei..apa maumu? Kau jangan ikut campur dan mengganggu kami..! Kau tak tau kami ini siapa?!" sahut anak laki-laki yang membully anak itu.

"Kau jangan seperti itu..kalian kira perbuatan kalian ini bak? Lebih baik kau jangan ganggu anak itu dan pergi.." ucap Nanda.

"Oh begitu kah? Beraninya kau? Kau kira kami takut pada perempuan kecil sepertimu?" ucap anak laki-laki itu.

Nanda berusaha berani dan menatap anak itu. Anak laki-laki yang di bully itu pun terdiam menatap Nanda dan menahan rasa sakitnya.

"Kau lebih baik pergi dan kerjakan yang lain..yang lebih bermanfaat..!" kata Nanda.

The Beatles To Love You More 🖤THE END🖤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang