To Love You More 18

20 1 0
                                    

Dan dengan perlahan Nanda tertidur. Beberapa minggu kemudian telah berlalu, dan kini John dan Paul tampak tak akrab seperti dulu lagi. Nanda pun berpikir keras agar bisa mengembalikan mereka seperti dulu lagi. Usaha George dan Ringo pun tak ketinggalan untuk selalu membantu Nanda.

Hingga suatu ketika, saat salju mulai turun memenuhi langit di malam hari. Nanda terdiam dan berusaha kuat dengan tekadnya kini. Akhirnya iapun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar John. Nanda mengetuk pintu kamarnya dan memberikan sebuah surat. Begitu juga sama halnya dengan Paul. Setelah itu Nanda berjalan seorang diri menuju kamarnya.

"Nanda..tunggu..!" jerit Paul menghampirinya.

Nanda menoleh dan Paul langsung memeluknya. Nanda kaget dan wajahnya memerah. Detak jantung mereka berdegup kencang. Paul menutup matanya dan memeluk Nanda cukup erat.

"Pa..Paul!" bisik Nanda.

"Maaf!" bisik Paul.

Dan dengan perlahan, Nanda melepaskan pelukannya dan menatap Paul. Paul menatapnya dan perlahan Nanda menjauhinya. Nanda berusaha melawan rasa cintanya yang selama ini ia rasakan pada Paul.

"

Maafkan aku..aku sebenarnyatak bisa membohongi perasaanku tapi jika ini demi menyelamatkan The Beatles dari keretakan..! Aku harus melakukannya..aku yakin kalian sahabat sejati..! Aku yakin kalian tak pernah saling membenci..! Ku yakin itu...! Aku akan menahan semua ini demi pencapaian kalian selama ini...maaf!" bisik Nanda menutup bibirnya dan berlari menjauh.

Paul menatap Nanda dengan wajah murung. Paul menunduk dan perlahan masuk ke kamarnya. Keesokan harinya, di pagi hari yang cerah mereka tengah menikmati sarapan bersama-sama. Nanda tampak terdiam dan menikmati makanannya. John melirik kearah Nanda dan kembali menikmati kopinya.

"Hm..apakah kalian ada waktu nanti malam?" tanya George.

"Ya..hari ini..hari terakhir kita konser disini..lalu..kita akan kembali ke Liverpool.." kata Ringo.

Paul langsung bangkit dan membawa bukunya menjauhi mereka. Nanda menatap mereka. John pun pergi menjauh juga dan berjalan menuju ruang latihan. Nanda, Ringo dan George saling menatap satu sama lain dan Nanda menghela nafas kesal. Tak lama kemudian, Nandapun menghampiri John keruang latihan.

"John..!" jerit Nanda.

"Oh..hai..!" sahut John senang.

"John..kuharap kau mau bertemu denganku nanti malam seperti yang ada di surat itu.." kata Nanda.

"Tentu saja..aku berjanji..!" kata John sambil memainkan pianonya.

Nanda pun perlahan menjauhinya dan menghampiri Paul yang tengah membaca buku di dalam kamarnya. Nanda pun berbincang dengannya dan perlahan pergi menjauhinya. Paul hanya bisa terdiam melihat sikap Nanda seolah-olah menjauhinya. Malam pun tiba, dan kini Nanda tengah berada di jembatan dekat dengan Big Ben seorang diri.

Salju pun turun cukup tenang dan Nanda menatap kedepan. Tepat pukul 20:00 malam, John tiba dan menghampiri Nanda. Dan secara tak sengaja, Paul pun ada disana. Seketika John menjauhinya dan Nanda melarang John untuk pergi. Paul hanya terdiam dan memalingkan wajahnya.

"Kau mau kemana? Bukan kah kau sudah berjanji untuk bertemu denganku?" kata Nanda tegas.

John menutup wajahnya dan menatap Nanda.

"Baik..baik..ada apa?" kata John dengan kesal.

Nanda pun menarik tangan John dan Paul.

"John..Paul..apakah kalian harus saling membenci? Apakah kalian harus bekerlahi? Apakah The Beatles harus hancur hanya karena hal sepele? Ingat..kalian adalah sahabat selamanya..kalian berteman baik..apakah hanya karena ini kalian hancur?" kata Nanda.

John menunduk dan Paul menatap Nanda.

"Aa..aku tau..jujur..aku tau kalian sama-sama mencintaiku tapi..apakah hanya karena ini kalian harus bermusuhan?" ujar Nanda.

John dan Paul menatap Nanda. Nanda berusaha menahan air matanya. Tanpa mereka sadari, George dan Ringo menatap mereka dari kejauhan.

"Aku mohon..kalian jangan seperti itu..! Kalian membangun band ini bersama-sama..! Kalian hancurkan band ini sama-sama...! Apakah hal itu yg mau kalian tunjukkan pada mendiang pamanku? Kalian berjuang dari nol sampai sekarang..apakah karena hal sepele, semuanya itu lenyap?" kata Nanda.

John dan Paul menunduk. Perlahan, air mata Nanda menetes menatap mereka.

"Ku mohon jangan seperti ini..! Aku menganggap kalian seperti saudara..kalian sahabatku.." kata Nanda menutup mulutnya dan berlinang air mata.

"Maaf!" bisik Paul menunduk.

John menatapnya dan terdiam. Dan dengan perlahan, John maju kehadapan Paul dan langsung memeluknya dengan erat. Sebuah kebanggaan bagi Nanda bisa menyatukan mereka kembali. The Beatles terselamatkan dari kehancuran. Nanda tersenyum haru dan menatap mereka. Paul dan John saling memaafkan dan saling merangkul.

"Baiklah..kami mengerti..!" kata John dan Paul.

Nanda perlahan tersenyum dan Ringo mengajak George untuk mendekati mereka.

"Baguslah kalian sudah baikkan..!" kata George.

"Pidato Nanda cukup membuat hatiku terenyuh..haha..!" ledek Ringo.

Mereka tertawa kecil dan saling bergurau.

"Terimakasih!" bisik George.

Ringo, George, Paul dan John pun saling menatap. Nanda tak menyadarinya dan hanya bisa mengusap air matanya yang berjatuhan. Dan tanpa Nanda sadari, Paul kini ada di hadapannya dan langsung memeluknya. John, George dan Ringo pun ikut memeluk mereka juga.

Nanda kaget dan wajahnya memerah. Matanya melotot dan mereka memeluk Nanda dengan erat. Salju pun turun perlahan mengguyur tubuh mereka. Akhirnya mereka pun bisa bersama kembali dan membuat nama The Beatles semakn besar.

Hingga keesokan harinya, mereka kembali menuju Liverpool dan mendapatkan penghargaan terhormat dari Ratu Ellizabeth. Mereka tampak bangga dengan diri mereka dan di balik itu semua, Nanda merasa lega.

"Aku yakin..kalian akan menjadi orang sukses..! Ku yakin itu..paman..terimakasih atas kepercayaan paman selama ini padaku..! Aku takkan mengecewakan Paman! Hingga suatu ketika..ada cinta yang kupendam akan terbalaskan!" bisik Nanda dalam senyumannya yang indah menatap keatas langit.


TAMAT

The Beatles To Love You More 🖤THE END🖤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang