"Ya..hm..kok kamu melamun Nan? Apakah kau sudah sarapan?" tanya Paul polos.
"Aku..hm..sudah...kalau kalian bagaimana?" kata Nanda gugup.
"Sudah kok..oh ya..nanti ikut kami yuk.." kata Paul.
"Kemana?" tanya Nanda singkat.
"Ikut saja..hm..aku latihan dulu ya..semangat!" kata Paul sambil mengepal tangannya di hadapan Nanda dan tersenyum manis.
Nanda terdiam dan perlahan Paul mengacak-ngacak rambut Nanda. Nanda kaget dan terdiam membatu menatap Paul yang bangkit dan pergi meninggalkannya menuju ruang latihan. Detak jantung Nanda pun berdegup kencang dan sekujur tubuhnya sedikit bergetar.
"Aa..apakah itu?..P..Paul?" bisik hati kecil Nanda.
Dan Nanda pun perlahan menatap kesamping kiri yang merupakan langkah Paul menuju ruang latihan itu dan sedikit menarik nafas dalam. Nanda pun menunduk dan perlahan memegang dada kirinya.
"Apakah ini yang aku rasakan saat berada disamping Paul?" bisik Nanda lagi.
Nandapun berusaha melupakan hal itu dan kembali bekerja.Haripun semakin siang dan tepat pukul 14:00 siang, mereka berempat tampak santai duduk disofa sambil menikmati beberapa makanan dan minuman. Nanda pun berjalan menuju koridor dan melewati kamara mereka berempat.
"Hei Nanda!! Tunggu!!" teriak John tiba-tiba.
Paul menoleh dan terdiam menatap John mengejar Nanda.cNanda pun tetap berjalan di koridor tanpa menghiraukan sekitarnya.
"Tunggu..Nanda!" kata John menarik tangan Nanda.
Nanda kaget dan menoleh kearah belakang. Tampak John yang kelelahan mengejar Nanda dan nafasnya yang terengah-engah terdengar.
"Ada apa John? Maaf aku tak mendengarmu.." sahut Nanda malu.
"Hm..ayo ikut bersama kami diruang tamu..!" kata John menarik paksa tangan Nanda.
John mengajaknya menuju mereka bertiga.
"Hai Nan..!" sapa George.
Nanda tersenyum dan mereka menatap Nanda bergandengan tangan dengan John.
"Oh ya..maaf..aku..lupa!" kata Nanda berbisik sambil melepaskan genggaman tangan John.
Paul hanya terdiam dan sedikit memalingkan wajahnya.
"Oh ya..ayo duduk dulu..ada yang mau kita bicarakan denganmu.." kata Ringo.
"Apa itu?" tanya Nanda sembari duduk.
"Kita kan dapat libur 2 hari saja..bagaimana kalau kita pakai liburan itu untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata di London..aku dengar ada beberapa tempat yang bagus untuk di kunjungi.." kata Ringo.
"Ya..kau benar...! Kira-kira kita mau kemana ya?" tanya John.
"Hm..kita harus pikirkan dulu..hm.." kata George.
"Aha..aku punya ide..baiklah..ini adalah tempat yang akan kita kunjungi.." kata Ringo sambil menjelaskan beberapa kalimat pada mereka.
Tepat pukul 19:00 malam mereka telah selesai mandi dan makan.
"Ayo..bagaimana? Apakah pakaian ini cocok?" tanya Ringo memperlihatkan stelan jas hitamnya.
"Bagus..! Haha..sangat pas..!" kata Paul.
"Oh ya..apakah kita jadi ketempat pertama yang akan kita kunjungi sekarang?" ucap George sambil membenarkan dasinya.
"Hm..ya, pasti..! Dimana Nanda? Apakah dia jadi ikut dengan kita?" tanya Ringo.
Dan tampak Nanda berjalan menuju ke hadapan mereka dengan menggunankan gaun yang indah dan sepatu hak tinggi. Paul pun tampak pangling menatap wajah cantik Nanda yang di taburi dengan beberapa warna make up.
"Nah..ini dia..hm..ayo, saatnya beraksi..!" ujar Ringo.
"Hm..maaf membuat kalian menunggu lama..!" Nanda nampak gugup.
"Haha..tak masalah..! Kami mengerti bagaimana seorang wanita merias wajahnya saat datang ke pesta dansa.." kata Ringo.
Nanda sedikit kaget dan ia sedikit berpikir.
"Hm..maaf..aku mengacaukan kalian atas pertanyaanku ini..apakah kalian tadi bukannya ingin pergi menuju restoran?" tanya Nanda sedikit kaget.
"Ya..memang kami ingin kerestoran yang ada tempat untuk berdansanya.." kata Ringo.
"Aa..tapi.." ucap Nanda malu.
"Hah! ide yang bagus..!" kata John senang.
Paul tersenyum melihat wajah mereka termasuk Nanda yang kini ada di hadapannya. Tak lama kemudian, mereka sampai dan merekapun menikmati pesta dansa itu. Nanda hanya bisa terdiam dan menatap kesegala arah. Tampak beberapa orang berdansa bersama pasangannya masing-masing dantampak romantis. Nanda hanya bisa terdiam dan mengelus-elus tubuhnya yang sedikit terasa dingin.
"Nanda..apakah kau berdansa bersamaku?" tanya Paul tiba-tiba mendekati Nanda.
Nanda menoleh dan menatap Paul.
"Aa..aku..aku..takbisa berdansa..aku hanya ingin menikmati minuman ini..!" kata Nanda malu.
"Hahaha..ayolah..apa salahnya mencoba..! Aku akan mengajarimu cara berdansa yang benar..ayo..!" Paul nampak menyodorkan tangannya.
Nanda terdiam menatap Paul. Dengan malu-malu Nanda meraih tangan Paul dan Paul tersenyum. Lalu Paul mengajak Nanda di antara kerumunan orang yang tengah berdansa.
"Ayo..sekarang ikuti saranku..tanganmu dibahuku dan tangan satuya genggam tanganku!" kata Paul berbisik.
Nanda pun menurutinya dan tampak wajah Nanda langsung memerah.
"Nah..lalu kau jangan memikirkan gerakan apa saja yang ada dalam dansa..! Dansa itu bebas mau melakukan apa saja..asalkan selaras dan bersamaan..ayo, injak kakiku..!" kata Paul.
Nanda kaget saat wajah Paul dan wajahnya sangat dekat. Nanda merasakan hembusan hangat dari nafas Paul menerpanya.
"Aa..apa? Aku..menginjak kakimu?" tanya Nanda.
"Ya..lakukan saja..ikuti saranku.." kata Paul.
Nanda pun perlahan menginjakkan kakinya di atas kaki Paul dan perlahan mereka mulai berdansa. Tanpa disadari, George dan Ringo menatap mereka berdua sedang berdansa.
"Hm..inilah yang Paul inginkan..hm..dasar ..!" gumam Ringo.
"Biarkan ia bahagia.." kata George.
Mereka tampak menikmati dansa mereka dan perlahan mereka tersenyum bersama. Alunan musik semakin romantis dan dentingan suara piano menambah ke tenangan di dalam ruangan itu. Dan dari kejauhan tampak John yang tengah menikmati minumannya terdiam menatap Paul dan Nanda.
John sedikit lirih dan hanya bisa terdiam. Tak lama kemudian, musik pun berubah menjadi musik yang sangat menyenangkan. Semua pengunjung tampak senang sambil menari bersama. Nanda melepaskan rangkulan Paul dan ikut menari bersama dengan asyiknya.
Mereka tampak senang dan Paul pun bertingkah aneh sambil berjoget tak jelas. Nanda tertawa melihat tingkah Paul. Tepat pukul 22:00 malam, merekapun kembali pulang ke apartemen dan beristirahat. Saat itu, Nanda pun tengah berjalan menuju koridor kamarnya dan memikirkan sesuatu.
"Nan..!" sapa Ringo menghampirinya.
Nanda terdiam dan menoleh kearah Ringo.
"Ya..ada apa?" tanya Nanda polos.
"Terimakasih ya...! Kau hebat..!" kata Ringo tersenyum dan perlahan pergi meninggalkan Nanda.
Nanda pun tak tau dengan apa maksud dari perkataan itu dan sedikit mengelus leher belakangnya.
"Apa ya maksud Ringo? Hm..entahlah..oh ya..aku ada perlu dengan Paman.." ucap Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beatles To Love You More 🖤THE END🖤
Teen FictionTak lama kemudian disore hari,Nanda pulang bekerja dan jalan seorang diri.Tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang dan beberapa wanita mengejar mobil tersebut sambil berteriak. Nanda berhenti berjalan dan menutup telinganya tanda tak kuat menden...