16

2.4K 175 22
                                    

Pagi pagi gini Minghao pergi belanja ke pasar bersama kyulkyung, karena ini pertama kalinya kyulkyung ke pasar jadi Minghao sekalian mengajari berbagai banyak bahan sayuran di pasar.

"Ih baunya amis." Keluh kyulkyung sambil memencet hidungnya karena tak tahan dengan bau amis.

"Kalo mau bau harum ya di toko parfum." Balas Minghao.

"Aish.." kesel kyulkyung menghentakkan kakinya pergi keluar pasar.

Meninggalkan Minghao yang Masih berada di pasar.

.
.
.

Jun seperti biasa, berangkat kerja ke perusahaannya tapi sekarang ada yang mengikutinya. Ya siapa lagi kalo bukan Xuan yang gabut dirumah tapi gak mau ikut mamanya ke pasar.

"Xuan.. jadi anak yang baik ya." Ucap Jun mengusap kepala Xuan.

Xuan hanya menjawab dengan anggukan. Lalu Xuan duduk ke sofa sambil membuka laptopnya.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Jun ke anaknya yang tampak serius menatap layar laptop nya.

"Urus urusan papa saja sana." Balas Xuan tanpa menatap papanya.

"Siapa yang ngajarin kamu berkata begitu?" Tanya Jun menatap sinis anaknya.

Xuan yang ditatap sinis menatap datar papanya tak ada takut sedikitpun.

"Gak ada yang ngajarin." Jawab Xuan.

Jun akhirnya mengalah dan kembali duduk di kursi kebesarannya dan mulai melakukan pekerjaannya.

"Jerin tolong datang ke ruangan saya." Ucap Jun di telepon lalu menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari Jerin.

.
.
.

"Siapa yang telpon? Jun?" Seorang yang sama sekali tak ingin Jerin temui sama sekali muncul didepannya.

Ya siapa lagi kalo bukan Cheng Xiao. Dia berdiri didepan meja Jerin dengan sopannya duduk diatas meja Jerin.

"Terus kenapa? Bukankah tuan Jun menyuruh Anda untuk menyelesaikan berkas? Kenapa anda ada disini?" Tanya Jerin menutup telepon lalu menatap Cheng Xiao.

"Lo butuh berapa?"

Jerin mengerutkan keningnya sambil memiringkan kepalanya bingung.

"Lo butuh uang berapa biar keluar dari sini?" Tanya Cheng Xiao ulang.

Jerin menggebrak meja menatap tajam kearah Cheng Xiao. Memang dia sangat membutuhkan uang, tapi ia tak ingin juga kehilangan pekerjaannya yang menurutnya udah nyaman.

"Berapapun itu.. selama kamu keluar dari sini." Ujarnya sambil memainkan kukunya.

Jerin menyeringai.
"Okeh! Aku butuh 50 miliar dolar." Ucap Jerin.

Cheng Xiao membelalak kaget dan menatap tajam Jerin.

"Yang benar saja?! Apa kamu sengaja membuatku bangkrut?!" Tanyanya.

Jerin menghedikkan bahunya acuh.
"Bukankah kamu yang menawarkan nya? Kalo tidak bisa ya sudah jangan ganggu aku lagi." Jerin merapikan berkas lalu berjalan keluar.

Sebelum Jerin benar benar keluar Cheng Xiao berteriak.
"Baiklah! Aku akan memberikannya padamu! Tapi kamu harus menunggu 2 bulan!" Ujarnya membuat Jerin membalikkan badannya kebelakang.

"Tapi kamu juga harus membantuku mendekati Wen Junhui." Lanjut Cheng Xiao.

"Nona Cheng Xiao, bukankah itu terlalu lama? Jika kamu gak cepat aku tidak akan setuju." Ujar Jerin.

I'm Sorry, I Love You [Junhao GS] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang