LIVE WITH MY KETOS 36

202K 12.2K 698
                                    

Gabriella dan ketiga sahabatnya sudah berada di dalam kantin sekolah. Seperti biasanya mereka duduk di bangku kantin paling pojok. Hari ini, kantin terlihat ramai dan juga lebih berisik dari biasanya.

Gabriella berdecak kesal karena sedari tadi Ia tidak melihat kehadiran Alvaro. "Alvaro lama banget sih!"

"Alvaro belum kasih uang jajan ya El?" Tanya Keysha yang duduk bersebelahan dengan Gabriella.

Gabriela mengangguk. "Gue tadi lupa minta uang ke dia."

" Ya udah lo pakai uang kita aja dulu," saran Mila.

Belum sempat Gabriela menjawab, pintu kantin kembali terbuka dan menampilkan sosok yang sudah ia tunggu sejak tadi, Alvaro. Cowok itu berjalan santai memasuki kantin dengan keempat sahabatnya yang berjalan di belakangnya.

Gabriella menatap Alvaro kesal. Cewek itu pikir, Alvaro akan berjalan ke arahnya untuk memberikannya uang jajan. Tetapi ekspektasinya salah besar. Alvaro malah berjalan ke arah Salsa dan juga Citra. Cowok itu duduk bersebelahan dengan Salsa diikuti keempat sahabatnya yang duduk berhadapan dengan mereka.

"Pesan makanan Rey," suruh Alen. Karena yang bertugas memesan makanan hari ini adalah Reyhan.

Reyhan berdiri dari duduknya. "Lo semua mau pesan apa?"

"Gue sama Arthur pesan mie ayam sama jus jeruk," jawab Elang.
"Gue pesan bakso sama es teh manis," jawab Alen.
"Gue nasgor sama air putih," jawab Alvaro.
"Gue sama Citra pesanannya sama kaya Alvaro," jawab Salsa mewakili Citra.

Salsa dan Citra merupakan anggota perempuan geng Avatar. Avatar mempunyai 34 anggota perempuan. Dan rata-rata dari mereka adalah anak kelas XI.
Setelah selesai mencatat pesanan mereka, Reyhan berjalan pergi memesan makanan di kedai bu Wati, ibu kantin.

Gabriella berdiri dari duduknya berniat untuk menghampiri Alvaro.

Reva menoleh menatap Gabriella. "Mau ke mana El?" Tanya Reva.

"Mau minta uang." Gabriella berjalan menghampiri Alvaro dan juga teman-temannya.

"Ekhm." Gabriella berdehem cukup keras.

Alvaro menoleh dan melihat Gabriella tengah bersedekap dada di sampingnya. "Kenapa?"

Gabriella menatap Alvaro. "Lo nggak lupa kasih gue sesuatu gitu?"

Alvaro merogoh saku celananya dan mengambil sesuatu di dalamnya. Cowok itu mengambil satu lembar uang senilai seratus ribu rupiah dan memberikannya kepada Gabriella.

"Ambil."

Gabriela pun mengangguk dan berniat mengambil uang jajannya di tangan Alvaro. Tapi baru saja Gabriella ingin mengambilnya, uang itu lebih dulu di ambil oleh Salsa yang berada di samping cowok itu.

"Nggak usah di kasih Al. Dia cuman mau manfaat in lo doang," ucap Salsa dengan suara yang cukup keras. Dan itu berhasil membuat para murid yang berada di kantin mulai memperhatikan mereka.

Gabriella menatap Salsa tidak suka. Apa maksudnya Salsa berkata seperti itu?

"Maksud lo apa hah? Denger ya gue nggak pernah berniat manfaat in Alvaro," balas Gabriella. Cewek itu tidak suka dengan cara bicara kakak kelasnya ini.

" Lo jangan kurang ajar ya sama gue!" Salsa menatap Gabriella tajam. "Gue ini kakak kelas lo!"

"Bodo amat!" Gabriella menatap Salsa kesal. "Kembali in uang gue!"

"Uang Lo? Jelas-jelas ini uang Alvaro," ucap Salsa. "Oh.. atau jangan jangan-jangan lo sengaja deket in Alvaro buat manfaat in kekayaan nya doang? " Tuduh Salsa.

Gabriella mulai kehilangan kesabarannya. Cewek itu hanya ingin mengambil uang jajannya, itu saja. "Huh.. kembali in."

"Al, lo liat sendiri kan? Cewek ini nggak tau diri. Dia se- akh."

Belum sempat Salsa menyelesaikan ucapannya, Gabriella sudah lebih dulu menarik rambutnya kuat.
"Lo bilang apa? Cewek nggak tau diri? Jaga mulut lo ya!" Gabriela benar-benar tidak suka di katakan sebagai cewek yang tidak tahu diri.

Alvaro yang melihat itu pun langsung melepaskan kasar tangan Gabriella dari rambut Salsa. Cowok itu menatap Gabriella tajam. "Lo adik kelas. Jaga sikap."

Gabriella menatap Alvaro tidak percaya. Padahal sudah jelas jika Salsa yang bersalah dan memulainya duluan. Jika saja Salsa tidak mengambil uang jajannya dan mengatainya dengan hal yang tidak-tidak, Gabriella tidak akan berperilaku kurang ajar kepada Salsa.

Alvaro menatap Gabriella tajam. Cowok itu tahu jika Salsa memang salah. Tapi tidak sepenuhnya salah Salsa. Ia memang tidak tau jika Alvaro dan Gabriella sudah bertunangan. Untuk itu, Salsa berpikir jika Gabriella ingin memanfaatkannya. Alvaro juga tidak suka dengan cara bicara Gabriella kepada kakak kelasnya yang menurutnya tidak sopan. Tidak apa-apa jika ia mengatakan 'Lo' kepadanya. Tapi tidak dengan kakak kelas yang lainnya.

"Minta maaf ke Salsa," suruh Alvaro.

Salsa yang mendengar itu pun langsung menatap Gabriela dengan senyuman mengejek di wajahnya.

Gabriella menatap Alvaro kesal. "Gue nggak mau minta maaf! Gue gak salah!" Gabriella menunjuk Salsa. "Dia yang salah. Dia yang duluan tuduh gue yang nggak-nggak!"

"Minta maaf. Jangan keras kepala," balas Alvaro dingin.

Salsa menatap Alvaro. "Udah Al nggak papa, gue yang salah." Salsa menatap Gabriella sambil tersenyum. "Maaf in gue ya Gabriella. Gue yang salah udah ngomong in lo yang nggak-nggak."

"Lo kok nyebelin sih? Dasar bermuka dua!" Ucap Gabriella kesal. Cewek itu tahu jika Salsa hanya berpura-pura mengatakan hal itu.

Alvaro menatap Gabriella kembali. "Salsa udah minta maaf. Sekarang giliran lo."

"Nggak mau." Gabriella tidak akan meminta maaf. Karena cewek itu merasa jika dirinya tidak bersalah.

Alvaro menghela napas. "Minta maaf."

Gabriella menggelengkan kepalanya. "Nggak mau."

"Jangan keras kepala," ucap Alvaro dingin.

" Gue nggak bakal minta maaf karena gue nggak salah." Balas Gabriella.

"Nggak peduli itu kesalahan lo atau bukan. Yang penting sekarang lo minta maaf ke Salsa."

Gabriella menatap Alvaro tidak percaya. "Lo suruh gue minta maaf? Tapi lo sendiri belum minta maaf ke gue."

"Ok. Gue minta maaf. Sekarang lo minta maaf ke Salsa."

"Kenapa lo paksa gue buat minta maaf ke dia?" Tanya Gabriella sembari menunjuk Salsa. "Oh, gue tau. Lo suka ya sama cewek bermuka dua kaya dia?"

"Kalo iya kenapa?"

-TBC-

LIVE WITH MY KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang