0.2 ❀ l a t i h a n

1.9K 378 230
                                    

"Masih lama nih kayanya, pulang duluan aja Jun."

Renjun menggeleng seraya tersenyum.

Tampan seperti biasanya.

"Sama kamu aja nanti biar sekalian."

Ah, aku merasa tak enak.

"Gapapa nih kalo nunggunya lama?"

Pria yang sedang duduk di depanku ini mengangguk. Aku kemudian melambaikan tangan dan berlalu meninggakannya. Baiklah, semoga saja latihan PMR-ku tidak begitu lama.

Renjun yang keras kepala. Dia bersikeras menungguku dan ingin pulang bersama padahal ia sendiri belum pulang ke rumah daritadi. Apa ia sudah mengabari orang tuanya?

Huh, mengapa pula hal ini baru terpikurkan olehku.

Sudah sangat sore karena sekarang sudah hampir pukul enam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah sangat sore karena sekarang sudah hampir pukul enam. Aku tak tahu jika ternyata latihan PMR kali ini akan menjadi begitu lama. Bagaimana dengan Renjun? Pria itu tak kelihatan di mataku.

Apa ia sudah pulang? Baguslah kalau memang begitu.

"BA!"

Oke maaf Renjun, aku tidak terkejut.

"Kok ga kaget?"

"Ya ga ngangetin sih," balasku seadanya.

"Yang ngagetin itu gimana? Aku yang tiba-tiba datang ke rumah kamu trus minta izin buat halalin kamu?"

Refleks aku memukul bahu Renjun.

Apa-apaan dia. Berani-beraninya membuatku terdiam dan tersipu disaat yang bersamaan dengan kalimat random-nya.

Jantungku sungguh lemah dan menyebalkan. Kenapa pria di depanku ini harus tersenyum saat mengatakannya?

"Nah malah diem, yaudah ayo pulang."

Selanjutnya Renjun menggapai tanganku yang bebas dan menggenggamnya hingga kami berjumpa dengan motor kesayangannya.

-tbc.

Masih adem ayem dan ga jelas ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih adem ayem dan ga jelas ya

Penguin; renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang