1.4 ❀ h a r i t e r a k h i r

654 172 26
                                    

Besok adalah hari terakhir angkatanku mengikuti ujian akhir. Sungguh senang rasanya karena tersisa satu ujian saja.

Hmm tapi tidak juga sih. Untuk melanjutkan ke dunia perkuliahan masih perlu lulus dari satu ujian lagi.

Huh kenapa hidup ini penuh dengan ujian.

Oke, sudahi mengeluhnya karena tidak menghasilkan apa-apa. Lebih baik aku mengulang kembali materi yang sudah pernah aku pelajari ini.

Selang kurang lebih tiga puluh menit kemudian ponselku bergetar. Aku mendapati layarkan menampilkan nama kontak Renjun yang ternyata tengah meneleponku.

Baiklah saatnya beristirahat.

"Halo Jun."

"Halo juga Shu, gimana persiapannya buat besok?"

"Tinggal dikit lagi sih ini, ada yang agak lupa. Kamu sendiri gimana Jun?"

"Aku ga sendiri Shu, kan ada kamu, hehe."

Mulai deh.

"Ih bukan gitu Renjun."

Pria itu tertawa. Aku tahu bahwa ia mengerti maksudku.

"Kacau, aku lupa semuanya," sambung Renjun kemudian.

Mataku melotot kaget. Bahaya bagi Renjun, "serius Jun?"

Kemudian ia tertawa lagi.

"Ya engga lah, aku memang lupa dan bukan semua. Tapi... hampir semua." jawab Renjun lalu terkekeh di akhir.

"Ngga bisa gitu dong, sana belajar dulu baru telepon aku."

Sambungan sudah hampir aku putuskan namun tak jadi saat mendengar suara Renjun yang heboh untuk mencegah.

"Banyak banget ini Shu, kamu kok bisa inget ya sama materinya."

"Intinya belajar, Renjun."

"Kalau tahu ujian sekolahnya seberat ini, aku mau langsung lamar kamu aja besok. Mau ga, Shu?"

Huang Renjun...

Oke tahan. Tidak boleh terbawa perasaan.

"Nanti kalo ditanyain papa, aku mau dikasih makan apa, kamu jawabnya apa?"

Dengan percaya diri Renjun merespon kalimatku, "aku jawab cinta lah, emang bisa kasih apa lagi." dibarengi dirinya yang menertawakan kalimatnya sendiri di seberang sana.

"Mana bisa, nanti auto di-blacklist lho Jun, mau?"

"Kamu ga mau aku di-blacklist, ya?"

Eh bagaimana?

"Mau ya nikahnya sama aku? Oke Shu tunggu nanti aku datengin orang tua kamu ya."

Astaga Huang Renjun.

Kaau kelewat senang begini bagaimana aku bisa fokus melanjutkan belajarku? Yang ada aku malah terbayang bagaimana kehidupanku dan Renjun ke depannya.

Renjun itu berbahaya bagiku.

Renjun itu berbahaya bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penguin; renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang