1.6 ❀ p e n g u m u m a n

581 133 19
                                    

Waktu sudah jauh berlalu. Tanpa terasa aku bisa mencapai titik ini.

Aku telah menyelesaikan pendidikan berseragam dan aku juga telah melaksanakan ujian menuju perguruan tinggi. Ternyata sudah banyak hal yang aku lewati. Hal-hal yang sebelumnya aku bayangkan sebagai hal yang begitu mengerikan ternyata sekarang telah menjadi masa lalu bagiku. Begitu juga dengan Renjun.

Ah, bukan maksudnya Renjun sudah menjadi masa laluku ya. Tapi Renjun juga sudah menjadikan ujian-ujian itu sebagai masa lalu baginya.

Kini aku dan Renjun sedang berada di tempat yang sama setelah cukup lama menahan rindu.

Kalian ingat bahwa Renjun pernah bilang untuk jangan memutuskan hubungan dengan alasan ingin fokus belajar? Dan kami berhasil merealisasikan kalimat Renjun yang aku iyakan saat itu. Walaupun jarang bertemu ternyata aku dan Renjun bisa sama-sama menguatkan.

"Kamu gimana, Shu?"

Renjun bertanya dengan wajah penasaran sedangkan aku tak bisa berlama-lama untuk menahan ekspresi datarku. Kami sedang mengecek hasil ujian yang akan menentukan pendidikan kami ke depannya. Dan syukurlah aku bisa melanjutkan pendidikanku sesuai dengan yang selalu aku semogakan.

"Shu, gimana?" Renjun kembali mendesak. Ingin aku tertawakan saja ekspresinya ini.

"Kamu duluan deh," ucapku.

Renjun menggeleng keras, "ladies first."

Ugh, seketika aku kesal dengan ungkapan itu. Biasanya aku bersyukur karena pada hal-hal baik aku bisa didahulukan dengan prinsip itu.

"Yaudah bareng aja gimana?" saranku.

Renjun mengangguk pertanda setuju. Aku meletakkan ponselku di atas meja yang memisahkan kami. Kemudian telapak tanganku menutupi layar ponsel takut-takut Renjun merebutnya dengan gerakan kilat.

Kulihat Renjun melakukan hal yang sama denganku.

"Aku hitung ya."

Renjun menatapku sebentar yang aku balas dengan anggukan.

"1."

"2."

"3."

Aku langsung meraih ponsel Renjun dan melihat hasilnya ujiannya.



Hmm...





Aku bingung bagaimana harus mengekspresikan apa yang aku rasa saat ini. Beberapa menit yang lalu setelah aku mengecek hasil ujianku, aku sangat bahagia. Sekarang harusnya aku senang juga, bukan? Karena Renjun pun diterima di perguruan tinggi sesuai dengan keinginannya.

Tapi nyatanya rasa sedih mendominasiku.

Karena kami tidak akan berada pada tempat yang sama lagi untuk beberapa tahun ke depan.

Sederhananya aku dan Renjun akan menjalani hubungan jarak jauh setelah ini.

Bukannya meragukan kesanggupanku atau Renjun, tapi rasanya aku tak cukup kuat jika harus tidak bertemu.

"Jun," panggilku. Pria di depanku menoleh dan tersenyum menenangkan. Aku yakin dia tahu apa yang ada di pikiranku saat ini.

"Gapapa kok Shu, kan masih bisa ketemu."

Mungkin maksudnya pada liburan semester nantinya.

Kemudian Renjun berdiri dan mengulurkan sebelah tangannya padaku.

"Yuk cari tempat lain yang lebih asik."

Renjun memang paling mengerti jika kesedihanku tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Baiklah, kemana Renjun membawaku setelah ini semoga bisa memperbaiki suasana hatiku.

Aku butuh bersamanya lebih lama lagi.

-tbc.

Shuhua-Renjun bakal jadi pejuang LDR nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shuhua-Renjun bakal jadi pejuang LDR nih. Ada tips dari kalian yang lebih berpengalaman, mungkin?


Dan,



















Dan,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Birthday Huang Renjun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Birthday Huang Renjun!

Penguin; renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang