3 : Promise

1.4K 216 18
                                    

Hayong memakai seragam sekolahnya dan duduk dimeja makan sembari menunggu jimin yang katanya ingin mengantarnya kesekolah dan sekaligus membawa koper kopernya kerumah jimin.

"Jadi suamimu ingin mengantarmu kesekolah?" tanya ibu hayong "nee eomma, mungkin dia sebentar lagi akan datang" jawab hayong yang memasukkan roti bakar kedalam mulutnya.

Tak lama suara klakson berbunyi yang membuat hayong dan ibunya refleks melihat dipintu depan "sepertinya itu jimin, kau tunggu disini" ibu hayong berjalan sedikit cepat dan membukakan pintu yang sedari tadi diketuk oleh seseorang.

"Anyeong eomma, dimana istriku?" hayong tak bisa melihat dengan jelas disana, tapi ia yakin itu adalah jimin, tanpa berfikir panjang hayong ikut kedepan pintu.

"Eh? Ini hayong" kata ibu hayong yang tersenyum melihat putrinya telah muncul didepan suaminya "ayo, kau harus masuk kesekolah" jimin mengambil koper koper hayong dan menaruhnya di bagasi mobil.

Hayong hanya terdiam, ia punya firasat buruk yang akan menimpa dia saat tinggal bersama jimin "eomma, aku ingin membawa hayong, bolehkah?" tanya jimin pada mertuanya yang pastinya dijawab anggukan oleh sang mertua.

"Nee, berjanjilah akan terus mendampingi hayong dan jangan membuat ia meneteskan air mata, jangan sampai" kata ibu hayong yang membuat hayong tak suka apa yang dikatakan ibunya pada jimin.

'Aku bisa menjaga diri sendiri, yang kubutuhkan adalah uang, tempat tinggal dan pendidikan yang tinggi agar aku bisa bertahan sendiri eomma' tegas hayong dalam hati.

"Hayong, ayo kau sudah mau telat" hayong mengambil ransel dan membawanya ke punggungnya, sebelum ia pergi ia berpamitan pada ibunya "aku menyayangimu" hayong memeluk erat ibunya "eomma juga, cepat temui jimin, pasti ia menunggumu" hayong menuruti apa yang diucapkan ibunya dan masuk kedalam mobil jimin.

Saat mobil mereka mulai beranjak pergi hayong menyempatkan diri untuk melambaikan tangannya pada ibunya yang juga dibalas lambaian tangan dari ibunya.

Saat keluar dari perkarangan rumah, hayong diam saja tak berkutik, jimin pun tak memecahkan suasana juga didalam mobil. Hayong hanya melihat jalanan dijendela mobil, sesekali ia mensteskan air mata, ia teringat dengan ayahnya.

Jimin yang menyadari kalau hayong menangis langsung berucap "jangan menangis, aku sudah janji pada ibumu agar tak membuatmu menangis" hayong terkejut dan mulai menghapus air matanya "tak perlu, aku akan selalu menangis setiap kau didepanku mulai sekarang" sindir hayong datar yang membuat benak jimin tak enak.

"Ingatlah, kita hanya menjadi suami istri diatas kertas saja" hayong terdiam mendengar jimin "dan kita juga saling membutuhkan, kau membutuhkan aku untuk melindungimu dan mendidikmu, dan kau menjadi istri saat berada dirumah" hayong tampak berfikir sejenak, apa yang dikatakan jimin benar adanya juga.

"Kau akan selingkuh?" tanya hayong yang menoleh ke arah jimin "aku tidak akan pernah selingkuh, bagaimana pun juga kau sekarang istriku dan kau punya hati, itu saja" hayong sangat sejuk mendengar perkataan jimin, tapi ia tak semudah langsung terpana begitu saja dengan jimin.

Hayong kembali terdiam dan menunggu dirinya sampai kesekolah. Tak lama kemudian, mobil jimin berhenti tepat digerbang sekolah "kita sudah sampai, kau tak mau turun?" hayong tak kaget melihat jimin yang tau dimana dia bersekolah, dia pasti diberitaukan oleh ibunya.

Hayong mengaitkan ranselnya dan mulai beranjak dari jok mobil jimin, ia turun dan menungu jimin dahulu pergi meninggalkannya, agak lama tapi hayong tetap menunggu. Akhirnya jimin mengalah dan membuka jendela dekat hayong "aku akan menjemputmu, jam 3 siang" kata jimin. Hayong menggeleng "aku ada bimbel hari ini, mungkin aku akan pulang malam" jimin tak menjawab hanya mengangguk.

"Baiklah, rajinlah belajar" jimin menutup pintu jendelanya dan pergi meninggalkan sekolah hayong, saat ia melihat mobil jimin sudah tak tampak dimata, akhirnya ia masuk kedalam sekolahnya.

***

Diseperpanjang jalan koridor yang ia lewatkan, ia sangat tampak bisa saja didepan teman temannya, dan sebenarnya ia sangat lelah karna 2 hari ini, ditambah kemarin adalah hari pernikahannya.

Hayong berjalan menuju kelasnya, dan duduk dibangku bersama temannya yang belum datang "aku ingin tidur sebentar" hayong menaruhkan kepalanya dimeja dan mulai memejamkan matanya.

"Hayong? Kau tidur?" tanya temannya yang tak satu kelas dengannya, ia membuka matanya dengan lebar agar tau siapa orang itu "tae.. Taehyung?" itu adalah Kim Taehyung, orang yang sudah lama menyukai hayong saat pertama kali masuk sekolah.

"Kau tidak tidur malam tadi?" tanya taehyung yang memberikan satu minuman soda pada hayong "ani, gomawo, tapi aku tak mau" jawab hayong yang menahan kantuknya.

"Ayolah... Biar kau tak mengantuk saat jam pelajaran" kata taehyung yang mulai sedikit memaksa hayong untuk meminum minuman yang ia bawa tadi. Hayong tak bisa melakukan apa apa, akhirnya ia menerima minuman itu dan meminumnya.

"Nanti saat jam istirahat kita kekantin bersama sama" senyum taehyung pada hayong. Hayong baru ingat ia tidak bisa dekat pada laki laki lain selain jimin, "hmm.. Ta.." tiba tiba bel sekolah berbunyi "baiklah aku akan menjemputmu, sampai jumpa" taehyung pergi berlari mengejar kelasnya karna bel masuk sudah berbunyi "bagaimana ini? Tapi aku juga tak enak dengannya" lemas hayong kembali.

***

Bel istirahat kembali berbunyi. Jujur hayong takut bila taehyung curiga kenapa dia tidak mau bersamanya lagi layaknya sahabat seperti dulu? Dan ia takut juga bila taehyung tau kalau ia sudah menikah, ia pasti sangat terkejut dan kecewa.

"Hayong!" apa yang ditakutkan hayong tiba, taehyung tepat sekali datang ke kelasnya untuk menemuinya, ia harus mencari akal agar tidak terus terusan bersamanya nanti akibatnya bisa fatal "taehyung? Ka... Kau disini?" hayong berbicara putus putus karna ia takut.

"Ayo, kita ke kantin" taehyung. Memegang tangan hayong tetapi hayong menahan tangannya, taehyung bingung dan berkata "ada apa? Kau sakit?" tanya taehyung yang mencari cari apa yang terjadi pada hayong "jangan temui aku lagi" hayong tertunduk tak bisa melihat wajah taehyung.

Taehyung masih belum paham "maksudmu? Apa?" tanyanya sekali lagi pada hayong "jangan temui aku lagi!" bentak hayong yang membuat taehyung seketika melepaskan tangan hayong. "Aku ingin fokus untuk masuk ke universitas nanti, karna kita sudah akan memasuki semester kedua" hayong sebenarnya memang ingin memasuki sebuah universitas, tapi hanya ini satu satunya agar taehyung tak mengganggunya.

"Aku ingin fokus belajar, jadi jangan ganggu aku lagi!" hayong berjalan melewati taehyung yang sudah membeku ditempat, taehyung belum percaya apa yang dikatakan hayong, pasti ada yang disembunyikannya "ini bukan dirimu hayong" kata taehyung yang melihat pundak hayong menghilang dimatanya










Ikuti terus ceritanya! Jgan lupa tinggalin jejak, komen, dam voice karna ini sangat berpengaruh untuk part kedepannya!

Kamsahamnida yang sudah baca...

See you next time!

Tangible Angel Of A Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang