19 : Thrilling Night

894 113 14
                                    

Hayong dan jimin pun sampai di kedai choi ahjussi untuk mengisi perut mereka yang kelaparan hingga hayong melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukan pukul 09.45 malam dan beruntungnya kedai itu masih buka dan ada sekumpulan laki laki yang jimin duga itu adalah orang orang yang sering begadang hanya untuk menonton pertandingan sepak bola.

Saat mereka masuk hayong menjadi tidak enak sendiri.

"Mereka kuat begadang hanya untuk menonton pertandingan sepak bola sampai keluar begitu? Tidak kah istrinya curiga atau khawatir?" kata hayong saat mereka duduk bersila didepan meja panjang hingga jimin yang berada di sebrang hayong menatap tajam.

"Husst!... Biarkan saja tidak usah mencampuri urusan orang!" bisik jimin yang menekani kalimat kalimatnya hingga hayong mengerutkan keningnya tak senang "aku hanya berkata saja tidak boleh" kata hayong hingga jimin menghela nafas "hayong bisakah kita tidak membahas orang lain? Aku ingin makan" kata jimin hingga hayong menjawab "makan ya tinggal dipesan, kenapa ditunda kalau ingin makan??" kata hayong yang tiba tiba saja mulai kesal.

"Ya aku tidak bisa untuk memesan disaat kau mengangguku" kata jimin yang menolak dan menetang hayong "kau sudah hilang akal? Pesan saja... Ahjussi!!" teriak hayong hingga jimin menarik tangan hayong hingga hayong menjadi kesal dibuatnya "kau ini kenapa?!" akhirnya hayong sudah kesal "bisa panggil orang tua dengan lembut? Kau tidak punya akal!" tekan jimin hingga hayong mengaga terkejut "kau pikir itu bentakan?! Itu aku memanggil seperti biasa! Kau ingin lembut?! Orang pun tidak bisa mendengar suara kecil seperti semut" kata hayong meremehkan jimin.

Kemudian tak lama penjaga kedai makanan itu pun datang, seorang laki laki paruh baya dengan manis senyuman kini mulai berkata "ingin memesan apa kalian berdua?" kata ahjussi itu sangat ramah bahkan sejuk ketika ahjussi itu tersenyum.

"Lihat?? Ahjussi nya sudah datang karna panggilanku. Apakah panggilan dengan suara semutmu bisa memanggil ahjussi baik ini? Bahkan aku saja tak bisa mendengar saking kecilnya" remeh hayong yang ingin membalas jimin yang sedari tadi kesal padanya.

Jimin pun kini menggaruk kepalanya sedangkan ahjussi itu masih setia menunggu diantara keduanya  "Bisakah kita berkelahi di rumah saja?? Aku lapar kalau tidak? kau pergi dari sini, bawa uang ini dan makan ditempat lain saja" tekan jimin yang sangat kesal hingga ia memberikan 100 won yang sangat banyak dari dompetnya hingga hayong merasa kesal.

"Apa? Kau mengusirku begitu?!" akhirnya suara hayong mulai tak terkendali, ahjussi yang berada diantara mereka mulai meredakan diantara mereka "hey hey... Santai... Sekarang duduk dan pesan sesuatu, nanti ahjussi bawakan" kata ahjussi yang berharap keributan diantara keduanya reda.

"Iya! Pergi! Aku tidak bisa makan denganmu disini! Lebih baik bawa uang ini dan makan ditempat lain saja! Aku ingin berada disini! Capek!" kata jimin yang menekan kembali kalimat kalimatnya hingga hayong menjadi marah sangat marah karna kesal apa yang diperlakukan jimin padanya.

"Baiklah! Aku pergi ditempat lain dan kau disini!" teriak hayong yang mulai berdiri hingga laki laki yang berkumpul sambil tertawa disalah satu meja yang tengah menonton TV kedai yang kecil yang tak jauh dari mereka kini menatap jimin dan hayong bertengkar "silahkan... Awas saja kau pulang nanti" kata jimin hingga hayong bertambah marah "baik! Aku tidak akan pulang! Terserah ku sampai aku membawa uang ini untuk ke luar negri!" kata hayong yang membentak jimin kembali hingga ia melangkah untuk pergi dan meninggalkan jimin sendirian.

Jimin pun yang kesal kini menatap ahjussi disebelahnya yang duduk menontoni mereka berdua tadi.

"Satu Hot Pot" kata jimin tanpa menoleh. Laki laki lain yang juga menonton sekilas pertengnaran mereka kini salah satu dari mereka berkata "hey... Kau laki laki bukan? Kenapa kau seperti itu dengan pasangan mu?" kata laki laki diantara mereka disana bingung.

Tangible Angel Of A Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang