25 : I Miss U

799 109 13
                                    

Seminggu Kemudian.

Hayong dan taehyung sama sekali tidak berbicara, bahkan taehyung benar benar marah. Sampai sampai teman teman mereka mempertanyakan kenapa persahabatan mereka hancur tambah parah? Padahal teman teman mereka tau bahwa mereka berdua menjadi sahabat dekat sudah lama bahkan keduanya sulit dipisahkan. Sekarang? Malah sebaliknya.

Hayong juga mencoba untuk kembali berbicara dengan taehyung tapi sia sia saja, setiap hayong mengambil tangan taehyung, ia mengambil tangan nya kembali secara kasar bahkan tidak ada mata taehyung sekilas pun untuk melihat wajah hayong.

Sedikit saja tidak.

Bahkan hayong merasa ia yang menyebabkan semua ini terjadi, bahkan ia sudah banyak berbohong selama setengah tahun ini. Ia begitu menyesal telah berbohong seperti ini. Taehyung pun tak menggubris perkataan nya lagi, sia sia saja bila ia berteriak pun taehyung tetap tidak akan membalikkan badannya untuk mencoba mendengarkan hayong walau 5 detik saja.

Seharusnya ia tau, bahwa ini juga kesalahan terbesarnya yang ia ambil.

-

Jimin kini menatap ponselnya yang menunjukan sebuah alamat yang mmberitaukan dimana keberadaan ibunya selama ini.

Bahkan rupanya selama seminggu ia mencoba bertanya kepada ayahnya dimana ibunya ternyata tidak sulit untuk mempertanyakan hal ini pada ayahnya. Karna ayahnya juga mengerti bagaimana seorang anak ingin bertemu dengan anaknya dan sebab itulah ayahnya akhirnya memberitaukan dimana keberadaan ibunya.

Bahkan ia mendapatkan alamat itu kemarin sempat bimbang.

Apakah ibunya masih mengingatnya?

Akhirnya jimin pun benar benar memutuskan untuk bertemu ibunya besok sambil menyiapkan hatinya. Sebenarnya ia bisa saja melesat pergi menemui ibunya langsung tetapi ia harus menyiapkan hati untuk bisa bertemu dengan ibunya.

Entah jimin harus berkata apa dengan ibunya, yang pasti jimin akan pergi dan ia akan membawa hayong agar hayong juga tau bagaimana wajah ibunya nanti. Ia berharap wajah ibunya tidak berubah sama sekali. Cukup anaknya saja yang sudah berubah dan dewasa sekarang.

Tak lama disaat jimin memangku kepalanya menggunakan tangan kanannya sambil menatap ponselnya. Tak lama suara pintu ruangannya terbuka lebar menandakan seseorang masuk. Itu hayong, datang ke kantor jimin dan masih memakai pakaian wajib di sekolah nya, yah seragam sekolah maksud jimin. Hayong pun tanpa segan masuk dan kemudian duduk disofa sambil menyenderkan punggungnya ke punggung sofa dengan kepala menatap langit langit ruangan jimin, wajahnya tampak sedikit murung.

Karna hayong sudah menyerah akan persahabatan dirinya bersama taehyung.

"Kenapa? Kau sakit?" tanya jimin yang menatap hayong dari tempat duduk kebesarannya yang setia menatap ponselnya juga yang berada ditangan kanannya juga, hayong tak menjawab. Ia terlalu malas untuk membahas tentang taehyung dengan jimin. Karna jimin pun membenci taehyung, adiknya sendiri.

"Aku ingin pulang. Bisa antarkan aku? Aku kesini karna supir membawaku ke sini. Padahal aku ingin pulang" kata hayong malas dan ia belum menatap jimin saat ini sama sekali. Jimin sebenarnya sengaja menghubungi supir sebelumnya untuk mengantar hayong langsung ke kantor karna jimin ingin berbicara dengan gadis itu. "Aku ingin berbicara, sebab itulah supir membawamu kesini" jelas jimin dan hayong menghela nafas.

'Sudah kuduga dari awal' batin hayong yang tampak tak senang dengan perlakuan jimin.

"Jadi? Kau ingin bicara apa?" karna memang hayong tak banyak suara yang ingin dikeluarkan, akhirnya hayong pun hanya cukup mendengarkan saja. Yah... Lagi pula ia tidak terlalu mendengarkan jimin, dia terlalu menggubris perkataan jimin yang menurutnya tak penting baginya.

Tangible Angel Of A Wife ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang