[3] Snow and Merry✓

[16] Guardian Fairies

Guardian Fairies

by:

callmepiii

✩.･*:｡≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:｡✩

Islandia punya banyak sekali keunikan salah satunya saat malam natal atau Bern tiba, disini orang-orang akan saling memberikan kado sebuah buku, tradisi ini disebut Jólabókaflóð atau banjir buku natal.
Tradisi ini disukai banyak orang karena mereka akan menerima hadiah berupa buku dari orang-orang tersayang.

Pemandangan ini juga terlihat di salah satu rumah di sudut ibukota Islandia, kota Reykjavik, rumah keluarga Bang. Lebih tepatnya milik salah satu anak dari keluarga Bang. Keluarga besar Bang berkumpul disana saling melepas rindu satu sama lain dan saling bertukar buku.

“Channie hyung ini, aku berikan buku kesukaanku untukmu.” Seorang anak kecil menghampiri Chan dan menyodorkan buku berjudul 'Alice’s adventures in Wonderland' itu padanya.

“Jeongin-naa apa kau yakin?”

“Iya hyung aku yakin, sekarang mana buku untukku?” ucap anak kecil bernama Jeongin itu sambil membuka kedua telapak tangannya mungil nya.

“Baiklah ini untukmu manis, ambillah.”

“Terimakasih hyung, aku akan menjaganya.”

“Tentu saja, terimakasih juga bukunya ya.” Anak kecil bernama Jeongin itu kemudian berlari ke arah mommy nya dan menunjukkan buku yang baru saja di hadiahkan oleh kakak nya.

“Mommy lihatlah aku dapat buku baru dari Channie hyung.”

“Apa Jeongin sudah bilang terimakasih?”

“Sudah dong.”

“Pintar sekali anak mommy.”
Suasana di rumah Chan yang biasanya sepi sekarang berubah menjadi lebih hidup, itu dikarenakan Chan tinggal sendirian di rumahnya. Ia adalah CEO sekaligus pemilik perusahaan properti, Bang's One Property.

“Hyung dipanggil grandma di depan.”

“Oh iya.” Chan segera menghampiri grandma nya yang sedang duduk sendirian di gazebo.

“Grandma kenapa sendirian disini?”

“Ah gandma hanya sedang menikmati suasana malam natal.”

“Rindu grandpa ya?”

“Ya begitulah, tidak terasa ya grandpa mu sudah dua tahun pergi meninggalkan grandma sendirian.”

“Aiih grandma jangan bilang begitu, aku yakin grandpa selalu mengawasi grandma dari atas sana. Sini kupeluk, aku sangaaat merindukan grandma.” Chan membawa grandma nya ke dalam pelukan hangatnya, membiarkan grandma nya itu mendapatkan ketenangan disana.