Bab 3

12.4K 962 19
                                    

Rasa penasaranku semakin bertambah, ini keajaiban karena Sasuke bisa mengalihkan kondisi perasaanku yang memburuk saat Sasori berada di depanku. Pria ini memang bisa dikategorikan candu yang berbahaya.

Pandangan Sasori masih ke arahku.  Tubuhnya yang berbalut jas mahal sangat cocok untuknya. Mereka serasi dengan gaun biru tua yang dipakai Yugao. Hanya senyum sopan yang bisa aku tunjukkan pada Yugao saat ini. Tetapi tidak untuk Sasori. Bisa kurasakan tatapan matanya membakarku meskipun aku berpura-pura tidak melihatnya.

Aku memang lebih tertarik pada wanita hebat di depanku yang meskipun tidak terlalu cantik tapi memiliki karakter yang kuat. Dia terlihat cerdas dengan mata tajamnya yang coklat. Cara bicaranya penuh percaya diri dan penuh dengan ide.

Sasori beruntung menikahinya. Aku mengakui jika hanya menang dari segi fisik bukan dari segi lainnya. Aku memiliki bokong indah, wajah cantik dan tinggi semapai, kulit putih mata hijau. Sedangkan wanita disamping Sasori memiliki ribuan ide hebat yang bisa menaklukkan dunia. Rambut Ungu yang disanggul ke atas dengan gaya loose chimo memberi nilai lebih padanya.

Perasaan malu menelusup hatiku mengingat jika aku hampir menjadi bagian rencana jahat Sasori untuk memanfaatkan dia. Wanita sebaik ini tidak layak mendapatkan perlakuan kejam.

"Aku harap kita bisa menjalin kerja sama yang menguntungkan mr. Uchiha. Dan nyonya Haruno Sa-"

"Nyonya Uchiha. Dia Uchiha Sakura. " Koreksi Sasuke yang langsung membuat Yugao memucat. Aku bahkan kasihan melihatnya panik.

"Oh my bad. Maafkan aku. "

"Sudahlah, suamiku agak sedikit kaku. Kurasa dia perlu sedikit rileksasi. Benarkan, Sayang?" aku bertindak manja padanya. Meski terlihat palsu tapi aku suka memerankan wanita manja yang mengoda suaminya. Terutama di depan bajingan di depanku ini.

"Tentu Sayang. Hanya kau yang bisa merilekskan ototku yang tegang. Kau tentu tau maksudku. "

Aku memerah, ucapannya terdengar mesum saat dia mengucapkan hal itu. Dan aku melirik Yugao, kurasa tidak cuma aku yang memerah karena ucapan Sasuke.

"Baiklah, aku tidak ingin menganggu waktu kalian." Yugao menarik Sasori untuk mengikutinya. Dia nampak seperti anjing yang diseret majikannya.

Aku terkejut dengan pemikiranku. Rupanya rasa kecewaku berubah menjadi kebencian pada pria itu. Benarkah?

"Waktunya melakukan hal yang kau sebutkan tadi, Sayang. Aku butuh rileksasi. "

"Apa?  Tapi pestanya belum selesai. "

"Satu rahasia yang perlu kau ketahui. Aku membenci pesta, terlebih ketika ada wanita cantik memakai gaun cantik berwarna merah tanpa lengan. Dia nampak menakjubkan. "

Aku baru tau jika suamiku ternyata perayu ulung. Aku bahkan tersipu dengan ucapannya.

"Kau merayuku, " godaku padanya.

"Kau boleh menganggapnya demikian. "

Dia mengeratkan pelukannya pada pinggangku. Ya Tuhan, aku bahkan bergairah hanya karena genggaman tangannya di pinggangku. Aku mulai membayangkan tangan kekar bertato itu melakukan genggaman yang lain pada tubuhku.

"Eh, kita belum mengucapkan eh tunggu... "

Aku hanya pasrah ditarik Sasuke menuju ruang samping. Disana terdapat lift yang letaknya cukup tersembunyi. Dia mengeluarkan kunci lift dan menuntunku masuk.

Dari mana pria ini tahu tentang lift rahasia ini. Lalu bagaimana bisa dia menyimpan kunci lift yang setauku hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memiliki andil pada hotel ini yang memegangnya.

Ini semakin membuat rasa penasaranku meluap. Aku bisa gila jika harus menjawab teka teki tentang Sasuke. Suatu saat aku pasti tau identitasnya. Yang ku butuhkan sekarang adalah caranya yang seksi untuk menggodaku.

Tiba-tiba Sasuke menghimpitku ke dinding lift. Dia menekan tubuhku dan membuatku mencium aroma segar dan maskulin.

"Mengapa hari ini aku tidak mencium aroma terbakar dari wanita yang cemburu, " bisik Sasuke. Aku setuju jika berbisik menjadi salah satu tindakan yang seksi.

"Aku tidak perlu cemburu. Sebaliknya aku melihat jika Yugao cemburu padaku karenamu. "

Aku yakin Sasuke bahkan tidak menghiraukan ucapanku. Tangannya sudah berada di pahaku. Merambat ke pantatku dan meremasnya dengan keras.

"Akh... Aku setuju menjadi patner ranjangmu tapi tidak untuk BDSM. " Meskipun aku berkata demikian, aku menempelkan dadaku padanya, menggesekkannya secara seduktif. Tanganku tidak tinggal diam, kuraih lehernya dan mendekatkan bibirku padanya.

"Yang aku cium adalah aroma terbakar dari pria yang cemburu. "

Hei, aku hanya bercanda. Reaksi tubuhnya yang mendadak kaku cukup mengejutkanku.

"Aku akan membuatmu tidak bisa berjalan. "

Bibirku menutup bibir tipisnya. Rasa mint dan aroma cengkeh membuatku lebih bergairah. Ini akan menjadi seks in the lift jika Sasuke menurutiku. Rupanya ia tau jika aku sedang membutuhkan pelampiasan dari rasa marahku yang tidak tersalurkan pada Sasori.

"Sebentar lagi aku akan membawamu ke ranjang hingga kau tidak akan mengingat bajingan itu lagi."

Andai aku seorang pria yang ku butuhkan adalah samsak. Tetapi aku wanita jadi aku memutuskan untuk mendapatkan klimaks dari pria seksi yang menjadi suamiku. Aku bisa menganggapnya gigolo pribadiku yang berkelas.

Kami sampai kamar yang dipesan Sasuke. Tanpa menunggu lama pakaian kami berhamburan di lantai. Saat ini Sasuke aku ibaratkan sebagai obat penenang. Aku membutuhkan dirinya secepatnya. Sekarang juga.

"Kau begitu cantik Sakura. "

Aku memejamkan mata. Merasakan setiap gerakannya pada kulit tubuhku. Dahulu aku memimpikan hal ini dengan Sasori. Sayangnya tidak pernah terwujud. Bukannya Sasori tidak pernah memintanya dariku. Tetapi setiap kali kami akan melangkah ke arah lebih jauh, selalu terjadi hal yang mengharuskan dia pergi. Itulah alasannya kenapa aku masih tidak tersentuh sebelum Sasuke yang mengambilnya.

Kini aku tau sebabnya. Mungkin Tuhan sangat baik padaku sehingga tidak membiarkanku menyesali memberikan pertama kali pada Sasori.

Tbc

My Fake Husband (Sasusaku Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang