Sasuke mengangkat pantatku dengan tangannya, membawaku dengan lengannya. Aku mengaitkan kakiku ke pinggang ramping dan keras Sasuke. Tanganku meraih lehernya, kulitku menelusuri bahunya. Mereka berisi bisep yang terbentuk sempurna.
Siapa yang menyangka jika dibalik jas buatan tangan yang dirancang khusus untuk Sasuke tersembunyi tubuh indah yang memukau. Sesuatu yang bisa mengalihkan perhatian wanita dari kartu kredit dan tas atau sepatu bermerk yang biasanya membuat kami menggila. Jadi tidak salah aku datang ke kantor ini. Dia memang nama lain dari Orgasme.
"Kau tidak lagi menangis? "
Aku menggelengkan kepala, masih di gendongannya aku kembali menenggelamkan bibirku ke bibir tipis Sasuke. Mencari ketenangan dari pria yang aku asosiasikan sebagai obat penenang. Bisa ku cium aroma lezat dari mint, kopi dan aroma rempah-rempah dari tubuh maupun bibirnya. Aku sungguh merasa berdosa karena menikmati aroma yang memabukkan bersama dengan bibir lembutnya.
Di posisi ini aku bisa mendominasi pria ini.
"Kau mengacaukan diriku, Sayang. Seharusnya aku tidak boleh melakukan ini di jam kerjaku. " Dia melepaskan ciuman kami, matanya berkilat menggoda, itu tidak baik untuk kewarasanku sebab aku saat ini ingin mengambil gunting dan merobek semua pakaian konservatif yang menutupinya. Lalu melakukan hal - hal yang menyenangkan dengan tubuhnya.
"Aku tidak perduli. Sekarang aku pengangguran yang bisa aku lakukan adalah menggoda suamiku." Sekali lagi aku butuh gunting.
"Baiklah, kau menang. Tetapi hanya untuk saat ini. "
"Tidak, aku tidak sepakat tentang itu. Aku akan datang ketika aku menginginkanmu. "
"Aku merasa terhormat diinginkan oleh wanita secantik dirimu, Sayang. "
Luar biasa, perasaanku mengalami peningkatan yang cukup bagus. Hanya dengan menciumnya bisa menyapu bersih bayangan Sasori dan segala kesakitan yang ia sebabkan di hatiku. Tapi aku masih menginginkan gunting.
Dia mendudukkanku di meja, lalu memperhatikanku. Mata hitamnya menyala dan berkilat, sesuatu yang menjadi pertanda jika dia akan mengadakan sesi investigasi.
"Apa yang terjadi padamu, air mata itu seharusnya tidak tumpah kembali?" Dia bertanya hal membuka kembali rasa sakit di hatiku. Tetapi dia berhak melakukannya. Tentu dalam porsi sebagai suamiku, aku memahaminya rasa ingin taunya.
"Aku tadi menyelesaikan kontrak di perusahaan agensi. Tanpa kuduga dia datang dan kembali berniat menjadikanku alat untuk keuntungannya, " jawabku.
"Aku sangat menyedihkan, bukan? Mencintainya selama bertahun-tahun hanya untuk berakhir menjadi pionnya. "
"Lupakan dia." Nadanya terdengar memerintah, ada juga nada memohon di dalam suaranya.
"Aku sudah berusaha, tetapi bagaimana caranya. Beri tahu aku bagaimana caranya, perasaan ini serasa membunuhku Sasu... " Aku bergetar, tanganku meremas pakaian yang tepat di dadaku.
"Maafkan aku, bukan maksudku menekanmu. Kau bisa belajar melupakan bajingan itu sedikit demi sedikit. "
Sasuke memelukku kembali. Dia benar-benar bertindak sebagai teman yang menyenangkan saat ini.
"Terimakasih Sasu, aku bersyukur Sasori memilihmu sebagai suamiku. Aku tidak menyangka akan sangat bersyukur seperti ini...seolah-olah aku mendapatkan seorang teman. "
"Hentikan, " desis Sasuke. Reaksinya membuatku terkejut. Baru pertama kali aku melihatnya marah. Jiwaku serasa tertarik ke dalam sebuah kegelapan yang mengerikan.
"Aku tidak akan pernah menjadi temanmu, aku bisa berperan sebagai suami atau patner seks-mu. Tetapi tidak untuk menjadi teman. "
Dalam kemarahannya ia menyapu bersih dokumen di mejanya. Pria yang tadinya membuatku tenang karena pesonanya telah berubah menjadi mengerikan dengan aura mendominasi yang menindas.
"A-aku tidak akan mengatakannya lagi... Ma-maafkan aku, " cicitku.
Dia tetap terdiam, amarahnya belum berhenti meskipun aku sudah meminta maaf.
"Akh...! "
Giginya menembus kulit leherku, itu menyakitkan. Tangannya meraih dagunku sedikit menjepit dan menghadapkan wajahku ke wajahnya.
Aku merasakan teror yang luar biasa.
"Sasuke... "
Dia melepaskanku kemudian menuju pintu dan menguncinya.
Aku sungguh tidak mengenal pria ini. Anggap aku gila, namun aku bersumpah jika ribuan wanita di luar sana akan sependapat denganku. Saat ini __dengan diselubungi aura mendominasi dan menekan itu, Sasuke menjadi jauh lebih seksi dan mengiurkan.
Aku bahkan menginginkan seks yang keras dengannya.
"Kau harus di hukum. "
Memang itu yang kuinginkan baby. Kemarilah, berikan aku efek obat penenang. Sedari tadi aku mendambakannya, hanya karena tidak ingin mengganggumu yang menahanku tidak melepas pakaianku untuk menggodamu.
"Sasuke-sa... . "
"Oh! "
Sial, ini tidak seperti yang aku inginkan. Aku tidak ingin bercinta seperti ini. Sasuke tidak memberiku penetrasi yang menakjubkan. Dia langsung memasuki diriku seolah menghukumku. Yah, dia memang menghukumku.
Miss V ku serasa diamplas saat gerakan keluar, masuk, keluar, masuk terus ia lakukan. Hanya gerakan itu yang ia lakukan. Tidak ada kenikmatan didalamnya.
Suara benturan daging yang terdengar, aku tidak ingin mengeluarkan desahan atau jeritan untuknya.
"Menjeritlah untukku, keluarkan suaramu, " perintahnya. Aku bahkan terpana pada sosoknya yang berkeringat. Tanpa sadar akupun mengeluarkan suaraku.
"Sasu... Ini menyakitkan, ah... "
"Ini hukumammu, Sayang. Aku membenci gagasan berperan sebagai teman yang kau ucapkan. Tidak akan pernah ada hubungan teman diantara kita, "gerutunya.
"Yah, ah Sasuke... "
Aku hanya ingin semua cepat berakhir. Tetapi itu jauh dari harapanku. Seks kasar ini terus berlangsung. Dia menahan tengkuk leherku ke arah meja. Pinggulku dia tarik ke atas dan menghujamku dengan keras.
Ini mulai membingungkan tubuhku. Reaksi biologis yang muncul justru kenikmatan nakal dan gelap. Aku terperangkap dalam gaya sadomasokis yang ia ciptakan. Dan setelah sekian lama akhirnya dia mendapatkan pelepasan. Disusul ambruknya diriku di mejanya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband (Sasusaku Version)
FanfictionDemi mendukung perusahaan Sasori, Sakura terpaksa menikah dengan pilihan kekasihnya. Sedangkan Sasori yang merupakan Kekasihnya menikah dengan wanita kaya yaitu Yugao. Semua berbalik tanpa diduga, suami bayaran yang bernama Sasuke berubah menjadi pr...