Aku mulai terpengaruh Alkohol. Tetapi tidak cukup kuat untuk menghilangkan kewarasanku. Namun mampu membuatnya lebih berani. Sejujurnya aku tidak bisa memutuskan bagian mana yang lebih aku butuhkan. Kehilangan kewarasan sesaat atau keberanian sesaat.
Sedangkan untuk gelombang energi yang menerpaku--oh lupakan. Aku tidak memperdulikan aura mengancam yang datang ke arahku itu. Aku menganggap jika itu semua hanya pengaruh energi negatif dan positif yang berasal dari tempat ini.
"For God Sake, kau cantik sekali, Cantik. " Naruto--pirang dan bermata biru. Kriteria yang aku inginkan setelah merasakan yang hitam-hitam. Kini aku mulai penasaran, bagian mana lagi yang pirang selain rambutnya.
"Cantik adalah nama tengahku, Naru."
"Aku bisa melihatnya. "Aku melenggangkan pinggulku, mengikuti hentakan musik. Berputar dan menempelkan kedua tanganku ke dada pria di depanku ini. Ini mengerikan, dari mana keberanian ini datang. Mungkin faktor pemicunya adalah Naruto pria yang nyaman untuk diajak bicara juga menyenangkan. Tidak ada kecenderungan yang mengarah ke arah sensual di antara kami. Semua murni seperti pertemanan.
Kami terus menari, sangat menyenangkan setelah masalah yang tiba-tiba hadir. Aku merasa ringan, terbebaskan. Kegilaan dari club ini berhasil mengifeksiku. Inilah yang aku butuhkan.
Sesaat kemudian ada tangan lain yang jatuh pada pinggangku. Menarikku hingga aku terjatuh di pelukannya. Naruto tersenyum padaku. Dia masih menari di depanku. Aku memutar kepalaku, ternyata Sasuke datang dan mulai menunjukkan teritorialnya.
"Pergilah, " desisnya pada Naruto.
"Aku berterima kasih atas kata senang yang berhasil kau temukan untukku Naru. Sampai jumpa. "
"Tentu cantik. "
Aku masih menari, namun saat ini tidak lagi menyenangkan seperti saat bersama Naruto. Bayangan dirinya bersama Saara seperti racun di hatiku. Aku ingin menangis. Untuk beberapa alasan, aku ingin menangis dan menjauh darinya.
"Ada apa, My Angel? " Sasuke menatapku. "Ada apa dengan wajah dan tatapan mata terluka ini? " Sasuke menyentuh pipiku, membelainya dengan sayang.
Sikapnya yang seolah tanpa bersalah semakin menusuk hatiku.
"Aku tidak tau. Oh Tuhan, aku tidak bisa melakukan ini. "
Aku menggeliat pelan dari pelukannya dan melarikan diri.Pemandangan dia dan wanita yang menjadi penyebab Sasuke menyakiti orang lain masih menempel erat di otakku. Ditambah mereka bertemu di belakangku. Semua menyiksaku sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya rasa sakit itu menumpuk menjadi hal yang besar.
"Angel... " Dia hendak menghentikanku dan mengejar langkah kakiku.
Drrrt Drrrt.
Tetapi ia berhenti ketika teleponnya berbunyi. Dia benar-benar berhenti mengejarku. Aku berpikir telepon itu lebih penting dariku sehingga ia menghentikan langkahnya.
Aku sangat mencintainya, perasaan berbeda dengan apa yang aku rasakan pada Sasori. Tapi sebesar itu pula aku sadari jika dia bisa membuat hatiku terluka begitu buruk. Aku patah hati dengan sangat buruk.
Dengan segera kakiku menuju taxi dan menaikinya. Aku butuh melarikan diri darinya untuk saat ini. Aku tidak siap harus menghadapi kebenaran dari bibirnya. Apartemenku di jln Broadway adalah pilihan terbaikku untuk melarikan diri. Sebelum aku mematikan ponselku, sebuah pesan aku kirimkan pada Sasuke. Secepat kilat aku mengirimkan pesan sehingga aku bisa mematikannya dengan cepat.
.
.
.
Apartementku tidak semewah milik Sasuke. Itu cukup buatku dan masih dalam kategori mewah.
Tempat ini tidak berubah dari terakhir kali aku datangi. Semua nampak bersih karena aku memesan khusus jasa pembersih seminggu sekali.
Drrrt drrt.
Itu suara telepon apartemenku. Aku yakin ini dari Ino. Hanya dia yang tau nomor telepon apartemenku. Hanya saja aku agak ragu setelah mengetahui betapa berkuasanya Sasuke. Yah, sekilas aku membaca biografinya. Dia pembohong besar.
Sasuke bukan pengangguran menyedihkan seperti yang aku pikirkan ketika pertama kali bertemu. Dia adalah pengusaha sukses dengan multi-company yang berada dalam kekuasaan tangan dinginnya.
Mengapa ia berakhir menjadi pria yang dipilih Sasori masih merupakan misteri bagiku.
"Hallo, Ino."
"Apa yang terjadi Saku. Kau tau, Sasuke datang mendobrak apartemenku untuk menanyakanmu. "
"Aku meninggalkan dia di club. Aku terlalu takut akan kebenaran yang datang dari dirinya, Ino... Aku belum siap berpisah dengannya. "
"Apa maksudmu? "
"Aku melihatnya bersama Saara, wanita merah yang menjadi masa lalunya. Mereka di bar berdua, suasana romantis dan sepertinya saling melepas rindu. "
"Sayang, itu terlalu mengerikan. Sekarang katakan dimana kau sekarang.? "
"Aku di apartemenku di Broadway. "
"Baiklah, besok aku akan mengunjungimu. "
Tut.
Ini dia, waktunya aku menenggelamkan diri pada perasaan melankolis karena patah hati. Musik melankolis sangat cocok dengan suasana hatiku sekarang. Besok aku akan mencari kaset Adele atau Steve Wonder.
Patah hati ini bisa membunuhku lebih dari yang aku perkirakan.
Sakura Pov End
Normal Pov.
Selain Sakura, salah satu orang yang sedang kacau adalah Sasuke. Dia yakin jika ada yang salah dengan Sakura.
Melihat laporan dari anak buahnya akhirnya Sasuke tau jika Sakura melihatnya bersama Saara di restoran Italia.
"Kau boleh pergi. "
Anak buah Sasuke meninggalkan ruangan dan menutup pintu.
Sasuke hanya menatap pemandangan malam di dari ACTX building. Mereka sangat indah seolah langit dan bumi tidak memiliki batas jika dilihat dari sini.
"Sakura... "
"Kau menyebut nama Sakura? "
Sasuke menoleh pada Saara. Wanita ini adalah kekuatannya ketika ia dalam keadaan kacau. Satu satunya teman dan menjadi kekasihnya yang bisa membuatnya merasa nyaman.
Itu sebelum Saara meninggalkan dirinya, Sasuke adalah pria posesif yang merasa terancam ketika Saara di dekati pria lain.
"Dia istriku. "
"Maksudmu, istri di atas kertas? "
"..."
"Aku adalah cinta sejatimu Sasuke. Bukan wanita lain. Segeralah berpisah darinya. "
Sasuke diam membisu. Dia tidak bisa memutuskan hal ini untuk saat ini.
"Tinggalkan aku Saara. Aku ingin sendiri. "Saara sedikit terkejut dengan reaksi Sasuke. Padahal dulu pria ini tidak pernah ingin berpisah darinya, sedetikpun. Tapi sekarang dia menyuruhnya pergi.
'Mungkin dia masih shok. '
Saara mengambil tasnya dan berlalu dari kantor Sasuke.
"Besok aku akan kembali. "
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fake Husband (Sasusaku Version)
FanfictionDemi mendukung perusahaan Sasori, Sakura terpaksa menikah dengan pilihan kekasihnya. Sedangkan Sasori yang merupakan Kekasihnya menikah dengan wanita kaya yaitu Yugao. Semua berbalik tanpa diduga, suami bayaran yang bernama Sasuke berubah menjadi pr...