Bab Lima Belas

7.8K 716 38
                                    

Kesadaran perlahan mendatangiku. Mengusir rasa ngatuk setelah tidur. Kurasakan sesuatu yang keras dan hangat yang memelukku. Terasa sangat nyaman. Pelukan Sasuke terasa menenangkan.

Ketika tidur--matanya yang indah menutup dihiasi bulu mata lentik. Rambut panjang raven -- sebahunya tersebar lembut di bantal. Kesan yang berbeda dari siang hari dimana rambut hitamnya disisir gel dan diikat rapi. Dia nampak tidak jinak, liar dan berbahaya.

Dan aku ingin menjinakkan pria liar itu. Sikap dinginnya yang berbahaya menantang diriku untuk menjatuhkannya kebawah. Melumuri dirinya dengan coklat lumer lalu membersihkan coklat itu dengan lidahku. Aku ingin lidahku menelusuri kulitnya yang eksotis, memuaskan dirinya seperti yang lidahnya lakukan padaku. Jika itu terjadi aku tidak yakin kami bisa berhenti sebelum aku pingsan.

Saat itu selesai aku yakin mendapatkan senyumnya sebagai hadiah kenakalanku. Memang kekanankan tapi jika aku berhasil mendapatkan senyumnya hatiku serasa bangga sebaliknya jika dia tidak mengacuhkanku seolah ada pisau yang mengiris hatiku.

Aku menelusuri jari-jariku pada rambutnya. Meski sudah melakukannya berulang kali namun tidak pernah membuatku bosan. Setiap hal yang pria ini miliki menarik perhatian dan hatiku tanpa ampun. Hal yang berbahaya yang seharusnya tidak terjadi diantara kami. Peraturan yang aku terapkan untuk tidak menempatkannya di hatiku hangus menjadi debu didepannya. Mengingat hubungan kami hanyalah berdasarkan keuntungan semata.

"Aku senang kau mencuri skinship ketika aku tidur, Angel. "

Tanganku tersentak menjauh, dia menangkap tanganku dan meletakkannya kembali di rambutnya.

"Jangan berhenti, aku menyukainya. " Suaranya yang dalam meluluhkan hatiku.

"Dengan senang hati Mr Uchiha. "

Aku memejamkan mata menikmati kegiatan yang aku lakukan. Merasakan kehalusan rambutnya yang indah. Dia bergerak semakin dekat kearahku dan melakukan hal yang sama. Memberiku akses lebih banyak untuk menjelajahi rambutnya yang sehalus sutra.

"Pagi yang indah tanpa menyentuhmu adalah sikaaan yang tragis."

''Aku hanya memiliki luka ringan dan kau memperlakukan aku seolah aku luka berat," kataku dan masih membelai rambutnya.

"Aku mengartikan ini undangan, Angel. "

"Apa kau tidak merasa jika melakukan dengan luka ini seolah kita bermain BDSM. "

"Kau ingin sebuah alat menemani kegiatan kita? " tanya Sasuke.

"Aku tidak yakin. "

Sasuke memindahkan tubuhnya di atasku. Dia menatapku penuh keinginan. "Terkutuklah aku jika membiarkan benda, plastik, gelas atau apapun itu yang memuaskanmu. "
"Aku mengartikan jika kau menolak ditemani mereka. "

"Tentu saja. Seluruh tubuhku lebih hebat dari alat-alat itu, terutama untuk membuatmu menjerit. "

Begitulah Sasuke. Dia dan segala rasa posesif dan kepemilikannya yang absolut. Bahkan ia cemburu dengan alat penghasil orgasm* itu. Oleh karena itu aku tidak bisa ketika menghindar jatuh cinta padanya.

.

.

.

Sekali lagi aku terbangun. Bibi Nancy berada di dapur dan aku bisa mencium aroma lezat dari sini. Aku terlalu malas untuk bangkit dari ranjang untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Makan.

Entah kenapa aku ingin tetap di ranjang ini dan menikmati aroma Sasuke yang nikmat.

Ku nyalakan televisi, tentu aku ingin mendengar gosip atau apapun dari pada melihat acara berita bisnis.

Jari-jariku berhenti menekan remote ketika tidak sengaja melihat berita pembunuhan. Dan korban yang terbunuh adalah orang yang hampir memperkosaku.

'Ya Tuhan... Ini pasti kebetulan. '

Aku meraih ponsel dan segera menghubungi Ino. Aku cukup kesal ketika Ino belum mengangkat teleponku untuk kesekian kali.

Tok tok tok

"Nyonya...nona Ino bertamu. "

Oh Thanks God. Aku memang membutuhkan kehadirannya sekarang.

"Antar masuk ke kamarku, Bibi! "

Aku turun dari ranjang dan mengambil kimono tidurku. Mengapa aku tidak membiarkan Ino ke kamar kami, tentu aku tidak ingin membiarkan orang lain menikmati lezatnya aroma Sasuke meskipun itu sahabatku.

Dan dirumah ini, aku dan Sasuke memiliki kamar sendiri -- jadi kami bisa memiliki privasi. Batasan yang manis untuk membuat penasaran satu dengan lainnya.

Di kamarku, Ino sudah menunggu. Dia mengamatiku dengan mata birunya dan memberikan sedikit godaan.

"Aku mencium aroma se*s yang bergairah darimu. " Ino mulai menggodaku.

"Kami memang bercinta seperti kelinci, " jawabku.

"Bisa ku lihat. "

"Hei, cukup omong kosongnya. " Aku mengambil tempat di samping Ino duduk.

Wajahnya berubah serius, matanya menatap tajam ke arahku.
"Kau sudah melihat berita? "

Hanya sebuah anggukan yang aku berikan. Jujur aku mulai takut dengan ucapan yang akan ia lontarkan.

"Kasus yang sama dengan kejadian dua tahun yang lalu. "

"Jadi...? Kau mengira jika ini ada kaitannya dengan Sasuke. "

"Itu hanya kecurigaanku. Kau bisa mencari sendiri tentang Sasuke. "

Aku memang sempat mengabaikan semua peringatan dari orang-orang terdekatku. Karena kejadian ini, aku harus mempersiapkan yang terburuk tentang masa lalu Sasuke. Apapun itu.

"Apa aku dalam masalah, Ino? " Sejujurnya aku sudah tidak sanggup membayangkan berpisah dari Sasuke dan mengakhiri hubungan palsu kami. Aku terlalu terbiasa dengan dirinya.

Sasuke telah membantuku melewati neraka bernama Sasori. Tetapi siapa yang akan membantuku jika kehilangan candu berupa Sasuke.

"Ku harap kau belum melangkah terlalu jauh dengan Sasuke, Saku. Sudah ku katakan untuk mencari berita tentang dirinya. Setelah itu kau bisa mengambil keputusan apapun. "

Ino mencium pipiku dan pamit. Baru kali ini kedatangannya meninggalkan rasa berdenyut di hatiku.

Baiklah, ini saatnya kau mengetahui tentang Sasuke, Sakura kuatkan dirimu.

Jariku tidak berhenti mengetik laptop untuk mencari tau tentang Sasuke. Rasa ingin tauku sudah menggila dan tidak bisa ditahan lagi. Terutama ada orang yang terbunuh dan aku curiga dia adalah pelakunya.

Apakah Sasuke membunuh demi aku?

Mataku membola ketika biografi Sasuke terlihat di monitor. Bukan sejarah bisnisnya yang menakutkan. Mereka sempurna namun kumpulan berita dari berbagai koran di Manhattan yang memuat berita kekerasan, dugaan pembunuhan pada beberapa orang yang menakutiku.

"Oh Tuhan siapa Sasuke sebenarnya? "

Aku hanya bisa membeku di depan laptop ini.

Tbc

My Fake Husband (Sasusaku Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang