Bab Sembilan Belas

8.4K 827 111
                                    

Hari ini aku begitu bersemangat. Sebuah rencana memang penyelesaian terbaik dari masalah patah hatiku. Sejak Ino mengatakan jika Sasuke akan menghadiri festival peragaan busana bergengsi di kota besar ini. Maka saat itu pula rencanaku dimulai.

Dan coba tebak, aku berhasil menjadi salah satu bintang tamu yang akan membawakan pakaian rancangan Issac yang terkenal. Aku harus berterimakasih pada Ino. Pasti ciuman di pipi akan menjadi ungkapan terimakasihku.

"Kau yakin akan berjalan di catwalk dengan Sasuke dan Saara di sana, Sakura? " Ino tampak khawatir padaku. Itu reaksi yang normal.

"Tentu, aku tidak sabar ingin menunjukkan pada Sasuke jika aku baik-baik saja. " Aku bahkan lebih tidak sabar untuk membuatnya terbakar.

"Aku tanya sekali lagi, apa kau yakin sedangkan sekarang beredar kisah cinta masa lalu panas dari mereka berdua. Bahkan foto mereka memasuki hotel UCW sudah beredar luas."

"Jangan khawatir Ino, kita tetap pada rencana semula. Tugasmu sekarang hanya membuatku menjadi model perusahaannya, " ucapku acuh tak acuh. Berusaha keras mengabaikan hatiku yang berdarah.

'Masuk hotel bersama Saara, baiklah Sasuke. Ternyata kau ingin main keras. Aku tidak akan kalah. '

'Aku bahkan bisa melempar tabloid berisi gosip aku masuk hotel dengan seratus pria berbeda dalam satu malam padamu. '

"Sakura...sayang, oh aku sangat bersyukur kau menjadi salah satu modelku, Sayang. " Issac datang. Tampak wah dan mahal.

Salah satu keuntungan yang Tuhan berikan padaku adalah tubuhku dengan segala asetnya yang indah yang menggoda. Sampai dimana Sasuke bisa bertahan.

"Suatu kehormatan menjadi modelmu, Issac. Kau akan membuatku patah hati jika kau memperlakukan aku seperti orang asing. "

Ino berdiri di sampingku, dia mengawasi penata gaya melakukan keajaiban pada wajah dan tubuhku. Issac memberikan instruksi secara langsung pada penata gaya, memilih aksesori untuk aku kenakan dan lain sebagainya. Backstage berubah seolah menjadi ajang perang ketika peragaan berlangsung. Bukan rahasia lagi jika para model berlarian kesana kemari karena dikejar waktu.

Kini tiba giliranku.

Aku melihat panggung catwalk ditata dengan tema modern yang segera tiba. Semua serba putih, kristal yang menghias dan penonton yang antusias. Salah satu di kursi VIP adalah Sasuke dan Saara. Mereka duduk dan menatap model yang lewat dengan antusias, lebih tepatnya Saara yang nampak antusias. Sedangkan Sasuke, dia nampak gusar dan bosan.

Aku melangkahkan kakiku, melenggang dengan profesional. Aku beruntung memakai busana yang memperlihatkan punggungku dengan sempurna, memperlihatkan tato bunga yang baru aku buat di punggungku. Aku membuatnya kemarin, dan aku cukup puas karena menambah cantik punggungku. Kemudian busana ini juga mengekspos hingga separuh pahaku.

Mereka membeku ketika aku melenggang di depannya. Dari sudut mataku aku bisa melihat tatapan Sasuke yang tidak meninggalkanku. Tatapan lapar yang sangat aku kenal. Aku ingin sekali menikmati ekspresinya,sayangnya itu mustahil. Aku harus tetap berjalan dan memamerkan busana ini. Aku merasa bangga dan puas untuk reaksinya.

Tentu saja aku harus segera berbalik untuk pakaian berikutnya. Isaac memeluk dan mencium pipiku. Aroma kuat langsung menghantam penciumanku. Kemudian di balik stage, Ino berlari kecil memelukku.
"Pakaianku nampak menakjubkan ketika kau yang membawakannya dear. Kau seperti malaikat yang menghipnotis mereka di sana. " Isaac menunjuk ke arah penonton. Kemudian ia pamit untuk mengambil pakaian selanjutnya.

Ino memberikan cengiran lebar.
"Kau hebat girl, kau seharusnya melihat wajah bodoh Sasuke."

"Ini belum seberapa Ino. Baju The wedding akan menjadi bom buat Sasuke. "

My Fake Husband (Sasusaku Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang