Malam minggu ini seperti malam sebelumnya, suasana sebuah karaoke elite di kawasan ibu kota tampak ramai pengunjung. Tampak sebuah mobil keluaran negeri Ratu Elizabeth memasuki area parkir, lalu muncullah keempat pemuda dari dalam mobil Range Rover itu.
Keempat pemuda itu memesan room kelas superior. Kelas mewah dengan lampu warna-warni menempel di dinding, ada juga tiga layar monitor besar, dan beberapa buah mic.
Ketika keempat pemuda itu masuk, sudah ada keempat cewek cantik dan seksi yang menunggu mereka di sofa.
Seorang pemuda bernama Kian, sosok yang paling jangkung di antara ketiganya menatap seorang pemandu lagu itu dengan lekat. Kian merasa pernah mengenal gadis yang terlihat lebih dewasa dari ketiga temannya itu.
Merasa diperhatikan, si gadis yang juga berpakaian seksi walau tak seseronok temannya itu melempar senyum manis pada Kian.
"Dia memang primadona di sini," bisik salah seorang teman Kian yang bernama Anton.
Kian menatap sekilas Anton, kemudian kembali mengarahkan pandangannya pada si cewek manis itu.
"Sayang. Dia gak mau diajak jalan." Anton menggeleng dengan gurat kekecewaan.
"Emang karaoke bokap gue, gak ada layanan plus-plus peong," sahut Kian sambil menonyor kepala Anton.
"Alah ... yang lain kalo di luar jam kerja, pada mau diajak jalan. Ya gak geng?" Kedua teman Kian yang lain mengangguk, menyetujui omongan Anton.
Kian hanya mendengkus kecil, lalu dengan santainya dia duduk di sebelah gadis berparas ayu dengan mata bulat sendu itu.
"Dulu kamu anak SMA negri 8 kan?" tanya Kian tanpa basa-basi.
Gadis itu menyipitkan matanya, sedikit heran. Dari mana pemuda yang baru saja dilihatnya itu, bisa tahu sekolah asalnya dulu.
"Namamu Sena kan? Senandung nama lengkapmu. Iya?" tebak Kian dengan yakin.
Gadis ayu itu mengernyit dahinya, sedang Kian malah tersenyum melihat si gadis semakin heran.
"Aku Kian. Kakak kelasmu yang selalu menghiburmu, saat kau datang ke sekolah dengan mata sembab dulu." Kian berbicara seolah dia mengenal gadis itu dengan baik.
Ketika Kian hendak membuka mulut untuk berbicara lagi, sang gadis menyetopnya untuk diam dengan tangan. Tak lama, terlihat sang gadis merogoh tas tangan miliknya yang tergelatak di atas meja. Kemudian dia mengambil ponsel pintar, yang sedari tadi berdering minta diangkat.
Gadis berambut lurus sebahu itu, berjalan menuju pojok ruangan. Dia meninggalkan Kian, agar lebih leluasa menerima telpon.
Kian memperhatikan gadis itu dengan seksama, sedang Anton dan yang lain cuek, tetap asyik dengan lagu yang diputar.
Mendadak wajah gadis itu tampak panik setelah menerima telepon, dengan tergesa dia menghampiri Kian dan minta pamit."Maaf. Saya permisi pulang dulu. Ada hal penting yang harus saya selesaikan." Tanpa menunggu jawaban Kian, sang gadis menuju pintu dan mendorongnya.
"Hei! Kita udah bayar lo mahal," protes Anton
Dia mencoba menghentikan langkah gadis itu. Namun, sang gadis tak menghiraukan teriakan Anton.
Kian beringsut dari duduk, segera dia menyusul gadis itu. Tampak gadis yang bernama Senandung itu tengah berbicara dengan managernya, lalu setelah mendapat anggukan oleh sang manager Senandung pun melangkah keluar menuju lobi.
Tak berapa lama, Kian melihat Senandung masuk ke dalam taksi yang dipesannya.
"Sena ... tunggu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)
RomanceDitinggal pas sayang-sayangnya. Ketika Senandung sudah mulai move-on dengan mau membuka hati untuk Kian, teman masa lalu. Ale sang mantan suami justru kembali menawarkan kenyamanan.