Empat bulan kemudian.
Ale dan Senandung tinggal di kontrakan kecil. Lokasinya tidak jauh dari tempat Senandung bekerja. Empat purnama menjadi seorang suami, Ale masih belum bisa memberi nafkah lahir pada sang istri. Lelaki itu masih saja menganggur.
Sebenarnya Ale sudah melamar pekerjaan ke mana-mana, tapi belum juga mendapatkan panggilan. Kedua orang tuanya menghentikan aliran dana pada tabungannya. Memblokir kartu kreditnya. Ale benar-benar terpuruk. Hidupnya tergantung pada gaji kecil sang istri.
Beruntung Senandung sangat kreatif. Wanita itu berinisiatif membuka usaha kue kecil-kecilan. Memanfaatkan waktu luang sehabis pulang kerja. Ale sendiri bertugas mengantar kue-kue pesanan pelanggan Senandung. Hanya pekerjaan itu yang bisa ia lakukan. Ale benar-benar merasakan hidup yang prihatin.
Dalam keadaan susah hatinya mulai tersadar, ternyata tidak mudah mencari uang. Lelaki itu merutuki segala kebodohan di masa lalu, saat dirinya yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang kedua orang tua.
Pagi ini Aleandra seperti biasa terlambat bangun. Karena semalaman ikut membantu Senandung membuat pesanan kue. Pria itu memutuskan untuk meneruskan tidur kembali selepas menunaikan ibadah sholat Subuh.
Semenjak menikah dengan Senandung, dirinya kembali dekat dengan Tuhan. Istrinya selalu mengingatkan waktu ibadah. Dan ketika mereka bersama, Senandung selalu menyuruhnya untuk mengimami sholat. Tadinya Ale ragu karena hafalan shalatnya sudah banyak yang lupa. Namun, istrinya dengan telaten mengajari.
Itulah kenapa Aleandra begitu menyayangi Senandung. Selain cantik dan lemah lembut, wanita itu juga mengerti agama. Baginya Senandung penyeimbang hidupnya yang kemarin-kemarin sempat gersang tanpa tahu tujuan hidup.
Ketika Ale baru saja terbangun dari tidur, tiba-tiba sang istri memeluk dengan hangat dari belakang. Begitu erat membuat Ale menengoknya gemas.
"Dua garis merah lagi," bisik Senandung lembut pada telinga Ale.
Ale memutar badan. Dia menatap istrinya dengan lekat. Mata Senandung berkelip dengan senyum manis yang yang mengembang.
"Sudah berapa kali aku bilang, jangan percaya test pack itu!" ujar Ale datar.
Seketika muka Senandung yang semula semringah menjadi keruh. Bahkan bibirnya mengerucut manja. Wanita itu tidak menyangka mendapat tanggapan datar dari suami tercintanya.
Melihat ekspresi ngambek istri kalemnya, Ale menjadi gemas. Pria itu menjawil hidung bangir Senandung, lantas membenamkan kepala sang belahan jiwa pada dada bidangnya yang sedikit berbulu halus.
"Aku akan percaya kau hamil bila dokter yang mengatakannya," ujar Ale seraya mengusap lembut rambut lurus sang istri. Mencium pucuk rambut Senandung dengan mesra.
"Periksa ke dokter kan butuh biaya." Senandung mengurai pelukan, "kamu sendiri masih nganggur begitu," rajuk Senandung manja. Wanita itu membuang muka dengan sebal.
"Sabar, Dung!" pinta Ale sembari meraih paras Senandung. Membingkainya sayang. "Makanya kalo abis salat, doain suami gantengmu ini biar dapet kerjaan dong!"
"Itu selalu," sahut Senandung cepat. "Tapi dia tanpa dibarengi usaha sama juga bohong."
"Ini juga mau cari pekerjaan. Niatnya mau nemuin Dio."
"Dio siapa?" tanya Senandung dengan dahi yang berlipat. Dirinya merasa tidak asing dengan nama tersebut. Namun, lupa kenal di mana.
"Dio ... itu lho anak buahku jaman SMA. Sekarang dia punya bengkel mobil yang besar. Kemarin aku menghubunginya. Dan dia bersedia menampungku menjadi pegawainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)
Roman d'amourDitinggal pas sayang-sayangnya. Ketika Senandung sudah mulai move-on dengan mau membuka hati untuk Kian, teman masa lalu. Ale sang mantan suami justru kembali menawarkan kenyamanan.