Hari-hari selanjutnya, Ale sudah tidak lagi melihat sepupu Senandung berlaku kasar pada gadis impiannya itu.
Ale juga menepati janjinya, yaitu akan terus memborong dagangan bibi Senandung. Bila kue dan roti yang dititipkan di toko roti langganan tidak habis.
Perlakuan manis Ale itu membuat Senandung tersanjung. Level itu naik tingkat menjadi kagum. Karena setiap pagi Ale akan datang ke rumahnya untuk menjemput. Mereka berangkat sekolah bersama. Kemudian siang harinya Ale akan mengantar dia pulang sekolah.
Ale tidak peduli walau ada pelajaran tambahan menunggunya. Karena pemuda itu sudah tingkat akhir sekolah. Pemuda berdagu lancip itu lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengencani Senandung.
Bibi Senandung sendiri langsung sangat menyukai Ale. Selalu menanti kedatangan pemuda yang di matanya tampak begitu dermawan itu. Pasalnya Ale selalu membawa buah tangan setiap kali berkunjung. Menghujani Senandung dan keluarga bibinya dengan hadiah. Mengganti perabot rumah yang telah rusak atau lama. Bahkan Bik Harni pernah dibuat terkagum-kagum, saat Ale menghadiahi dia seperangkat alat dapur yang lumayan mahal.
"Kamu beruntung sekali punya kekasih tajir melentir seperti Ale itu, Sena," ujar Bik Harni saat baru saja dibelikan seperangkat alat cosmetic oleh Ale.
Apapun yang Senandung butuhkan, Ale menyukupinya. Terharunya Bik Harni pemuda itu juga menghadiahinya pemberian yang sama dengan Senandung.
"Hidupmu akan bahagia jika menikah dengan dia. Dan yang pasti derajat kita juga akan terangkat, Na," ujar Bik Harni mendukung hubungan keponakan cantiknya dengan pangeran kaya itu.
Senandung sendiri hanya bisa mengangguk patuh. Apalagi hatinya juga sudah tertambat pada Ale. Pemuda yang begitu baik, peduli, kaya, dan rupawan itu.
Kepada Galuh, Ale juga berlaku royal. Pemuda itu membelikan sebuah sepeda motor matic keluaran terbaru. Membuat Galuh makin salut kepadanya.
"Pokoknya kamu tidak boleh putus dengan Ale, Sena!" perintah Galuh serius. "Ale itu sumber tambang emas buat kita. Sekarang baik aku dan kamu sudah susah payah mengejar bus untuk berangkat sekolah. Pulsa hape juga selalu full tiap bulannya. Dan yang pastinya uang jajan dari dia bisa aku tabung buat yang lain," tutur Galuh keenakan.
Senandung hanya bisa terdiam mendengar penuturan Galuh. Sebenarnya hati kecilnya merasa iba terhadap Ale. Galuh dan keluarganya memanfaatkan kebaikan pemuda itu. Senandung juga tidak mau dicap sebagai cewek matre yang suka memeras uang sang pacar.
Namun, Ale sendiri seolah tidak masalah. Bahkan dia merasa kesal saat Senandung menolak pemberian darinya. Pemuda itu mengadu pada Bik Harni. Sehingga Senandung mendapatkan ceramah panjang dari wanita itu.
"Gak usah sombong, Sena. Sadar diri kamu itu gadis miskin. Beruntung ada pemuda kaya seperti Ale yang naksir kamu. Udah gak usah berlagak sok suci dengan menolak pemberian Ale. Toh dia sendiri yang menyodorkan. Bukan kamu yang minta kok," cerocos Baik Harni sepanjang malam.
Bibi dan keponakan itu tengah bahu membahu membuat pesanan kue. Senandung yang memang tidak pandai bicara hanya diam mendengarkan. Membantah juga percuma. Pastinya dia akan kalah.
***
Kian hari hubungan Ale dengan Senandung semakin dekat. Namun, keakraban mereka belum juga diketahui oleh Kian. Karena Kian terlalu fokus pada pelajaran. Pemuda yang selalu meraih juara satu itu tidak ingin nilainya anjlok jika memikirkan urusan lain selain pelajaran. Sehingga terpaksa Kian mengesampingkan urusan Senandung.
Di lain pihak Ale sangat pintar berlaku sandiwara. Di hadapan Kian, pemuda itu bersikap datar pada Senandung. Bahkan terkesan cuek. Sehingga Kian sama sekali tidak bisa mengendus hubungan di antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)
Storie d'amoreDitinggal pas sayang-sayangnya. Ketika Senandung sudah mulai move-on dengan mau membuka hati untuk Kian, teman masa lalu. Ale sang mantan suami justru kembali menawarkan kenyamanan.