01.CINTA UNTUK TANIA

712 27 3
                                    

"Apa salah kalau gue menginginkan lo lebih dari sebatas sahabat?"
-Pradikta Sanjaya Abimanyu-

"Dikta sini ih,ngapain kamu ngumpet disitu?!" Teriak Tania yang tengah menggendong kucing anggora berwarna putih.

Dikta yang tengah bersembunyi dibalik sofa sambil memegang bantal sebagai alat perlindungan diri, sudah beberapa kali menolak untuk muncul dihadapan Tania.

Karena tidak ingin melihat kucing sialan yang dibawa sahabatnya itu lebih baik ia bersembunyi,yaaa Dikta sangat takut sekali pada kucing dari kecil.

"Udah ngapain sih tan,bawa pergi tuh kucing!"

"Lah kok kamu ngusir? dia mau kenalan sama kamu katanya,sini dong" Tania berjalan semakin mendekat kearah Dikta,dan tentu saja cowo itu juga semakin menghindar.

"Kamu ga asik ah! masa ga mau kenalan sama temen barunya aku? dia lucu tau dik,kaya kamu"

Dikta yang mendengarnya bergidik ngeri,yang benar saja ia disama samakan dengan makhluk dajjal itu.

"Udah Tan,taruh aja tuh kucing di kandangnya,ntar dicakar"

"Ngga mungkin,dia ga galak kaya kamu kok,makanya kenalan dulu sama Kitty" Tania menggerak gerakan tangan kucing itu seperti anak kecil,memang kucing dan majikan sama sama gemes.

"Jangan bandel,lu pilih dia apa gue?" Tanya Dikta sedikit kesal,sudah tau dirinya tidak suka kucing masih saja dibawa bawa dengan alasan ingin berkenalan.

"Apa sih Dik,aku pilih Kitty lah! dia lebih gemes daripada kamu, yang bisanya cuman tawuran doang!"

"Astagaa,turunin sebelum gue buang tuh kucing" ancam Dikta,Tania yang merasa terancam hanya mendelik sebal.

"Apa apaan sih kamu,ini kucing kan punya aku,kamu kalo mau beli sendiri!"

Dasar polos

Tania memang selalu saja seperti ini dimana mana,bersikap polos layaknya Anak kecil menggemaskan,itu membuat Dikta jadi tidak tega memarahinya.

"Turunin Tania!"

"Ngga ma-AAAAA BUNDAAAA! SAKIIIIITTTT!"

Kanaya berteriak sangat kencang karna Kitty tiba tiba melompat dari gendongannya dan tidak sengaja mencakar lengan Tania hingga berdarah.

"Tania,Lo kenapa?!" Cemas dengan keadaan gadis itu,Dikta dengan cepat langsung menghampirinya.

"S-sakit dik" Tania meringis sambil menahan air matanya yang akan keluar,ini sangat perih baginya.

"Duduk dulu,gue obatin ya?"

Dikta mengambil kotak P3K disamping meja tamu,dan langsung mengeluarkan semua peralatan yang diperlukan.

"Siniin tangan Lo" dengan telaten Dikta membersihkan terlebih dahulu luka Tania menggunakan alkohol dan juga kapas agar bersih.

Selanjutnya ia memberikan sedikit obat merah dan langsung memperban lengan Tania dengan penuh hati hati.

"Ihh kok diperban sih? aku ga mau!" Tolak Tania,ia paling tidak suka jika diperban seperti ini,itu akan membuat dirinya semakin ribet saja.

Dikta Untuk TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang