"Egiiiiii! Turun sini sarapan dulu!"
Teriakan milik Anggita—Mama Egi, kemudian disusul oleh langkah kaki dari tangga lantai dua.
Gak lama kemudian, muncul perawakan seorang perempuan dengan rok abu-abunya yang sengaja di span dan dipotong biar ngatung, kemeja putihnya yang sengaja dikecilin dan dibalut jeans jacket, dan rambut coklat sepunggungnya yang dicepol asal.
Siapa lagi kalo bukan Sagita Putri Radhia?
"Heheheh pagiii Mama Anggi!" ucap Egi sambil mencium pipi Anggita.
Andra—Papa Egi, yang duduk di sudut meja makan sambil membaca korannya itu berdehem pelan, membuat atensi Egi teralih ke papanya itu.
Egi kemudian menunjukkan cengirannya lalu beranjak menuju Andra dan langsung mencium pipi papanya itu.
"Pagi juga Papa Andraaa!"
Setelah mencium pipi kedua orang tuanya, Egi kemudian beranjak duduk di depan seorang cowok yang memakai seragam putih abu-abu yang sama dengannya.
"Pagi, cabe."
Egi yang tadinya hendak menyantap sarapannya refleks mengangkat kepalanya ke arah cowok di depannya yang menatapnya dengan seringai jahil di bibirnya.
"Bacot lo, masteng." balasnya sambil melemparkan tatapan sinis kepada cowok di depannya.
"Aga, kok gitu sih manggil tetehnya?" ucap Anggita sambil menuangkan susu putih ke gelas milik Egi.
Cowok yang dipanggil Aga—atau nama lengkapnya Sagara Putra Radeva itu memajukan bibir bawahnya lalu menunduk untuk kembali memakan sarapannya.
"Iya maaf."
Sementara Egi hanya tersenyum puas lalu menjulurkan lidahnya ke Aga yang dibalas dengan tatapan sinis oleh adiknya itu.
"Adek berangkatnya sama teteh aja? Kan sekarang udah satu sekolah." ucap Andra sambil melipat korannya dan hendak berdiri.
Egi dan Aga yang tadinya sedang sama-sama menyantap sarapan masing-masing refleks menoleh ke arah Andra.
"IH GAMAU. EGI GAMAU BERANGKAT BARENG AGA. TITIK."
"DIH LO KIRA GUE MAU BERANGKAT SAMA LO?!"
"LAH GUE JUGA OGAH BARENG SAMA LO MASTENG!"
"BERISIK LO CAB—"
"YA AMPUN berisik banget sih pagi-pagi! Malu ah didenger tetangga!" ucap Anggita sambil melemparkan tatapan tajam ke arah Aga dan Egi bergantian.
Egi hanya mendengus pelan lalu beranjak dari duduknya sambil menyampirkan ransel fjallraven warna plum miliknya, cewek itu kemudian melangkah menuju Andra yang langsung memeluk Egi.
"Take care on your first day of sophomore year, princess. Uang jajan kurang gak?" tanya Andra sambil siap-siap mengeluarkan dompetnya dari saku celananya.
Egi langsung menunjukkan cengirannya, membuat papanya itu cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya lalu memberikan lima lembar uang kertas berwarna merah.
"Heheheh makasiiih Papa Andra terbaiiik!" ucap Egi sambil tersenyum lebar sambil mencium kedua pipi Andra.
"Iyaaaa. Udah sana berangkat, mau jemput Keira sama Wendy dulu kan kamu?"
Egi ngangguk pelan lalu kemudian mencium tangan Andra lalu beralih ke Anggita kemudian mencium tangan mamanya.
"Egi berangkat!" teriak Egi sambil berlari kecil menuju garasi tempat Honda HRV hitamnya terparkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
Fanfiction(DISCONTINUED) Their journey of changing their significant others mind, heart, and self through different ways. © drunkskey, 2020.