Setelah hampir 30 menit di perjalanan, mobil Tara berhenti di depan sebuah rumah bercat putih yang lumayan besar.
Satpam rumah Tara langsung membuka gerbang rumah Tara lalu Tara langsung memasukkan ke dalam garasi.
Pas Tara udah markirin mobilnya, Tara noleh ke arah Keira yang masih diem.
"Lo gak mau turun?"
Keira langsung tersadar dari lamunannya, cewek itu celingak-celinguk, bingung karena merasa gak ngenalin sekelilingnya.
Keira lalu noleh ke arah Tara sambil ngernyitin alisnya, "Lo bawa gue kemana?"
Tara menatap Keira sesaat lalu menghela nafasnya kemudian membuka seatbelt-nya. "Ke rumah gue."
Setelah itu, Tara langsung keluar dari mobilnya, nyisain Keira sendiri di dalem mobil. Setelah beberapa detik, Keira langsung buru-buru buka seatbelt-nya dan turun dari mobil Tara.
Tara langsung ngunci mobilnya terus jalan ngedahuluin Keira yang refleks ngikutin langkah Tara.
"Bunda, Tara pulang."
Gak lama kemudian, Keira denger langkah kaki yang nurunin tangga, dan saat Keira noleh, cewek itu ngeliat seorang anak kecil, perempuan, lari nyamperin Tara yang langsung jongkok ketika anak kecil itu lari ke arahnya.
"Mas Devaaaa!"
Dan Tara langsung ngegendong anak kecil yang Keira tebak umurnya antara 5 sampai 6 tahun.
Saat Tara gendong anak kecil itu, Keira yang daritadi berdiri di belakang Tara otomatis bertatapan dengan anak kecil itu.
"Mas Deva, itu siapa?" tanya anak kecil itu sambil menunjuk Keira.
Tara langsung membalikkan badannya lalu tersenyum kecil, kemudian cowok itu menurunkan anak kecil itu dari gendongannya lalu berjongkok di samping anak kecil itu.
"Nina, itu Keira. Teh Keira, temennya Mas Deva. Ajak kenalan gih." ucap Tara pada anak kecil itu yang ternyata bernama Nina.
Nina menoleh ke arah Tara lalu mengangguk pelan, kemudian anak itu tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya ke arah Keira.
"Halo, Teh Ira. Aku Nina." ucap Nina lucu, membuat Tara di belakangnya tertawa gemas.
Keira mengerjap-ngerjapkan matanya lalu balas tersenyum manis, kemudian cewek itu berjongkok di depan Nina sambil membalas uluran tangan anak itu.
"Halo, Nina. Aku Keira. Tapi kalo mau panggil Teh Ira juga boleh kok, hihi."
Nina yang mendengarnya semakin melebarkan senyumnya sampai kedua matanya menyipit. "Oke deh, Teh Ira, hihihi."
Keira terkekeh pelan melihat Nina yang menurutnya gemes banget itu. Sementara Tara di belakang Nina merasakan hatinya menghangat ketika melihat interaksi Keira dan Nina di depannya.
"Loh? Deva udah pulang?"
Sebuah suara lembut membuat ketiga insan itu menoleh, dan Nina yang tadinya masih bersalaman dengan Keira langsung melepaskan tangannya lalu berlari menuju wanita paruh baya yang keluar dari salah satu kamar.
"Bundaaaaa!"
Dewi—Bunda Tara dan Nina terkekeh pelan ketika melihat anak bungsunya berlari ke arahnya lalu memeluk pinggangnya erat, sementara Keira langsung berdiri—begitu juga Tara.
Dewi berjalan menuju Tara dan Keira dengan Nina yang menggenggam tangannya.
"Mas kok basah-basahan gini? Terus, mas bawa siapa ini? Kok gak dikenalin sama Bunda?" tanya Dewi sambil menatap Keira dengan senyum keibuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
Fanfiction(DISCONTINUED) Their journey of changing their significant others mind, heart, and self through different ways. © drunkskey, 2020.