9. Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti.

2.7K 372 59
                                    

Seorang cowok dengan kulit tan dan rambut hitam kecoklatan terbangun dari tidurnya.

Cowok yang bernama Kastara Atmadeva Pramudya atau Tara itu meregangkan badannya lalu menguap lebar, cowok itu lalu mengedarkan pandangannya dan menyadari kalo cowok itu ketiduran di perpustakaan sekolahnya.

Tara udah ada di perpus sekolahnya sejak pulang sekolah, cowok itu tadi malas pulang ke rumah lalu mutusin buat ke perpus sekolahnya buat nge-game dan numpang wifi, sekalian ngadem.

Tapi saat Tara lagi asik nge-game, cowok itu tiba-tiba merasa ngantuk. Dan akhirnya Tara mutusin buat tidur sebentar disana.

Tara lalu melirik jam tangan rolex miliknya di pergelangan tangan kanannya, lalu cowok itu menyadari kalau dirinya udah tidur selama hampir 2 jam.

Pantesan perpus isinya tinggal gue doang gini, batin Tara.

Tara lalu beranjak dari duduknya lalu meraih ransel hitamnya kemudian menyampirkan ranselnya di bahunya, lalu cowok itu meraih hpnya yang tergeletak diatas meja perpus lalu mengantonginya.

Cowok itu lalu melangkahkan kakinya keluar perpus menuju parkiran. Langkah kaki Tara menggema di sepenjuru koridor yang kosong melompong.

Tara menoleh ke arah lapangan sekolahnya lalu menyadari kalau sekarang sedang hujan deras.

Cowok itu mengangkat alisnya lalu melanjutkan langkahnya cuek menuju parkiran.

Ketika cowok itu sampai di lobby sekolahnya, Tara dapat melihat seorang cewek yang berdiri tepat di depan lobby. Cewek itu memakai kaos hitam polos dan light blue jeans, juga ransel kecil berwarna hitam dengan mutiara-mutiara kecil di depannya, cewek itu juga menenteng transparent tote bag yang isinya kostum cheers sekolahnya.

Tara langsung tau siapa cewek itu saat ngeliat ransel hitam yang dipakai cewek itu.

Itu Keira. Tara hafal banget sama ransel hitam cewek itu karena itu adalah ransel yang sama yang dipakai Keira saat Tara nganterin Keira pulang setelah photoshoot waktu itu.

Ransel yang menurut Tara cuma bisa muat pahalanya Chandra saking kecilnya.

Sebenernya gak kecil-kecil banget, karena ransel itu masih bisa muat seenggaknya 3 buku tulis.

Tara tanpa sadar menaikkan sudut bibirnya. Cowok itu melangkah tanpa suara keluar lobby lalu cowok itu menyenderkan punggungnya dan menyilangkan kedua tangannya di pintu kaca lobby sekolahnya. Sementara tatapannya masih terkunci di punggung Keira yang belum menyadari kehadirannya.

Sementara objek yang ditatap Tara—Keira, lagi natap kesal hujan di depannya. Cewek yang sekarang lagi berdiri di depan lobby sekolahnya sendirian itu ngumpat berkali-kali sambil bolak-balik ngecek jam di hpnya.

Sial, ini kenapa gue benci hujan, batin Keira kesal.

Fyi, kalo kebanyakan cewek suka hujan karena katanya hujan itu romantis, nenangin, dll. Itu semua gak berlaku buat cewek bernama Keira Athalia Danita.

Dari dulu, Keira benci banget sama yang namanya hujan. Karena kata cewek itu, hujan itu ngerepotin. Banget.

Tiba-tiba, ringtone hp Keira berbunyi, dan di layar hpnya terdapat nama 'Mama' yang berarti mamanya menelfon cewek itu.

Keira buru-buru menggeser layar hpnya ke kanan lalu menaruh hpnya di depan telinganya.

"Halo?"

"Halo, sayang. Kamu pulang naik grabcar aja ya? Pak Anton gak bisa jemput kamu."

"Hah?! Pak Anton gak bisa jemput?!"

MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang