"Gi, ditungguin cowok lo tuh di depan."
Egi yang tengah membereskan alat tulis dan memasukkan buku geografinya ke dalam tas menoleh ke arah Keira yang duduk di sebelahnya. Cewek itu menatap ke arah pintu kelas lalu menunjuk pintu kelas dengan dagunya.
Egi refleks mengikuti arah pandang Keira dan menemukan seorang cowok dengan seragamnya yang kini ditutupi dengan hoodie berwarna hitam tengah berdiri di depan pintu kelasnya.
Cowok itu—Rakhshan Prasaja atau Rakhshan, berdiri di depan pintu kelas Egi dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.
Egi diam di tempatnya. Cewek itu gak balas tersenyum atau mengucapkan apa-apa. Hanya memandang Rakhshan dengan raut datarnya.
Cewek itu dapat mendengar bisikan demi bisikan yang berasal dari teman-teman sekelasnya, dan tiba-tiba sebuah tangan mencolek bahunya pelan.
Egi menoleh dan mendapati wajah Naya yang berada tepat di depan wajahnya, namun tatapan cewek yang duduk di belakangnya itu ter arah ke depan pintu kelasnya.
"Sejak kapan lo deket lagi sama Rakhshan, Gi?" tanya Naya dengan nada bicara ingin tahu.
Egi memutar bola matanya malas lalu menyampirkan ransel miliknya ke bahu kanannya, sementara tangan kirinya yang bebas ia gunakan untuk meraih jaket jeans miliknya.
"Gak deket." balasnya singkat, lalu menoleh ke arah Keira yang kini tengah meraih tote bag miliknya.
"Gue duluan. Lo cheers kan?"
Keira menoleh ke arah Egi lalu mengangguk. "Iya, lo langsung sama Rakhshan?"
Egi hanya mengangguk singkat sebagai jawaban, lalu cewek itu mengucapkan salam perpisahan kepada Keira lalu melangkah menuju pintu kelasnya.
Ketika langkah Egi berhenti tepat di depan Rakhshan yang sedari tadi masih menatapnya dengan senyum hangat, Egi sedikit mengangkat wajahnya—karena tinggi Rakhshan yang lumayan jauh berbeda dengannya—lalu mengernyitkan kedua alisnya bingung.
"Kenapa lo senyum-senyum gitu? Ada yang lucu dari muka gue?" tanya Egi jutek, yang bukannya membuat Rakhshan berhenti tersenyum dan menjadi takut ketika mendengar nada jutek yang keluar dari mulut Egi, malah membuat senyum Rakhshan melebar.
Duh, gimana Rakhshan gak berhenti senyum coba daritadi. Egi di depannya rambutnya dicepol ke atas, terus cewek itu pake kacamata karena mata Egi emang agak rabun, raut wajahnya kelihatan lelah walaupun liptint cewek itu masih on karena Egi gak pernah membiarkan bibirnya polos tanpa polesan liptint atau lipcream.
Egi yang berdiri di hadapan Rakhshan sekarang keliatan ngegemesin. Banget. Karena selain wajah naturalnya—minus liptintnya—keliatan jelas, pipi bulat cewek itu juga jadi keliatan jelas banget karena Egi nyepol rambutnya ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
Fanfiction(DISCONTINUED) Their journey of changing their significant others mind, heart, and self through different ways. © drunkskey, 2020.