3. Interested, huh?

3.2K 466 26
                                    

"Gi, gue gak balik bareng lo ya." ucap Keira tiba-tiba, bikin Egi yang lagi beresin barang-barangnya langsung noleh.

"Lah? Kenapa? Ada jadwal photoshoot lagi? Gue anterin aja kali gapapa, santuy." bales Egi sambil make jaket jeans miliknya lalu menyampirkan tasnya.

"Nggak, gue dijemput Arjuna."

Raut wajah Egi langsung berubah datar. Cewek bermata monolid itu langsung menghela nafasnya panjang.

"Mau sampe kapan sih, Kei?"

"Sampe capek. Udah ya, gue duluan." pamit Keira sambil melambaikan tangannya ke arah Egi, sementara Egi cuma menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela nafasnya.

Egi lalu melangkah keluar kelas, dengan raut datarnya yang biasa, juga airpods yang udah terpasang di kedua telinganya.

Bagi Egi, selain buat dengerin lagu, airpods tuh punya kegunaan yang lain.

Yaitu buat nuliin pendengarannya dari bisik-bisik tentang dirinya di sepanjang koridor sekolah.

Egi makin mengeraskan volume lagunya saat cewek itu dapat melihat berbagai macam tatapan yang ditunjukan untuk dirinya di sepanjang Egi melangkahkan kakinya di koridor.

Tapi Egi sih cuek aja dan lanjut jalan menuju kelasnya Wendy, 11 IPA 1.

Saat Egi udah sampe di depan kelasnya Wendy, Egi mengernyitkan alisnya saat ngeliat kalau kelasnya Wendy kosong dari kaca pintu kelas. Tapi anehnya, tas murid kelas Wendy lengkap di dalam.

Egi bahkan bisa ngeliat tas jansport motif sunset punya Wendy yang keliatan mencolok.

"Lah? Kok kosong gini deh?" bisik Egi pelan.

Lalu cewek itu merogoh hpnya dari saku jaket jeans miliknya. Kemudian Egi menunduk, berniat untuk nge-line Wendy.

Tapi saat cewek itu membalikkan badannya, Egi tersentak kaget ke belakang saat melihat dada bidang seseorang yang bertubuh lumayan kekar dan tinggi berdiri tepat di belakangnya.

Dan aroma parfum cowok langsung menyeruak di indra penciumannya. Aroma parfum cowok yang wanginya..bener-bener maskulin. Tapi anehnya gak bikin Egi pusing, sama sekali. Padahal biasanya Egi paling gak tahan sama wangi parfum cowok yang aromanya maskulin banget. Contohnya, parfumnya adeknya—Aga.

Egi dengan perlahan mengangkat kepalanya, lalu kedua matanya langsung bertatapan dengan kedua mata seorang cowok yang menatapnya datar.

Egi menekan dadanya sendiri—berusaha menetralkan detak jantungnya yang disebabkan oleh keterkejutannya.

Cowok di depannya mengangkat sebelah alisnya sambil menatap raut wajah Egi yang masih nunjukin keterjutan cewek itu.

"Ngapain?" tanya cowok itu sambil memasukkan kedua tangannya ke saku almamater OSIS nya yang di atas dada kanannya terdapat badge nama dengan tulisan Aldebaran N. D.

Egi berdehem pelan lalu menegakkan badannya, namun cewek itu mengalihkan pandangannya dari kedua mata Ale.

"Nyari Wendy." balas Egi singkat.

"Oh. Kelas gue lagi jam pelajaran Kimia, jadi pasti jam segini masih di lab."

Egi cuma ngangguk pelan sebagai balasan, karena cewek itu gak tau mau bales apalagi.

Keduanya jadi sama-sama diem. Tatapan Ale masih terkunci di Egi yang daritadi memilih untuk menatap ke segala arah selain Ale di depannya.

Lalu kemudian Egi sadar, jaraknya dengan Ale tuh...terlalu deket. Kalo Ale maju sedikiiit lagi aja, badan Egi udah pasti terhimpit pintu kelas Wendy di belakangnya.

MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang