Pintu kamar Egi terbuka pelan, membuat sang pemilik kamar yang tadinya sedang menatap pantulan dirinya di cermin kamarnya menoleh ke arah pintu kamar.
"Egi sayang... Ale udah di bawah tuh." ucap Anggita, sambil tersenyum hangat menatap putri sulungnya itu.
Iya, Egi menerima ajakan Ale yang sebenarnya bukan sebuah ajakan namun lebih ke pemaksaan. Karena cowok itu tidak bilang, "nanti gue jemput ya?" tetapi "nanti gue jemput".
Namun Egi yang biasanya tidak mau dipaksa-paksa oleh orang yang menurutnya tidak terlalu dekat dengannya, entah kenapa hanya bisa pasrah dan disinilah ia sekarang.
Sedang bersiap-siap untuk pergi dengan Ale.
Waktu menunjukkan pukul hampir jam delapan malam, namun Egi tidak khawatir pergi lumayan larut karena besok merupakan hari libur yaitu hari sabtu.
"Iya ma, ini aku mau turun." ucap Egi lalu meraih shoulder bag nya yang berwarna hitam yang hanya diisi dompet, airpods, dan tentu saja handphonenya.
Egi tidak merasa harus membawa banyak barang karena toh mereka hanya akan makan martabak telor, kan?
Anggita mengangguk lalu kembali menutup pintu kamar Egi dan melangkah pergi dari kamar Egi.
Egi menatap pantulan dirinya sekali lagi di depan cermin lalu cewek itu menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya perlahan.
Kemudian, Egi langsung melangkah keluar kamarnya lalu berjalan menuruni tangga.
Egi langsung dapat melihat pemandangan dua orang cowok yang sedang mengobrol di ruang keluarga. Cowok yang memakai kaos rumahan dan celana futsal adalah Aga, sementara satu lagi adalah seorang cowok yang menggunakan jaket jeans yang dipadukan dengan celana jeans juga.
Cowok yang satunya adalah Ale.
Ketika Aga dan Ale akhirnya menyadari kedatangan Egi, Ale langsung berdiri dari sofa yang di dudukinya lalu tersenyum kecil ke arah Egi.
Dan entah kenapa, setelah melihat senyum Ale, Egi kembali mengingat ucapan mamanya beberapa jam yang lalu."Tapi... Gak ada salahnya kan, buat sesekali menyambut uluran tangan orang yang menawarkan kebahagiaan buat kita disaat kita masih belum punya tenaga untuk membahagiakan diri sendiri?"
Dan tiba-tiba, Egi bisa merasakan debaran aneh di dadanya saat melihat senyum Ale dan ketika dirinya mengingat ucapan mamanya itu.
"Wuih ada yang mau kencan neeeeh." ledek Aga sambil bersiul-siul menggoda Ale dan Egi.
Egi langsung mendelik ke arah Aga lalu menatap tajam ke arah adiknya itu yang kini malah terkikik pelan.
"Bang Ale, jagain kakak gue ya. Kakak gue suka aneh-aneh soalnya. Terus kalo dia jajannya kebanyakan terus ngabisin duit lo, tinggal turunin aja di jalan mana gitu." ucap Aga lalu tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
Fanfiction(DISCONTINUED) Their journey of changing their significant others mind, heart, and self through different ways. © drunkskey, 2020.