01 {Gadis Rantauan}

370 21 1
                                    


"Hidup kadang se-unik itu, kita bisa tentukan apa yang kita cari, namun kita tak bisa atur apa yang kita temukan"

_Ayrin al Gezza_



"HAAAAAH!!!!!". Serentak respon ketiga gadis yang sedang duduk berhadapan dengan keluarganya. Mereka terkejut perihal keputusan yang telah dibuat oleh keluarga ketiganya masing masing.

"Semua udah kita siapin, kalian tinggal pergi aja". Ucap pria separuh baya itu dengan senyum jelas tercetak dikedua sudut bibirnya.

" nggak mau paa!, Jakarta itu terlalu jauh untuk kita bertiga!!". Jawab salah seorang gadis yang duduk disebelah kiri.

Pria paruh baya itu menghembuskan nafas pelan. " nak, kita semua mau kalian yang buat desa kita ini berkembang, siapa lagi kalau bukan kalian?".

"kalian itu harapan kita, pulang kalian dari Jakarta paling tidak kalian bisa menjadi guru disini, mengajar anak anak yang buta huruf, muliakan?". Sambung salah seorang pria paruh baya lagi.

****

Pagi kini telah kembali, menyisakan embun embun yang telah setia menemani, tak banyak yang tampak kini, karena matahari belum dipanggil untuk segera menyinari. Tersisa hanya serpihan serpihan bulan yang mulai memudar.

Pukul 05:15 ketiga gadis itu sedang berada didalam mobil menuju bandara. Perjalanan yang ditempuh sekitar tiga jam untuk sampai dibandara. Pesawat yang mereka naiki. Akan terbang pukul 09:30. Menyisakan kelelahan. Apalah daya melawan orang tua, panutan selama hidupnya, tak logis jika mereka harus melawan. Meninggalkan bunda, malaikat tak bersayap yang selama ini terus menemani. Berpisah dengan papa pria pertama yang mereka cintai.

Berat sudah pasti. Dengan jarak berpisah puluhan kilometer tak dapat ditempuh dengan satuan menit. Pelukan terakhir dengan anggota keluarga terasa kesedihan paling sakit saat ini.

****

15 menit lagi pesawat yang mereka naiki akan lepas landas. "pa!, boleh tinggal, nggak kuat." Kata gadis berkulit putih itu, tampak jelas kesedihan diraut wajahnya.

"papa percaya sama kamu". Jawab sang papa memeluk putrinya dengan erat. Mulai lah sesi pelukan saat ini.

Tes.

Sebulir air mata jatuh membasahi pipi. Ntahlah terasa berat sekali, seakan kehilangan segalanya. Tapi dibalik itu semua ada harapan, ada mimpi yang harus dipenuhi untuk orang yang dikasihi.

Suara panggilan dari bandara membuat mereka saati itu harus berpisah. Melewati perjalanan didalam pesawat sekitar 2 jam 15 menit dan diperkirakan akan sampai sekitar pukul 11:45.

Detik demi detik mulai terlewati, menit demi menit mulai bebas, jam kini mulai dinanti nanti. Setelah melewati perjalanan sekitar 2 jam 15 menit didalam pesawat sampai lah mereka kini di Bandara Soekarno Hatta.

Disini lah sekarang mereka, berdiri didepan pintu utama Bandara Soekarno Hatta. Gadis yang disebelah kiri, memiliki hidung mancung bak artis india, kulit sawo matang, bola mata berwarna hitam, tinggi sekitar 156 cm termasuk pendek, cuek, perhatian, baik, dan cantik tentunya. Dia Bianca El Khanza.

Ayrin Al Gezza Zahwa. Begitu lah nama lengkap gadis yang berukuran tinggi sekitar 155 cm itu. Dia berdiri disebelah kanan. Mempunyai warna kulit putih bersih bak ratu yunani, baik, cerewet, cantik pasti, ceroboh, periang,rona pipi merah muda alami, dan tinggi badannya 1 cm berbeda dengan Bianca.

Love Beautiful SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang