Jangan lari
Karena itu sulit------
Hujan masih berjatuhan di atas semua benda yang ia jumpai, suasana ramai dan hangat juga hadir di dalam diri senya sejak tadi. Berdiam sambil menatap sendu ke luar jendela transparan, memperlihatkan hujan masih berjatuhan di aspal hitam serta kendaraan yang bebas melaju walau hujan masih mengguyur
Sesekali gadis dengan rambut kucir kuda itu menghela nafas gusar, takut bila saja hujan masih turun padahal sekarang sudah hampir sore. Senya menyeruput chocolat milkshake panasnya yang hampir habis, setelahnya meletakan kembali ke tempat semula
"Udah sore, tapi masih hujan!" gerutu senya menatap nanar sekelilingnya. Ia ingin pulang dan segera tidur dengan pulas, namun itu semua hanya rencana belaka. Jangankan untuk kerumah, melihat ke luar saja sudah mematahkan semuanya lebih dulu
Senya menundukkan kepalanya serasa memohon kepada tuhan agar segera meredakan hujan, dengan begitu gadis itu bisa cepat-cepat pulang.
Mata senya melirik sekeliling cafe berharap ada seseorang yang mau menerima tumpangan. Ya, gadis itu sempat berpikir kalau ia meminta tumpangan kepada seseorang untuk mengantarnya ke rumah dengan dalih juga membayar uang bensinSenya beranjak dari kursinya kemudian berjalan mendekati pintu keluar cafe. Sebelumnya senya sudah membayar uang minumannya yang hanya 12 ribu untuk satu cup chocolate milkshake yang ia pesan tadi
Diluar cafe hujan belum masih reda, dan itu membuat senya gusar. Baterai handphone-nya juga sudah habis dan itu membuat senya binggung ingin meminta bantuan ke mana, kalau saja handphonenya hidup ia sudah memberi pesan kepada ibunya untuk menjemput. See? Itu semua hanya seandainya saja
Tangan kecil senya menyentuh pelan ujung air hujan yang jatuh hingga gemercik air-nya mengenai seragam sekolahnya. Dingin sudah pasti tapi apa boleh buat, tidak ada cara selain harus menunggu hujan mereda
"Apa gue harus cari payung? Atau langsung lari ke halte? Argghh!" kaki senya menendang air hujan yang mengalir di sepanjang pinggiran jalan layaknya ia sedang menendang bola. Tidak sakit tapi membuat sepatu gadis itu basah total
Senya tak memperdulikan seragam ataupun sepatunya yang basah, karena rasa kesalnya sudah menutupi semuanyaTuhan, dengerin doa senya. Semoga ada orang yang mau nolong senya hari ini
Senya memejamkan matanya sesudah menatap langit sambil meminta suatu permohonan dan berharap doa gadis itu bisa terkabulkan. Beberapa detik kemudian, kedua mata senya kembali terbuka dan tidak sengaja melihat seseorang di sebelah kanannya
"Woy!" seru senya melambaikan tangannya ke arah cowok jakung yang berdiri di depan toko mainan dengan tangan kirinya menenteng sebuah payung advocate . Hal itu membuat hati senya senang dan berjalan mendekati cowok itu
Tadinya senya berpikir cowok itu orang asing, nyatanya salah. Semakin mendekat, mata senya semakin menatap jelas wajah familiar yang sering ia lihat. Sedetik kemudian, ingatan senya berhasil mengingat siapa cowok yang berdiri di ujung sana
Dan senya tau siapa cowok ituCowok yang merasa di panggil hanya menyergit tak bersahabat melihat gadis bejalan ke arahnya.
Cowok yang membawa payung itu tak lain dan tak bukan adalah Lanka Wiangkasa. Siswa yang duduk di kelas IPS 1, tapi ia sendiri masuk dalam kawasan siswa nakal di sekolah dan yang paling terkenal lanka salah satu orang terpenting dalam komplotan perkumpulan bernama Osgar."Apa"jawab lanka tanpa melirik
"Itu, gue bisa pinjem payung lo?" tunjuk senya ke arah payung di tangan lanka.senya menelan saliva-nya susah setelah melihat lekat-lekat cowok yang selalu ia hindari. Dari mata Lanka, sudah pasti cowok itu malas melihat keberadaan dirinya.Tapi senya tidak akan kecut sia-sia disini
"Gue perlu!" ketus Lanka tanpa menoleh ke arah gadis di sampingnya. Lanka itu kombinasi antara peralihan perduli dan bodo amat sekelilingnya. Buktinya, cowok itu selalu perduli dengan setiap temannya saja dan selalu bodo amat dengan orang lain. Bisa di hitung berapa banyak teman Lanka di kelasnya memakai jari, karena terlalu sedikit.
"Iya tau, tapi gue minjemin payung lo sampe halte doang kok" pinta senya memelas agar lanka itu mau meminjamkannya payung
"Pleasee! Tolongin gue" rengek senya seraya merapatkan kedua tangannya memohon
"Nggak! Sana gih" usir Lanka keras
Senya tetap senya. Bentakan keras tidak membuatnya kecut, sebelum payung itu beralih ke tangannya. Jangan harap dirinya pergi dari tempatnya
"gue janji bayar harga payung lo" tawar senya masih memelas
"Nggak perlu!"
"Sekali aja ya?"
"Nggak"
"Please lanka"
Suara dengusan kasar keluar dari mulut Lanka. Ia sangat benci melihat orang lain kesusahan apalagi harus meminta bantuan kepadanya. Kalau di depannya ini cowok pasti sudah Lanka biarkan tapi ini cewek cengeng yang terus-menerus meminta ia meminjamkan payungnya. Memberinya sama saja nanti ia kesusahan menuju mobilnya, kalau juga tidak memberinya sama saja membiarkan gadis di depannya ini memohon-mohon. Lanka nggak suka keadaan ini
Melihat Lanka berdiam diri ditempat membuat harapan senya pupus. Padahal lanka naik mobil, kenapa tidak bisa meminjamkan payungnya pada orang lain yang membutuhkan? Sifat itu yang senya benci dari seorang Lanka Wiangkasa! Selalu egois dan nggak pernah perduli sama siapapun
Modal nekat dan pasrah. Senya membulatkan tekadnya untuk berlari menerobos hujan menuju halte, dan bisa menelpon ibu-nya menggunakan telepon umum di dekat halte daripada harus menunggu hujan mereda. Tangan senya mengeratkan pegangan di tasnya kemudian mengambil ancang-ancang untuk berlari cepat
Satu
Dua
Hiyaa...
"Bawa" senya memberhentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah cowok jakung yang memakai hoodie hitam itu dengan nanar. Senang dan tak percaya apa yang senya dengar barusan kalau Lanka mau meminjamkan payungnya?
"Nanti lo sakit. Nambah dosa gue" ujar Lanka santai tapi membuat senya melongo bingung
Ya, lanka memberikan pinjaman payung ke pada gadis yang sedari tadi terus meminta-minta kepadanya. Ia tidak enak hati melihat gadis itu kehujanan, apalagi dirinya sempat melihat logo sekolahnya di seragam gadis itu. Dengan berat hati lanka menyodorkan payungnya ke arah gadis dengan nametag Senya Amirasudoyo di sudut kiri seragam gadis itu.
Setelah itu, lanka melenggang pergi dengan berlari cepat menuju mobilnya tanpa memberi kesempatan senya mengucapkan kata terima kasih. Dan itu membuat senya geleng-geleng kepala melihat tingkah lanka
Senya tidak mempedulikan lanka lagi, sekarang dia harus ke halte dan menelpon ibu-nya untuk segera menjemput. Dan besok, senya berniat mengembalikan payung advokat di tangannya ke pada memiliknya di sekolah
-----
Vote and comment
See you next partOktoberayy
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanka
Teen FictionMulanya karena hujan, dan senya harus mendapatkan dampaknya setelah seorang cowok memberikan pinjaman payung advokat waktu itu. Namanya Lanka,cowok yang berhasil membolak-balikkan keadaan senya Dialah Lanka,cowok yang membuat senya harus ekstra tah...