We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we you so do------
Pikiran senya masih berputar antara ia dan lanka minggu kemarin. Penampilan yang mengenaskan dan lanka yang manis, sungguh memikirkan itu senya tersenyum gila mengingatnya.
"Kak!" tegur alin di sela-sela lamunan senya "masih pagi, jangan gila deh"lanjut alin sambil memakai sepatu
Senya terseyum geli sendiri mendapati dirinya di bilang gila oleh alin. Iya, gila karena terobsesi ingin berada di dekat lanka, walau semenit saja.
"Kemarin itu siapa?" tanya alin tanpa melihat ke arah senya
"Dia itu lanka. Gimana? Ganteng nggak?"
Alin membalik tubuhnya dengan posisi setengah berjongkok. "Pasti dia cuek. Karakternya bisa ditebak.. "
"Jawab lin. Dia ganteng nggak?"
Alin terlihat berpikir mengingat visual wajah lanka
"Lebih ganteng dari shawn mendes?"Senya menggeleng cepat "versi Indonesia"
"Jujur. Bagi aku kak lanka ganteng sih, tapi kesan cueknya dalem banget.. "
Mendegar itu senya setuju. Lanka bukan tipikal cowok ramah,bukan juga cowok dingin. Hanya saja lanka tidak bicara, kecuali memang penting
"Mau tau sesuatu? Tapi jangan kasih tau ibu"
"Rahasia? Itu menarik. Apa kak?"
Senya menarik kusrinya ke arah alin untuk mendekat. Beberapa kalimat keluar dari mulut senya dengan berbisik pelan, setelah itu senya kembali ke tempat semula.
"Ibu! Kak senya lagi suka sama kak lanka!" alin berteriak keras setelah senya membisikan kalau kakaknya itu sedang mulai jatuh hati pada cowok bernama lanka.
Karena kesal, senya memasukan satu helai roti tawar ke mulut alin. Dan itu membuat alin terbatuk karena tersedak, senya baru sadar kalau adiknya itu bermulut ular, diam-diam berbisa.
"Ember! Nggak bisa jaga rahasia"geram senya dan hanya di balas cengiran dari alin.
"Udah gede masih harus pake rahasiaan"
Senya membuang mata jengah "nyesal udah kasih tau kamu"
"Mau tau sesuatu? Aku harap kak senya nggak marah"
Senya mengangguk, sembari mengikat tali sepatunya "nggak janji kalau itu buat kakak marah.. "
Alin menarik tas birunya, lalu meminum air.
Melihat itu, senya hanya mengernyitkan dahi
"Satu, tutup mata kakak"Alin menutup paksa kedua mata senya dengan kedua tangannya "dua, dengar baik-baik yang aku bilang"
"Cepetan. Kakak mau pergi sekolah lin"pinta senya di sela-sela alin menutup matanya.
"Kak. Alin suka kak lanka... "
Sedetik alin berkata, sedetik itu pula senya melotot kaget. Ia menatap alin sunguh-sungguh
"Tapi cuma bercanda.. " ujar alin kemudian berlari menjauh dari senya yang masih menahan rasa kesal dan marah mendengar adiknya suka dengan cowok yang juga ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanka
Teen FictionMulanya karena hujan, dan senya harus mendapatkan dampaknya setelah seorang cowok memberikan pinjaman payung advokat waktu itu. Namanya Lanka,cowok yang berhasil membolak-balikkan keadaan senya Dialah Lanka,cowok yang membuat senya harus ekstra tah...