-chapter 9

9 4 0
                                    

Satu langkah lagi
Semuanya akan jadi kita

------

Senya memainkan bolpoin di tangannya mengikuti garis di dalam buku. Tak ada kegiatan lain selain itu karena ia sedang menunggu pendaftaran mengikuti perlombaan yang ia lihat di brosur  kemarin. Sekarang ia berada di ruangan kesiswaan bersama adra dan mira

"Mir, lo bawa air mineral nggak? Gue haus.."adra mengibas-ngibaskan tangan ke arah wajahnya karena panas dan sesekali memegang tenggorokannya karena haus.

Mira menggeleng "di dalam tas ada. Tapi gue nggak bawa" lanjut mira dan di sambut wajah kusut dari adra.

"Males gue ambil ke kelas. Capek"

"Ya udah. Lo kantin sono beli air"

"Uangnya? Uang gue tinggal di baju olahraga"

Melihat itu, senya mengeluarkan uang di dalam saku dan memberikannya pada adra "beliin jus buat kita bertiga"

"Sok yes lo. Udah, uangnya lo simpen aja" adra menolak uang dari senya.

Diantara mira dan adra, hanya adra yang paham dengan kondisi keuangan senya saat ini. Senya bukanlah anak dari orang kaya, sungguh itu bukan dugaan yang sesuai dengan tingkah senya yang kerap kali terlihat dari kalangan anak orang kaya. Biarpun kehidupan senya lebih, senya hidup mandiri selama ia duduk di kelas sepuluh. Oleh karena itu,adra semampu mungkin tidak merepotkan senya untuk apapaun

"Lo pikir gratis? Ya kali gue mau kasih gratisan"tutur senya yang berhasil membuat adra menarik nafas kesal karena sudah salah menduga kalau senya memberikan uang itu secara gratisan.

"Kampret! gue pikir ngasih gitu aja, siniin uangnya biar gue ke kantin" adra mengambil uang dari tangan senya dan berlalu dari harapan kedua temannya itu.

Sepeninggalan adra, pendaftaran di ruangan kesiswaan sudah dibuka. Tadinya sebelum senya ke ruangan kesiswaan, tadi ia sempat bertemu pak warno yang kebetulan bertemu di depan kelas yang mengatakan bahwa masuk group films harus mengikuti seleksi berupa tes tulis dan tes bakat lebih dulu. Karena itu sekarang senya menjadi khawatir kalau saja ia tidak bisa melewati seleksi

"Gue masuk dulu"

"Udah buka? Ya udah lo masuk ke dalam gih"

"Do'ain gue biar lewat seleksi" kata senya memegang dadanya yang sudah berdetak kencang

"Pasti nya, ya udah sana masuk" mira mendorong tubuh senya ke dalam ruangan dan mengatakan 'semangat' di ujung pintu.

Tidak lama kemudian, adra datang membawa satu kantung plastik putih di tangannya
"Mir, mana senya?" tanya adra lalu mengeluarkan dua air mineral dari kantong plastik dan memberikannya kepada mira

"Baru aja masuk ke dalam" mira mengambil air mineral dari tangan adra dan membukanya

"Mau banget itu anak ikut lomba" ujar adra

Mira tersenyum dan menatap pintu ruangan kesiswaan "lo tau? Senya pinggin masuk harapan 1 di perlombaan"

"Kenapa cuma harapan 1?"

LankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang