-chapter 7

7 2 0
                                    

Diam, lari dan diam
Kamu pasti berubah

-----

Rapi cerminan dari kepribadian seseorang, apakah orang itu baik atau buruknya orang tersebut. Dan itu masih bisa di toleransi siapapun, termasuk lanka. Dirinya bukan orang rapi yang selalu disiplin di sekolah, bukan juga orang yang sesuka hati berpakaian di sekolah.

Lanka masih memahami mana yang dirinya bisa lakukan dan tidak, meskipun ia tidak 100 % berada di jalan yang benar. walau dirinya nakal dan sering melanggar aturan ia tidak pernah sampai terkena masalah besar hingga memanggil orang tua ke sekolah seperti teman-temannya yang lain. Karena bagi lanka, sebesar apapaun kenakalan yang ia berbuat, orang tuanya tidak boleh terkena imbasnya

Sekarang, lanka berdiri di barisan kedua dari depan menghadap pembina upacara yaitu pak warno. Saat pak warno memberikan nasihat, lanka hanya melihat tanpa menyimak sedikitpun
Baginya, nasihat pak warno sudah sering ia dengar dari guru lain yang menjadi pembina saat upacara.

"Baik, mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan. Apa yang saya berikan tadi mohon di renungkan sejenak, terutama pada anak-anak yang sering terlambat.. "Ujar pak warno tegas di akhir pidatonya di depan semua murid, sesekali tatapan pak warno jatuh ke pada lanka dan beberapa murid lainnya

"Semoga kedepannya, kalian bisa menjadi kepribadian lebih baik lagi. Terima kasih" pak warmo menutup pidatonya dan langsung di sambut tepukan tangan dari semua murid, tak terkecuali lanka.

Lanka sama sekali tidak merasa tersindir dengan ucapan pak warno apalagi dengan tatapan yang sempat ia lemparkan. Pak warno memberikan nasihat berpuluh kalipun, lanka akan tetap menjadi lanka bukan menjadi lanka baru

"Lan, abis upacara langsung ke laboratorium ya"
ujar juan mengingatkan lanka sebelum barisan di bubarkan

"Berapa menit lagi upacara selesai?"

Juan melihat arloji di pergelangan tangannya sejenak, setelah itu menatap lanka lagi  "dua menit lagi"

"Nanti nggak usah tunggu gue.. "Ujar lanka sambil memperhatikan barisan kelas sepuluh di ujung kanan yang sudah tidak beraturan. Kemudian, beralih lagi ke arah juan yang berdiri di sampingnya.

"Kenapa? Jangan bilang lo nggak siap tugas!"

"Yang ada lo sering minta contekan ke gue" lanka terkekeh pelan mendapati fakta kalau dirinya lebih sering menyiapkan tugas dibandingkan juan, tetapi malah dirinya yang terkena tuduhan tidak menyiapkan tugas.

"Jangan di ungkit dong lan. Pahala lo berkurang baru tau rasa" sahut juan yang juga ikut tertawa mendegar peryataan dari lanka.

Lanka hanya mengangguk dan melangkah meninggalkan barisannya menuju arah belakang.
alsannya sederhana. Lanka tidak suka panas, karena itu dirinya pindah posisi ke barisan belakang karena ada dua pohon yang cukup untuk menutupi wajahnya dari sengatan matahari.

Di kejauhan, mata lanka menangkap dua orang yang berjalan ke arah barisan kanan di sampingnya. Semakin lama, lanka merasakan suara langkah mereka mendekat ke arah sampingnya, walau begitu lanka hanya biasa saja dan terlihat tidak memperdulikan apapun

"Lan, ada hiyan?" tanya adra saat tepat berdiri di depan lanka. Pandangan lanka jatuh pada tangan adra yang memegang sebotol air mineral dan lanka yakin kedatangan adra ke sini hanya untuk memberikan air mineral itu. Dengan malas, lanka menunjukkan keberadaan hiyan menggunakan jarinya

"Itu dia. Makasih lan" ujar adra setelah melihat hiyan berdiri tidak jauh darinya "nya, tungguin gue di sini ya.. "

"Adra, gue ik--" ketika senya hendak berjalan,adra lebih dulu berlalu meninggalkan dirinya sendiri bersama lanka. Dalam keadaan seperti ini, senya harus benar-benar pasrah dan sabar saat adra bersama hiyan dan melupakan dirinya.

"Ngapain lo ikut dia?" lanka bersuara setelah melihat senya ingin mengikuti adra bertemu hiyan.

"Ngapain gue ikut dia?" senya balik bertanya dan langsung di balas tatapan jengkel dari lanka.

"Kayak nyamuk. Ngikut darah adra kemana aja"jawab lanka tegas dan membiarkan senya mencerna kalimatnya. Lanka tahu kalau cewek di depannya ini sangat lama mengerti istilah-istilah dan itu terlihat jelas pada kerutan kening senya

"Gue manusia, dan gue nggak suka darah adra"balas senya menentang peryataan lanka yang menurutnya tidak benar dan itu menyalahkan kehidupannya. Ia bukan vampir yang suka menghisap darah adra, lalu kenapa lanka mengatakan ia seorang nyamuk? Inilah sisi lain dari ia suka dari lanka. Aneh tetapi menarik

"Yang bilang lo bukan manusia siapa?"

"Lo! Tapi ya udah lah.. "

Senya mengaruk tengkuknya yang sedikit gatal karena rambutnya, selebihnya menahan malu karena ia sudah terkena zonk. Lanka hanya mengatakan kalau dirinya seperti nyamuk, tetapi ia sendiri sudah salah mengerti dan terkena batunya.

"buat lo" senya menawari air mineralnya yang masih terkemas rapat ke arah lanka untuk menutupi kecanggungan yang terjadi beberapa detik yang lalu.

"Makasih,tapi gue nggak haus!"

"Ambil aja,setelah itu lo bisa buang" senya melihat lanka diam, dan masih berdiri dengan tangan di kedua saku celana abu-abunya. hal itu membuat senya juga ikut terdiam, padahal ia ingin langsung menarik tangan lanka memberikan air mineral- nya

10 detik

15 detik

Perlahan tangan lanka mengambil air mineral itu kemudian membuka tutup botol dengan mudah Dengan beberapa tegukan saja, air mineral yang tadinya penuh hanya tinggal setengah bagian lagi.
Senyum senya pun akhirnya ikut mengambang di bibirnya bersamaan dengan air mineral yang di minum habis oleh lanka walaupun ia sempat menunggu lama lanka menerima tawarannya

"Ternyata benar" ujar senya menendang buah pohon yang jatuh di bawah kakinya. Mata senya mendongak ke arah lanka kemudian tersenyum lebar

Lanka menyergitkan kening binggung, saat seperti ini masih saja cewek di depannya bersikap tidak jelas dan lanka tidak menyukai orang yang berbicara dengan topik yang ia sendiri tidak paham "Tentang hal?"

"Gue mulai attracted sama lo"

Lanka tertawa miring "suka gue? Selama ini yang bilang ucapan kayak lo itu cuma orang yang suka sama gue.. "

Senya hanya bergumam pelan lalu kaki senya mendekat ke arah lanka. Tanpa meminta izin, senya sedikit berjinjit dengan kedua tangan senya menarik kedua sudut wajah lanka membentuk lengkungan hingga terlihat seperti senyuman

Senyuman Lanka. Melihat senyuman itu membuat senya ingin berlama-lama berdiri di dekat lanka walaupun dirinya harus ekstra lebih berani dan menanggung rasa malu. Biasanya cowok yang menyukai dirinya yang bertekuk lutut, tetapi lanka? Cowok seperti lanka mampu membuat senya yang harus lebih dulu mendekati.

"Bukan suka tapi masih dalam tahap tertarik. Dan gue pastiin beberapa hari kedepan gue udah suka" ucap senya lalu melepas tangannya dari wajah lanka. Satu hal yang membuat senya senang, saat ia menyentuh wajah lanka tadi cowok itu tidak bereaksi apa-apa

"Gue nggak perduli. Dan itu bukan urusan gue!" lanka mundur dari tempatnya kemudian berjalan menjauhi cewek yang membuatnya sudah mengumpat di dalam hati karena berani memegang wajahnya tanpa izin. Kalau bisa, sudah sejak tadi ia memaki senya namun ia sendiri tidak bisa melakukan itu.

Mungkin senya seorang cewek, tidak seharusnya di perlakukan secara kasar. Lanka masih perduli perasaan cewek aneh seperti senya.

-----

1. Attracted (tertarik)

Vote and comment
See you next part



LankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang